Jika kita sejenak mengingat peradaban Islam di masa lalu pastinya kita akan berdecak kagum betapa banyaknya ilmuwan muslim pada saat itu yang ikut andil dalam kemajuan di bidang ilmu pengetahuan. Salah satunya adalah kemajuan di bidang ilmu kedokteran misalnya saja Ibnu Sina, karya terbesarnya adalah Qanun Fi al Thibb (ensiklopedi kedokteran terbesar dalam sejarah sampe sekarang). Abu Ali al Hasan bin al Haytami, beliau adalah seorang dokter yang konsen di bidang optic, menemukan kaca mata dan teori bahwa benda bisa dilihat karena benda tersebut memantulkan cahaya, kemudian mata mempunyai kemampuan luar biasa membedakan warna. Dan yang patut kita teladani adalah bahwa ternyata selain mereka ahli dibidang ilmu pengetahuan, mereka juga ahli di bidang agama.
Pada zaman dahulu Al-Quran menjadi akar peradaban Islam yang sangat maju, karena sebenarnya ilmu pengetahuan merupakan salah satu pengejawantahan kitabullah. Tau ga sich… ternyata sebelum Ibnu Sina diangkat menjadi dokter istana ketika berusia 15 tahun, beliau telah menghafal Al-Quran dan menguasai ilmu hadist dalam usia kanak kanaknya...SubhanAllah.. Keren banget khan...
Seiring dengan waktu yang terus berjalan, peradaban yang dibangun beratus ratus tahun runtuh perlahan lahan. Lihat saja kondisi umat Islam saat ini, begitu banyaknya ummat islam yang mempunyai akidah dan akhlak yang lemah yang melenceng dari Al-Quran dan Sunnah Rasul. Seperti budaya Westernisasi yang kian lama menjadi trendsetter, terus keracunan' pembaharuan 'pemikiran Islam berupa sekularisasi, rasionalisasi, dan liberalisasi. Maka dari itu untuk membangun Peradaban Islam yang berjaya kita harus bangkit dan berjuang secara berjamaah untuk menegakkan Peradaban Islam di bumi ini dengan cara kita harus lebih sensitive terhadap jatuh bangunnya peradaban islamdan mulailah memahami kondisi serta problematika ummat islam masa kini, dan yang lebih penting adalah memahami konsep konsep Peradaban Islam (beribadah kepada ALLAH dan mengajak orang lain untuk beribadah kepada ALLAH).
Kebangkitan Islam yang kontemporer adalah tidak hanya bermodalkan semangat, ungkapan verbal, dan slogan, melainkan kebangkitan yang benar benar di dasarkan pada Al-Quran dan Sunnah Rasul. Walaupun tidak di ragukan bahwa kebangkitan Islam di kalangan para pemuda mempunyai kelebihan dan keseriusan, namun ada beberapa kritik yang mungkin bisa menjadikan kita motivasi untuk menjadi yang lebih baik lagi diataranya :
Kedangkalan Studi Islam dan Syariatnya hal ini disebabkan karena mempelajari islam secara ortodidak.
Tidak mengakui kebenaran pendapat orang lain Sibuk dengan masalah masalah sampingan dan mengabaikan yang pokok misalnya saja para pemuda aktivis terlampau meyibukkan diri pada masalah masalah yang tidak prinsipil dan tidak memberikan perhatian yang memadai pada masalah masalah besar yang berhubungan dengan eksistensi dan masa depan umat.
Berdialog dengan cara yang kasar dan keras Cenderung mempersulit persoalan, dalam pendirian dan sikap keberagamaan, berwawasan agama sempit, tidak menyukai keringanan (rukhsah) menolak fatwa fatwa ulama fikih yang memberikan keleluasaan praktek hukum, bahkan bersikap dalam batas batas tertentu bersikap ekstrem dam pemikiran dan perilakunya bersikukuh dalam pendirian dan sikap keberagamaan, berwawasan agama sempit, tidak menyukai keringanan (rukhsah) menolak fatwa fatwa ulama fikih yang memberikan keleluasaan praktek hukum, bahkan bersikap dalam batas batas tertentu bersikap ekstrem dam pemikiran dan perilakunya
Kebangkitan memang tak seharusnya dilawan tetapi harus diarahkan. Indikator yang sangat jelas adalah keinginan kuat untuk kembali kepada fitrah. Dalam kondisi apapun dan bagaimanapun kita harus tetap konsisten dan berkomitmen kepada Islam. Untuk menuju kebangkitan Islam, maka kita sebagai pemuda pemudi Islam dapat berfikir lebih kritis, terbuka dan dinamis agar nantinya bisa mempersiapkan generasi khairu ummah yaitu dengan memperkuat iman dan taqwa kita kepada ALLAH dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta teknologi yang insyaALLAH bermanfaat untuk kemajuan ummat Islam.
Mahasiswi FK Unissula 2005 Referensi : Catatan Sejarah Peradaban Islam.
Post a Comment