SURAT KETERANGAN BAI FK UNISSULA / B / 09/ VII / 2009
Sehubungan dengan adanya kesimpangsiuran informasi mengenai Maruto, kami atas nama Badan Amalan Islam (BAI) FK Unissula menyatakan bahwa :
Maruto (29), warga Desa Pakisan, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, yang disebut-sebut sebagai kaki tangan jaringan teroris kelompok Noordin M Top. TIDAK TERCATAT SEBAGAI ANGGOTA BADAN AMALAN ISLAM (BAI).
Adapun pemberitahuan mengenai buronan adalah anggota BAI, adalah tidaklah benar.
Salah satu ayat hijab yang ditafsirkan secara kontroversial oleh Quraish Shihab di dalam tafsirnya adalah :
"Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka’. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu, dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Tafsir Quraish Shihab tentang ayat-ayat hijab banyak dipengaruhi oleh pemikiran Muhammad Thahir bin Asyur dan Muhammad Said Al-Asymawi, dua tokoh berpikiran liberal asal Tunis dan Mesir, yang berpendapat bahwa jilbab adalah produk budaya Arab.
Asymawi menulis sebuah buku yang berjudul Kritik Atas Jilbab, yang diterbitkan oleh Jaringan Islam Liberal dan The Asia Foundation, April 2003, editor Nong Darol Mahmada, seorang aktivis liberal. Pandangan yang mengatakan bahwa jilbab itu tidak wajib ditegaskan dalam buku ini. Bahkan Asymawi dengan lantang berkata bahwa hadits-hadits yang menjadi rujukan tentang pewajiban jilbab atau hijab itu adalah hadis ahad yang tak bisa dijadikan landasan hukum tetap. Buku ini, secara blak-blakan, mengurai bahwa jilbab itu bukan kewajiban. Bahkan tradisi berjilbab di kalangan sahabat dan tabi’in, menurut Asymawi, lebih merupakan keharusan budaya daripada keharusan agama.
Setidaknya ada dua poin besar yang bisa kami rumuskan berkaitan dengan penafsiran Quraish Shihab terhadap ayat hijab.
Pertama, Quraish Shihab berpendapat bahwa Al-Quran tidak menentukan secara tegas dan rinci tentang batas-batas aurat, sehingga hal itu dianggap sebagai masalah khilafiyah. Bahkan, Najwa Shihab, salah satu putrinya, juga sering tampil di publik tanpa memakai kerudung.
Ini merupakan tanda bahwa M. Quraish Shihab konsisten dengan pendapatnya. Sebab kalau ada ketentuan yang pasti dan batas yang jelas, maka kaum muslimin dan para ulamanya tidak akan berbeda pendapat. Meskipun masing-masing cerdik pandai memiliki alasan tiap kali menyampaikan pendapat. Namun pendapat mereka tidak lepas dari pertimbangan adaptasi, logika, pertimbangan kerawanan terhadap rangsangan syahwat, dan tentu saja pertimbangan teks keagamaan.
Kedua, Quraish Shihab berpendapat bahwa jilbab merupakan adat istiadat dan produk budaya Arab. Dan menurutnya, dengan mengutip perkataan Muhammad Thahir bin Asyur, bahwa adat kebiasaan suatu kaum tidak boleh –dalam kedudukannya sebagai adat– untuk dipaksakan terhadap kaum lain atas nama agama, bahkan tidak dapat dipaksakan pula terhadap kaum itu. Menurut Asymawi, illat hukum pada ayat ini (Al-Ahzab ayat 59), atau tujuan dari penguluran jilbab adalah agar wanita-wanita merdeka dapat dikenal dan dibedakan dengan wanita-wanita yang berstatus hamba sahaya dan wanita-wanita yang tidak terhormat, supaya tidak terjadi kerancuan di antara mereka. Illat hukum pada ayat di atas, yaitu membedakan antara orang-orang merdeka dan hamba sahaya kini telah tiada, karena masa kini sudah tidak ada lagi hamba sahaya. Dengan demikian, tidak ada lagi keharusan membedakan antara yang merdeka dengan yang berstatus budak, maka ketetapan hukum yang dimaksud menjadi batal dan tidak wajib diterapkan berdasar syariat agama. Demikian pendapat Muhammad Said Al-Asymawi sebagaimana dikutip oleh Quraish Shihab.
Sangat gamblang sekali, bahwa penafsiran Quraish Shihab tentang ayat hijab sangat dipengaruhi corak pemikiran liberal, yang diusung oleh Ibnu Asyur dan Asymawi. Sehingga, Quraish Shihab terjebak ke dalam belenggu relativisme tafsir yang merupakan buah dari ilmu hermeneutika yang disuntikkan ke dalam ilmu tafsir. Dan menurut hermeneutika ini, tidak ada tafsir yang qath’i, tidak ada yang pasti kebenarannya, semuanya relatif, semuanya zhanni.
