Dengan program PBL, hari berlalu dengan cepat. SGD, kuliah integrasi, praktikum, skill lab, ujian, mencari bahan seakan menjadi rutinitas yang dilakukan masiswa PBL. Pada awal mengikuti program ini (student centre) terasa berat karena kita dituntut untuk aktif padahal kita berasal dari sekolah yang bermacam-macam yang mayoritas bersifat teacher centre. Dalam satu meinggu kita harus bisa mempelajari satu masalah dalam skenario dari berbagai bidang ilmu sehingga kita harus belajar banyak.walaupun dalam satu minggu bisa memahami masalah tersebut tetapi setelah beberapa mminggu kadang lupa. Atau bahkan dalam seminggu belum memahami betul tentang masalah tersebut minggu kedua, ketiga dan seterusnya harus mempelajari masalah lain. Apakah karena kita tidak mempunyai ilmu dasar sehingga materi cepat lupa??lalu bagaimana solusi agar tidak mudah lupa materi - materi yang sudah berlalu..
Nur Nahdloh (Mahasiswi FK Unissula 2005)
Menanggapi pendapat bahwa dengan pendekatan PBL, beban belajar mahasiswa menjadi sangat berat, saya sangat memahami. Kurikulum pendidikan sarjana kedokteran sekarang ini disusun untuk 3,5 tahun, dengan tambahan beban ketrampilan klinik/skill lab. Pada kurikulum lama, kurikulum disusun untuk 4 tahun sedangkan materi ketrampilan klinik tidak diajarkan. Jadi wajar jika beban mahasiswa PBL terasa lebih berat daripada mahasiswa reguler. Akan tetapi perlu dilihat manfaat yang akan anda peroleh dari perbedaan tersebut. Dengan pendekatan PBL, anda memiliki kesempatan belajar ketrampilan klinis sejak dini dan anda memiliki kesempatan untuk mendidik diri menjadi five star doctor dengan pendekatan yang dipergunakan di PBL. Five star doctor mengharuskan anda menjadi lebih care provider, communicator manager, community leader dan decision maker. Pada kurikulum lama, mahasiswa hanya dididik untuk menjadi care provider saja. Tidak ada pola didikan yang baik untuk mencetak mahasiswa menjadi communicator, karena mahasiswa tidak dibiasakan untuk bicara dan menjelaskan. Tidak juga ada pola untuk mendidik anda menjadi pemimpin, sekalipun sekalipun pemimpin kelas kecil yang hanya terdiri dari 12 mahasiswa. Tidak ada juga pembiasaan untuk mendidik mahasiswa memutuskan dan menyelesaikan masalah menggunakan metode ilmiah, sehingga mahasiswa tidak terdidik untuk menggunakan critical thinking dalam menyusun clinical reasoning. Dengan kegiatan di SGD, sadar atau tidak, sesungguhnya anda dididik untuk itu. Tinggal bagaimana anda memanfaatkan fasilitas “tempat berlatihh” yang telah kami sediakan ini untuk menggembleng diri anda sendiri.
Masalah seminggu harus menguasai sedemikian banyak ilmu, ya begitulah konsekuensi dari kurikulum 3,5 tahun. Agar tidak lupa, kami sudah menyediakan beberapa modul untuk mereview kembali pemahaman anda. Inilah yang kami sebut dengan Spiral Curriculum. Modul tumbuh kembang geriatri, penyakit tropik, kegawatdaruratan adalah contoh modul spiral. Selain itu, pada modul tertentu, sebuah topik yang telah dibahas di modul sebelumnya dibahas ulang lagi pada modul tersebut.
Agar materi tidak lupa? Saran saya, anda harus benar-benar menerapkan deep learning. Selain itu, pada saat diskusi SGD, biasakan untuk melakukan teaching each other ketika mejelaskan konsep yang harus didskusikan. Saya selalu melarang anda untuk melihat laptop atau layar ketika anda menjelaskan kepada teman, karena kalau anda melihat laptop atau layar, anda hanya sekedar membaca tersebut, saya yakin apa yang anda tulis tidak atau belum anda fahami sama sekali saat anda harus menyampaikan pada teman lain di SGD.
Sekali lagi, penerapan kurikulum baru ini harus dibarengi dengan perubahan paradigma, bahwa ilmu yang harus anda kuasai “kedokteran” selalu berkembang setiap jam, sehingga jika anda menuntut dosen utnuk “menyuapi” anda, maka anda akan ketinggalan. Oleh karena itu, yang kami bekalkan kepada anda adalah keahlian untuk belajar secara mandiri sehingga sepanjang hayat anda dapat selalu mengupdate ilmu anda secara mandiri. Ingat Dik, Learning is a never ending activity. Apa yang anda dapat hari ini justru akan memotivasi anda untuk belajar banyak hal, bukan memotaivasi anda untuk puas dengan yang telah anda ketahui.
Anyway, terima kasih atas masukan dan komentarnya tentang pelaksanaan PBL di FK Unissula. Saya akan sangat berterimakasih jika evaluasi seperti ini sering dilaksanakan, karena pada dasarnya evaluasi adalah langkah menuju kebaikan. Jazakumullahi khaira jaza’.
Bu Endang (Sekretaris Medical Education Unit FK Unissula)
Post a Comment