"Sebesar-besar keuntungan di dunia adalah menyibukkan dirimu setiap pada aktivitas yang akan memberikan manfaat paling banyak di hari akhir. Menyia-nyiakan waktu lebih berbahaya daripada kematian; karena menyia-nyiakan waktu dapat memutusmu dari allah dan hari akhir, sedangkan kematian memutusmu dari dunia dan penghuninya"(Ibnu Qayyim al-Jauziyah)
Segala yang ada didunia ini berjalan. Bumi dan seluruh isi alam semesta ini bergerak bahkan atom unsur dari sebuah benda juga terus bergerak karena bahkan hidup hanya bisa disambung dengan gerak. Imam syafi'i dalam pembukaan syairnya menulis, "berpergianlah, kamu pasti akan pengganti apa yang kamu tinggalkan. Berusaha keraslah, karena kenikmatan hidup ada pada usaha keras."
Segala kebesaran hidup ini dibangun orang-orang yang biasa bergerak. Karena jasa orang-orang yang bergerak itulah hidup ini terus punya dinamika. Di dunia dakwah, para dai dan para aktifis pergerakan yang tidak pernah diam. Mereka tidak henti-hentinya membimbing masyarakat dan menysun strategi, bagaimana agama ini semakin kokoh. Allah sendiri menjelaskan, bahwa bergerak dalam hidup tidak hanya untuk berperang, tapi juga mengadakan perjalanan di muka bumi untuk kegiatan positif apa aja. ”hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu seperti orang-orang yang kafir, yang mengatakan kepada saudara-saudara mereka apabila mereka mengadakan perjalanan di muka bumi atau berperang: 'kalau mereka tetap bersama-sama kita tentulah kita tidak akan mati dan tidak dibunuh.” (QS Ali-Imran:156)
Kita tidak boleh berhenti bergerak kecuali sekedar jenak-jenak yang kita perlukan untuk mengambil bekal dan istirahat. Hidup ini akan terus berdenyut. Dengan atau tanpa kita. Telalu teragis untuk tegilas dinamika hidup, lantaran kita memilih banyak diam. Banyak ragam dan ruang gerak untuk kita, sebagai muslim, sebagai Dokter, sebagai ahli hukum, pengusaha, atau sebagai apa saja berdenyutlah, bergerakah agar kita tidak mati sebelum waktumya.
Hidup ini harus bergerak. Tidak boleh diam dan berhenti dalam satu titik saja. Kita harus terus bergerak. Dari sartu kegiatan ke kegiatan lainnya. Dari satiu karya ke karya lainnya. Dari satu kebaikan ke kebaikan lainnya.Dari satu prestasi ke prestasi lainnya. Bahkan kadang, dari satu tempat ketempat lainnya. Dengan interval dan ukuran yang berimbang. ”maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lainnya, dan hanya kepada tuhanmulah kamu berharap.” (Qs. Al-insyirah : 7-8). (Pernah di muat Di Buletin Al-Haqq BAI FK Unissula)
Post a Comment