Pengumuman Juara Lomba Cerdas Cermat Islami dan Lomba Kaligrafi 2009
Lomba Kaligrafi Juara (lk) : Ahmad Musmulyo (2007) Juara (pr) : Dian Novita Sari (2006)
Lomba Cerdas Cermat Islami Tim Putra Juara I : Tim Abu Dzar (Angkatan 2008) Juara II : Tim Abu Hurairah (Angkatan 2007) Angkatan 2006 diskualifikasi Tim Putri Juara I : Angkatan 2007 Juara II : Angkatan 2006 Juara III : Angkatan 2008
Selamat kepada pemenang lomba. Hadiah diberikan pada malam puncak NARCIS Hari Jumat, 24 Juli 2009 Gedung B Lt.3
Presented by Badan Amalan Islam dan Dewan Tanfidz Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unissula 2009
Assalamu'alaykum wr wb.. salam ukhuwah!!! akan diadakan
BEDAH BUKU 'GOMBAL WARNING' bersama BURHAN SODIQ (pengarang)
Pada hari Sabtu tgl 25 Juli 2009 di Gdg B Lat 3 (FK UNISSULA) pukul 08.00-11.45, bagi yang berminat hubungi tmn2 LDF tiap fakultas atau hubungi langsung kesini.. (HTM:5000-->snack +note) buruuannn! jangan mpe kehabisan!InsyaAllah dpet ilmu bermanfaat...^^ Wassalamu'alaykum wr wb..
Dalam buku yang berjudul Yusuf as. karya Amru Khalid, beliau menjelaskan bahwa Al-Qur'an merupakan syifâ' atau penawar/obat bagi hati (QS Al-Isrâ' (17):82). Sedangkan madu merupakan syifâ' atau penawar/obat bagi tubuh. (QS An-Nahl (16):69). Dari Abu Sa'id Al-Khudri ra. bahwa pada suatu ketika datanglah seorang laki-laki menghadap Rasulullah Saw dan berkata, "Saudaraku mengeluhkan sakit pada perutnya."
Rasulullah Saw bersabda, "Minumkanlah padanya madu." Orang itu lalu pergi dan kembali lagi, ia berkata, "Aku telah meminumkannya madu, namun tidak ada perubahan apa-apa." Di dalam redaksi yang lain, orang itu berkata, "Madu itu hanya membuat perutnya lega 2 atau 3 kali." Dan setiap kali menerima pengaduan laki-laki itu, Rasulullah Saw selalu berkata (kepada lelaki itu), Minumkanlah padanya madu." Sampai akhirnya pada kali ketiga atau keempat Rasulullah Saw bersabda, "Allah pasti benar, yang berdusta adalah perut saudaramu. Pergilah dan minumkanlah padanya madu." Kemudian laki-laki itu pergi dan meminumkan madu kepada saudaranya dan sembuhlah saudaranya itu. (HR Bukhari dan Muslim).
Rasulullah Saw bersabda, "Kesembuhan terdapat dalam 3 hal: minum madu, berbekam, dan menggosok bagian tubuh yang sakit dengan besi yang dipanaskan dengan api, tetapi aku melarang umatku untuk melakukan penyembuhan dengan penggosokan menggunakan besi panas (HR Bukhari).
Di dalam kitab Sunan Ibnu Majah terdapat sebuah hadits marfu' dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa yang minum madu 3 tegukan dalam setiap bulannya, dia tidak akan terkena bala' yang besar." (HR Ibnu Majah)
Hadits ini menunjukkan bahwa jika madu dikonsumsi dengan cara seperti yang disebutkan oleh Rasulullah (3 kali dalam setiap bulan), maka kebiasaan ini akan dapat membuat tubuh orang yang melakukannya mampu mencegah timbulnya penyakit melalui sesuatu yang kita kenal dengan nama "antibodi".
Banyak penelitian laboratorium yang menunjukkan bahwa madu memiliki khasiat dapat membunuh beberapa jenis bakteri, baik bakteri "gram negatif" maupun bakteri "gram positif".
Beberapa ilmuwan yang mengumumkan hasil penelitian mereka pada tahun 1985 telah melakukan serangkaian percobaan laboratorium yang membandingkan pengaruh madu terhadap zat antibiotik yang telah dikenal luas, semisal Spiramisin dan obat anti jamur Nistatin. Dari penelitian itu diketahui bahwa madu lebih efektif dalam membunuh bakteri yang digunakan dalam uji coba adalah bakteri-bakteri yang terkenal sebagai penyebab penyakit radang usus, paru-paru dan ginjal yang sebagian darinya mampu melawan antibiotik yang kita gunakan pada saat itu. Seperti membunuh bakteri E Coli, Proteus dan Kelebsiella.
Selain itu mampu membunuh bakteri Salmonella dan Shingella yang menjadi biang keladi terjadinya penyakit diere akut.
Beberapa ilmuwan Mesir telah mempelajari mengenai mekanisme madu dalam melawan bakteri (dipublikasikan di jurnal "Dunia bakteri" pada tahun 1984). Mereka menemukan beberapa mekanisme yang mungkin dilalui madu dalam menjalankan tugasnya dalam membunuh bakteri, sebagai berikut :
a. Efektivitas madu dalam melawan bakteri sebenarnya terkandung dalam kandungannya yang memiliki tekanan osmotik tinggi, asalkan madu tersebut tidak memiliki kandungan air lebih dari 20%
b. Faktor kedua yang dimiliki madu dan berperan penting dalam fungsinya untuk membunuh bakteri adalah karena madu memiliki tingkat keasaman (PH) sebesar 3,5
c. Faktor ketiga adalah adanya kandungan zat yang dinamakan "Inhibine" yang menurut penelitian adalah termasuk hidrogen peroksida.
Mail of bai_fkunissula@yahoo.com Document's of FULDFK
PERHATIAN ! Artikel ini bukan materi perkuliahan. Namun hanya sebagai suplemen dari perkuliahan mengenai Sistem Saraf dari BAI FK Unissula. Materi Kuliah akan dimuat pada kesempatan berikutnya.
PreFrontal Cortex, yang terletak tepat di belakang dahi (forehead), merupakan bagian terbesar dari frontal lobe dan berfungsi untuk membentuk sifat-sifat seseorang, dan memiliki efek dalam menentukan kemampuan mengambil inisiatif dan mempertimbangkan sesuatu (judgement).
Karena prefrontal cortex terletak tepat di belakang dahi yang sangat dalam, bagian ini mengontrol sifat-sifat manusia seperti kejujuran dan kebohongan, benar dan salah, dan kemampuan membedakan di antara sifat-sifat tersebut.
Frontal lobe pada otak manusia dipercaya sebagai pusat pengendali inisiatif manusia untuk berbohong. Semua aktifitas mental berbohong dilakukan di dalamnya dan kemudian ditransfer ke organ-organ penyampai melalui tindakan kebohongan. Rencana-rencana jahat juga dilakukan dalam frontal lobe ini sebelum ditransfer ke organ-organ pelaksananya. (Gray Anatomy : Warwick & Williams)
“Prefrontal cortex is uniquely large in the human brain and is concerned with the highest brain function, including abstract thinking, decision-making, anticipating the effect of particular courses of action, and social behaviour” (Clinical Neuroanatomy and Neuroscience : FitzGerald)
“The Prefrontal cortex is concerned with the make up of a person’s personality, intellect, complex learning abilities, recall of information, initiative, judgement, foresight, reasoning, conscience, intuition, mood, planning for the future, and development of abstract ideas.
A person with bilateral damage to the prefrontal cortex typically become rude, inconsiderate, incapable of accepting advice, moody, inattentive, less creative, unable to plan for the future, and incapable of anticipating the consequences of rash or reckless words or behaviour.” (Principles of Anatomy and Physiology :Tortora & Derrickson)
“The prefrontal cortex. These parts are involved in the planning and initiation of willed movement.” (principles of neurology : Adams and Victor)
Al-‘alaq : 15-16 (15) "Nay! if he desist not, We would certainly smite his forehead" Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya
(16) "A lying, sinful forehead." (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka
Reference : Dr. Sharif Kaf Al Ghazal : Reflections on the Medical Miracles of the Holy Quran
..Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al Quran setelah beberapa waktu lagi.. (Shaad : 88)
(Dept.Medical Islam DKM Asy-Syifaa’ FK Unpad) Mail of bai_fkunissula@yahoo.com Document's of FULDFK
Hikmah Didahulukan Pendengaran daripada Penglihatan Di Dalam Al-Quran
PERHATIAN ! Artikel ini bukan materi perkuliahan. Namun hanya sebagai suplemen dari perkuliahan mengenai Pendengaran dari BAI FK Unissula. Materi Kuliah akan dimuat pada kesempatan berikutnya.
Manusia ketika hilang matanya, maka hilanglah segalanya, hidup dalam kegelapan sepanjang waktu, tidak bisa melihat apa-apa... Akan tetapi kalau manusia kehilangan pendengarannya, maka dia masih bisa melihat. Pada saat itu, musibah yang ia derita lebih ringan daripada ia kehilangan mata.
Akan tetapi Allah ta'alaa ketika menyebutkan kata "pendengaran" dalam Al-Qur'an selalu didahulukan daripada penglihatan. Sungguh, ini merupakan satu mu'jizat Al-Qur'an yang mulia. Allah telah mengutamakan dan mendahulukan pendengaran daripada penglihatan. Sebab, pendengaran adalah organ manusia yang pertama kali bekerja ketika di dunia, juga merupakan organ yang pertama kali siap bekerja pada saat akhirat terjadi. Maka pendengaran tidak pernah tidur sama sekali.
Sesunguhnya pendengaran adalah organ tubuh manusia yang pertama kali bekerja ketika seorang manusia lahir di dunia. Maka, seorang bayi ketika saat pertama kali lahir, ia bisa mendengar, berbeda dengan kedua mata. Maka, seolah Allah ta'alaa ingin mengatakan kepada kita, "Sesungguhnya pendengaran adalah organ yang pertama kali mempengaruhi organ lain bekerja, maka apabila engkau datang disamping bayi tersebut beberapa saat lalu terdengar bunyi kemudian, maka ia kaget dan menangis. Akan tetapi jika engkau dekatkan kedua tanganmu ke depan mata bayi yang baru lahir, maka bayi itu tidak bergerak sama sekali (tidak merespon), tidak merasa ada bahaya yang mengancam. Ini yang pertama.
Kemudian, apabila manusia tidur, maka semua organ tubuhnya istirahat, kecuali pendengarannya. Jika engkau ingin bangun dari tidurmu, dan engkau letakkan tanganmu di dekat matamu, maka mata tersebut tidak akan merasakannya. Akan tetapi jika ada suara berisik di dekat telingamu, maka anda akan terbangun seketika. Ini yang kedua.
Adapun yang ketiga, telinga adalah penghubung antara manusia dengan dunia luar. Allah ta'alaa ketika ingin menjadikan ashhabul kahfi tidur selama 309 tahun, Allah berfirman: Maka Kami tutup telinga-telinga mereka selama bertahun-tahun (selama 309 tahun, lihat pada ayat 25 berikutnya -pent) (Q.S. Al-Kahfi: 11)
Dari sini, ketika telinga tutup sehingga tidak bisa mendengar, maka orang akan tertidur selama beratus-ratus tahun tanpa ada gangguan. Hal ini karena gerakan-gerakan manusia pada siang hari menghalangi manusia dari tidur pulas, dan tenangnya manusia (tanpa ada aktivitas) pada malam hari menyebabkan bisa tidur pulas, dan telinga tetap tidak tidur dan tidak lalai sedikitpun.
Dan di sini ada satu hal yang perlu kami garis bawahi, yaitu sesungguhnya Allah berfirman dalam surat Fushshilat: Dan kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian yang dilakukan oleh pendengaranmu, mata-mata kalian, dan kulit-kulit kalian terhadap kalian sendiri, bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kalian kerjakan. (Q.S. Fushshilat: 22)
Kenapa kalimat "pendengaran" dalam ayat tersebut berbentuk tunggal (mufrad) dan kalimat "penglihatan" dan "kulit" dalam bentuk jamak ? Padahal, bisa saja Allah mengatakannya: Pendengaran-pendengaran kalian, penglihatan-penglihatan kalian, dan kulit-kulit kalian.
Dan memang konteks ayatnya adalah pendengaran dan penglihatan (bentuk tunggal) atau pendengaran-pendengaran dan penglihatan-penglihatan (bentuk jamak). Akan tetapi Allah ta'alaa dalam ayat di atas -yang demikian rinci dan jelas- ingin mengungkapkan kepada kita tentang keterperincian Al-Qur'an yang mulia. Maka mata adalah indera yang bisa diatur sekehendak manusia, saya bisa melihat dan bisa tidak melihat, saya bisa memejamkan mata bila saya tidak ingin melihat sesuatu, memalingkan wajahku ke arah lain, atau pun mengalihkan pandanganku ke yang lain yang ingin saya lihat. Akan tetapi telinga tidak memiliki kemampuan itu, ingin mendengar atau tidak ingin mendengar, maka anda tetap mendengarnya. Misalnya, anda dalam sebuah ruangan yang di sana ada 10 orang yang saling berbicara, maka anda akan mendengar semua suara mereka, baik anda ingin mendengarnya atau tidak; anda bisa memalingkan pandangan anda, maka anda akan melihat siapa saja yang ingin anda lihat dan anda tidak bisa melihat orang yang tidak ingin anda lihat. Akan tetapi, anda tidak mampu mendengarkan apa yang ingin anda dengar perkataannya dan tidak juga mampu untuk tidak mendengar orang yang tidak ingin anda dengar. Paling-paling anda hanya bisa seolah-olah tidak tahu atau seolah-olah tidak mendengar suara yang tidak ingin anda dengar, akan tetapi pada hakikatnya semua suara tersebut sampai ke telinga anda, mau atau pun tidak.
Jadi, mata memiliki kemampuan untuk memilih; anda bisa melihat yang itu atau memalingkan pandangan mata dari hal itu, saya pun demikian, dan orang lain pun demikian, sedangkan pendengaran; setiap kita mendengar apa saja yang berbunyi, diinginkan atau pun tidak. Dari hal ini, maka setiap mata berbeda-beda pada yang dilihatnya, akan tetapi pendengaran mendengar hal yang sama. Setiap kita memiliki mata, ia melihat apa saja yang ia mau lihat; akan tetapi kita tidak mampu memilih hal yang mau kita dengarkan, kita mendengarkan apa saja yang berbunyi, suka atau tidak suka, sehingga pantas Allah ta'alaa menyebutkan kalimat "pandangan" dalam bentuk jamak, dan kalimat "pendengaran" dalam bentuk tunggal, meskipun kalimat pendengaran didahulukan daripada kalimat penglihatan. Maka pendengaran tidak pernah tidur atau pun istirahat. Dan organ tubuh yang tidak pernah tidur maka lebih tinggi (didahulukan) daripada makhluk atau organ yang bisa tidur atau istirahat. Maka telinga tidak tidur selama-lamanya sejak awal kelahirannya, ia bisa berfungsi sejak detik pertama lahirnya kehidupan yang pada saat organ-organ lainnya baru bisa berfungsi setelah beberapa saat atau beberapa hari, bahkan sebagian setelah beberapa tahun kemudian, atau pun 10 tahun lebih.
Dan telinga tidak pernah tidur, ketika engkau sedang tidur maka semua organ tubuhmu tidur atau istirahat, kecuali telinga. Jika terdengar suara disampingmu maka spontan engkau akan terbangun. Akan tetapi, jika fungsi telinga terhenti, maka hiruk-pikuk aktivitas manusia di siang hari dan semua bunyi yang ada tidak akan membangunkan tidur kita, sebab alat pendengarannya (penerima bunyi) yaitu telinga tidak bisa menerima sinyal ini. Dan telinga pulalah yang merupakan alat pendengar panggilan penyeru pada hari qiamat kelak ketika terompet dibunyikan.
Dan mata membutuhkan cahaya untuk bisa melihat, sedangkan telinga tidak memerlukan hal lain. Maka, jika dunia dalam keadaan gelap, maka mata tidak bisa melihat, walaupun mata anda tidak rusak. Akan tetapi telinga bisa mendengar apapun, baik siang maupun malam; dalam gelap maupun terang benderang. Maka telinga tidak pernah tidur dan tiak pernah berhenti berfungsi.
Mail of bai_fkunissula@yahoo.com Document's of FULDFK
Buah Zaitun, Warisan Al-Quran yg dilupakan Umat Islam
ZAITUN Sungguh, banyak sekali penyebutan Zaitun di dalam Al Qur’an, Alloh Azza wa Jalla bersumpah dengan zaitun tersebut dalam firman Nya:’ Demi pohon Tien dan Zaitun.‘ (At-Tin 1-2), dan firmanNya dalam surat An-Nuur ayat 35 ,’ Dinyalakan (dengan minyak) dari sebuah pohon yang diberkahi, (yaitu) zaitun yang tidak tumbuh di sebelah timurnya dan tidak pula disebelah baratnya, hampir-hampir minyaknya saja menerangi walaupun tidak disentuh api”.
Kemudian dalam surat Al Mukmin ayat 20, Alloh Azza wa Jalla berfirman,”Dan pohon yang (tumbuh) keluar dari Tursina, yang (pohon zaitun) itu menghasilkan minyak dan menjadi kuat bagi orang-orang yang makan.”
Demikian pula di didalam hadits Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam , beliau bersabda,”Hendaklah kalian menggunakan minyak zaitun sebagai lauk dan buatlah ia sebagai minyak oles, karena ia (minyak zaitun) berasal dari pohon yang diberkahi.” (HR Abu Daud, disebutkan dalam Shahihul-Jami’ no 4921 dan menurut Syaikh Al Albani ini merupakan hadits shahih).
Para ulama juga banyak menyebutkan tentang keutamaan minyak zaitun dan manfaatnya yang sangat besar ditinjau dari sisi gizi dan pengobatan, seperti diantaranya Imam Ibnul Qoyyim Al jauziyah dalam kitabnya At Thibb An- Nabawiyah.
Demikian pula dengan kedokteran modern sudah mengakui keunggulan minyak zaitun untuk pengobatan, diantaranya : 1. DR Scoot Grandy dari Universitas Texas dan DR Satsoon dari Universitas California, keduanya mengadakan penelitian tentang menurunnya jumlah penderita penyakit liver pada sebuah daerah yang masyarakatnya menjadikan minyak zaitun sebagai campuran makanan.
2. Tanggal 21 April 1997 diselenggarakan pertemuan ilmiyah di Roma yang dihadiri pakar medis, mereka mengupas dan mengeluarkan keputusan penting ttg minyak zaitun, dalam siaran persnya mereka menegaskan bahwa minyak zaitun dapat melindungi serangan penyakit arteriole (salurah darah kecil di hepar/liver dan menghambat naiknya kolesterol darah), tekanan darah dan diabetes sebagaimana ia melindungi dari serangan sebagian penyakit kanker.
3. Minyak zaitun dapat menurunkan tingkat kolesterol LDL dan meningkatkan kolesterol HDL, tanpa menimbulkan dampak negatif thd kolesterol yang bermanfaat, sehingg organ hati dan jantung akan terjaga serta rusaknya urat dalam tubuh.
4. Prof. Asman dari Universitas Monster Jerman, memaparkan bahwa kebiasaan menggunakan minyak zaitun memberikan peluang cukup besar untuk dapat melindungi diri dari sejumlah serangan kanker; kangker usus besar,rahim,indung telur.
5. Archieves of Internal Medicine edisi Agustus 1998 menegaskan bahwa kebiasaan mengkomsumsi satu sendok makan zaitun setiap hari, memungkinkan untuk dapat mengurangi terkena kanker payudara hingga 45%.
Rahasia dan Manfaat Minyak Zaitun Nabi saw. telah berpesan agar kita mengkonsumsi dan memakai zaitun sebagai minyak. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, ada enam belas pakar kedokteran paling tersohor di dunia berkumpul di Roma pada tanggal 21 April 1997 M, untuk menerbitkan beberapa pengarahan dan keputusan bersama tentang tema “Minyak Zaitun dan Nutrisi Laut Putih Tengah”.
Dalam pernyataan tersebut, mereka menegaskan bahwa mengkonsumsi minyak zaitun bisa memberikan andil melindungi tubuh dari serangan penyakit jantung koroner, kenaikan kolesterol darah, kenaikan tekanan darah, serta sakit diabetes dan obesitas, di samping minyak zaitun juga berkhasiat mencegah terjadinya beberapa jenis kanker.
Minyak Zaitun Mengurangi Kolesterol Berbahaya Berbagai riset membuktikan adanya fakta yang tidak menyi-sakan keraguan lagi, bahwa minyak zaitun menurunkan total kadar kolesterol dan kolesterol berbahaya, tanpa mengurangi kandungan kolesterol yang bermanfaat.
Minyak Zaitun Mengurangi Resiko Terjadinya Penyumbatan (Trombosis) dan Penebalan (Arteriosklerosis) Pembuluh Darah
Dalam sebuah kajian yang dipublikasikan pada bulan Desember tahun 1999 M di Majalah AMJ CLIN NUTRL para peneliti menyatakan bahwa nutrisi yang kaya kandungan minyak zaitun bisa mengurangi pengaruh negatif lemak dalam makanan terhadap terjadinya pembekuan darah, dan selanjutnya mengu-rangi terjadinya penebalan pembuluh nadi jantung.
Minyak Zaitun Menurunkan Angka Kematian Sebuah studi yang dipublikasikan dalam majalah Lanst yang terkenal pada 20 Desember 1999 M, menunjukkan bahwa negara paling miskin di Eropa, yaitu Albania, yang berpenduduk muslim, memiliki keistimewaan sedikitnya angka kematian di sana. Angka kematian di Albania di kalangan pria adalah 41 orang dari setiap 100.000 orang, separoh dari keadaan di Britania. Hal itu dipengaruhi oleh konsumsi minyak zaitun dalam makanan para penduduk Albania.
Minyak Zaitun Mengurangi Pemakaian Obat-obatan Penurun Tekanan Darah Tinggi Sebuah studi yang dilakukan oleh Dr. Aldovaroro di Universitas Napoli Italia dan dipublikasikan dalam Majalah Archives of Internal Medicine, tanggal 27 Maret 2000 M, telah diadakan studi terhadap 32 pasien yang terkena penyakit tekanan darah tinggi dan mereka itu mengkonsumsi obat-obatan untuk darah tinggi.
Hasil studi menunjukkan penurunan tekanan darah dalam kadar 7 poin di kalangan mereka yang mengkonsumsi minyak zaitun.
Minyak Zaitun Mengurangi Serangan Kanker Para peneliti menyatakan bahwa sebab menurunnya rasio kematian akibat serangan kanker di Laut Putih Tengah adalah karena makanan penduduk negeri tersebut mengandung minyak zaitun sebagai sumber utama lemak, di samping mengandung sayur-sayuran, buah-buahan, dan kol.
Minyak Zaitun Mencegah Timbulnya Kanker Profesor Asman, Ketua Akademi Studi Arteriosclerosis di Universitas Monstar, Jerman, dia merupakan peneliti paling menonjol di dunia di bidang kedokteran dan arteriosclerosis, ia berkata, “Pengkonsumsian minyak zaitun bisa melindungi tubuh dari serangan sejumlah kanker lainnya, di antaranya kanker colon, kanker rahim, kanker ovarium, sekalipun jumlah studi ini masih terlalu minim.”
Minyak Zaitun dan Kanker Payudara Sebuah studi yang dipublikasikan di bulan November 1995 dan dilakukan terhadap 2.564 wanita yang terkena kanker payudara, menegaskan bahwa ada korelasi terbalik antara kemungkinan terjadinya kanker payudara dengan pengkon-sumsian minyak zaitun, dan bahwa banyak mengkonsumsi minyak zaitun memberikan andil dalam melindungi seseorang dari serangan kanker payudara.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Majalah Archives of Internal Medicine edisi Agustus 1998 M menegaskan bahwa pengkonsumsian sesendok makan minyak zaitun setiap hari bisa mengurangi bahaya terjadinya kanker payudara sampai pada kadar 45%.
Minyak Zaitun dan Kanker Rahim Majalah Kanker Britania mempublikasikan di bulan Mei 1996 M sebuah studi yang dilakukan terhadap 145 wanita Yunani yang terkena kanker rahim. Para peneliti mengkorelasikan antara wanita-wanita yang terkena kanker rahim tersebut dengan wanita-wanita yang banyak mengkonsumsi minyak zaitun. Ternyata, para wanita yang mengkonsumsi minyak zaitun lebih sedikit yang terkena kanker rahim. Di mana kemungkinan terjadinya kanker pada mereka turun sampai 26%.
Minyak Zaitun dan Kanker Lambung Sejumlah studi ilmiah modern menunjukkan bahwa mengkonsumsi minyak zaitun secara teratur bisa mengurangi terjadinya kanker lambung. Tapi masih diperlukan berbagai studi ilmiah lanjutan mengenai hal ini.
Minyak Zaitun dan Kanker Colon Ada juga beberapa studi yang menunjukkan bahwa peng-konsumsian buah-buahan, sayur-sayuran, dan minyak zaitun, memainkan peran penting dalam melindungi tubuh dari serangan kanker colon.
Minyak Zaitun dan Kanker Kulit (Melanoma) Majalah Dertmatdogg Times edisi bulan Agustus 2000 M menyebutkan sebuah studi yang menunjukkan bahwa meng-gunakan minyak zaitun setelah renang sebagai krim kulit dan berjemur, akan melindungi terjadinya kanker kulit (melanoma).
Minyak Zaitun Mengurangi Timbulnya Tukak Lambung Dr. Samût, dari Universitas Harvard Amerika, menyampaikan sebuah studi di Kongres Terakhir Organisasi Penyakit Sistem Pencernaan Amerika yang diadakan pada bulan Oktober 2000 M.
Dr. Samût menegaskan bahwa gizi yang terkandung dalam minyak zaitun bisa memiliki pengaruh positif dalam melindungi tubuh dari kanker lambung dan mengurangi timbulnya penyakit tukak lambung.
Minyak Zaitun Berkhasiat Seperti ASI Dalam sebuah studi modern yang dipublikasikan di bulan Februari 1996 M di Universitas Barcelona, Spanyol, yang dilakukan terhadap empat puluh wanita yang menyusui, diambil sampel ASI dari mereka. Para peneliti menemukan bahwa kebanyakan lemak yang terkandung di dalam ASI termasuk jenis lemak yang berantai tunggal. Jenis lemak ini dikategorikan sebagai lemak terbaik yang seharusnya dikonsumsi oleh manusia, dan itulah jenis lemak yang terkenal terdapat dalam minyak zaitun.
Minyak Zaitun Mengurangi Peradangan Sendi Majalah AMJ CLIN NUTR edisi November 1999 M, mempu-blikasikan sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 145 pasien pengidap sakit persendian semacam arthritis di Yunani Utara. Mereka dikorelasikan dengan 108 orang yang sehat. Dalam penelitian ini terlihat bahwa pengkonsumsian minyak zaitun bisa memberikan andil dalam melindungi tubuh dari terjadinya penya-kit ini.
Minyak Zaitun Membunuh Kutu Kepala Beberapa studi yang dilakukan di beberapa Universitas dan Akademi di Amerika, tentang kutu kepala, menunjukkan bahwa penggunaan minyak zaitun sebagai minyak rambut yang terkena kutu, dalam beberapa jam saja bisa membunuh kutu yang ada di kepala.
(nabawi/wps/suaramedia) Mail of bai_fkunissula@yahoo.com Document's of FULDFK
Masalah keutamaan bulan Sya'ban telah diriwayatkan dalam beberapahadits, diantaranya dalam Shahih Muslim dari Aisyah radhaiallahu anha. Beliau berkata : “Rasulullah SAW berpuasa hingga kami mengatakan beliau SAW tidak pernah berbuka hingga kami mengatakan bahwa beliau tidak pernah puasa. Namun Rasulullah SAW tidak pernah berpuasa sebulan penuh, kecuali pada bulan Ramadhan. Dan aku tidak pernah melihat satu bulan yang paling banyak beliau berpuasa kecuali pada bulan sya'ban”. (HR. Muslim).
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Aisyah radhiallahu anha ditanya tentang puasa Rasulullah SAW. Beliau rahiallahu anha menjawab, “Beliau SAW berpuasa hingga kami mengatakan beliau selalu berpuasa. Dan beliau tidak berpuasa sampai-sampai kami mengatakan beliau tidak pernah berpuasa. Aku tidak pernah melihat beliau berpuasa yang paling banyak seperti di bulan Sya'ban. Beliau berpuasa hampir seluruhnya. Beliau berpuasa di bulan sya'ban seluruhnya kecuali sedikit”. (HR. Muslim)
Allah Ada di Atas Langit, Namun Dekat Dengan Makhluk-Nya
Dalam memahami ayat-ayat tentang dekatnya Allah dengan makhluk-Nya, seringkali terjadi kesalahan pada kaum muslimin. Kebanyakan mereka mengira bahwa ayat-ayat tersebut bertentangan dengan dalil-dalil ‘uluw (tinggi)nya Allah di atas Arsy-Nya. Seperti ayat-ayat yang menyatakan kebersamaan Allah dengan makhluk-Nya : “...Dan Dia bersama kalian di mana saja kalian berada...” (QS. Al-Hadiid: 4). Atau “...Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS. Qaaf: 16) Atau “Dan Dialah ilah di langit dan ilah di bumi dan Dia-lah Yang Mahabijaksana lagi Mahamengetahui.” (QS. Az-Zuhruf: 84) Ayat-ayat tersebut dan yang semakna dengannya seringkali menyebabkan kaum muslimin keliru dalam memahaminya. Sebagian diatara mereka menyatakan “Allah Ada di Mana-mana”, “Allah Ada di Hati”, dan yang lainnya. Hingga akhirnya mereka menentang sekian banyak ayat dan hadits yang menyatakan Allah ada di atas Arsy-Nya. Seperti pada ayat : ”(Yaitu) Ar-Rahman yang beristiwa' di atas 'Arsy.” (QS. Thaha: 5). Penjelasan mengenai Allah ada di langit sudah dijelaskan pada Al-Haqq Edisi ke-12, atau klik di www.bai-fkunissula.co.nr
Bantahan dan Penjelasan A. Kebersamaan Allah Secara bahasa makna ma’iyyah (kebersamaan) tidak mesti bermakna bersatu dalam satu tempat, tetapi bermakna kebersamaa secara mutlak, apakah bersama-sama dalam satu amalan yang sama di tempat yang berbeda atau bersama dalam artian mengawasi atau memperhatikan dan lain-lain. Maka kebersamaan Allah harus ditafsirkan sesuai dengan dhahir ayatnya masing-masing. Maka ayat-ayat tentang kebersamaan Allah dengan makhluk-Nya, sama sekali tidak bertentangan dengan ayat-ayat yang menyatakan tingginya Allah di atas seluruh makhluk-Nya. Hal itu karena bagi Allah semuanya dekat, karena Allah Maha Besar, Maha Mendengar, Maha Melihat dan Maha Mengetahui, bahkan mengetahui bisikan-bisikan yang masih ada dalam dada kita. Kalau kita perhatikan ayat-ayat secara lengkap, akan terlihat kalau ayat-ayat tersebut berbicara tentang ilmu, pendengaran, penglihatan atau dukungan dan pembelaan Allah. Diantaranya :
1. Kebersamaan Dengan Ilmu-Nya “Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; kemudian Dia beristiwa’ di atas arsy. Dia Maha Mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya; apa yang diturunkan dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kalian di mana saja kalian berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kalian kerjakan.” (QS. Al-Hadiid: 4) Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah: “Dhahir ayat ini menunjukkan bahwa makna kebersamaan yang sesuai dengan konteksnya adalah memperhatikan, menyaksikan, menjaga dan mengetahui tentang kalian. Inilah maksud perkataan Salaf: ‘bersama mereka dengan ilmu-Nya’. (Majmu Fatawa) Imam Sufyan ats-Tsauri berkata : “Allah bersama kalian yakni dengan ilmunya”. (Diriwayatkan oleh Baihaqi. Hasan). Ibnul Qayyim berkata : “Dalam ayat ini Allah mengabarkan bahwa diri-Nya tinggi di atas arsy-Nya, dan sekaligus menyatakan bersama makhluk-Nya, melihat dan memperhatikan amalan mereka dari atas arsy-Nya. Seperti dalam hadits : “Allah di atas arsy-Nya dan melihat apa yang kalian kerjakan”. Maka ketinggian dan kedekatan-Nya tidak membatalkan ketinggian-Nya. Keduanya adalah benar”. So, dalam ayat ini tidak ada pertentangan antara tingginya Allah di atas arsy-Nya dan kebersamaan-Nya dengan makhluk-Nya, karena dalam ayat ini keduanya disebutkan bersama-sama. Begitu juga dengan ayat : “Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tidak ada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya. Dan tidak ada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah yang keenamnya. Dan tidak ada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS. Al-Mujadalah: 7) 2. Kebersamaan Dengan Makna : Mendengar dan Melihat Allah berfirman : “Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat”. (QS. Thaha: 46) Allah berfirman : “Jangan takut (mereka tidak akan membunuhmu), maka pergilah kamu berdua dengan membawa ayat-ayat Kami. Sesungguhnya Kami bersama kalian mendengarkan (apa-apa yang mereka katakan).” (QS.Asy-Syuara: 15)
3. Kebersamaan Dengan Makna : Dukungan dan Pembelaan Allah berfirman : “Janganlah kalian lemah dan minta damai, padahal kalianlah yang di atas dan Allah pun bersama kalian. Dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi pahala amal-amal kalian”. (QS. Muhammad: 35)
B. Kedekatan Allah 1. Dekat Dengan Makna : Maha Mengetahui, Maha Mendengar Doa dan Mengabulkan. Allah berfirman : “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwa Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka berima kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. (QS. Al-Baqarah: 186) Allah berfirman: “Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Rabb-ku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya).” (QS. Huud: 61)
2. Dekat Dengan Makna : Para Malaikat Yang Diperintahkan-Nya. Allah berfirman : ”Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,” (QS. Qaaf: 16) Syaikh Utsaimin menyatakan bahwa makna ‘dekat’ pada kalimat di atas adalah dengan para malaikat yang diperintahkan-Nya. Karena ini berkaitan dengan ayat selanjutnya : “Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir”. (QS. Qaaf : 18) Ayat yang lain : “Dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu. Tetapi kamu tidak melihat”. (QS. Al-Waqiah: 85) Makna ‘kedekatan’ dalam ayat ini adalah berkaitan dengan kematian ketika mendatangi seseorang. Maka yang dimaksud adalah para malaikat yang diperintahkan-Nya. Karena ayat sebelumnya membahas tentang kematian, yang tentunya Allah memerintahkan kepada malaikat pencabut nyawa. Jadi, yang dimaksud ‘dekat’ di sini adalah malaikat yang diperintahkan-Nya. Dan sering dalam Al-Quran disebutkan apa yang dilakukan oleh para malaikat dengan ‘kami’ karena mereka melakukan semua apa yang diperintahkan oleh Allah. Maka Allah nisbatkan apa yang mereka lakukan kepada diri-Nya. (Lihat Qawa’idul Mustla, Syaikh Utsaimin).
C. Allah Sebagai Illah di Bumi Allah berfirman: “Dan Dialah Tuhan di langit dan Tuhan di bumi dan Dia-lah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui”. (QS. Az-Zukhruf: 84) Al-Baihaqi meriwayatkan dengan sanad Shahih, bahwa Qatadah berkata tentang ayat ini, “Dia-lah yang ditaati di langit dan di bumi”. Allah berfirman: “Dan Dialah Allah di langit dan di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan”. (QS. Al-An'am: 3) So, maksud dari ayat tersebut bukan berarti Allah ada di bumi, tetapi Allah adalah Tuhan yang disembah dan ditaati oleh penduduk langit dan penduduk bumi. Hal ini sama sekali tidak menujukkan Allah menyatu dengan makhluk-Nya atau berada di bumi dengan makhluk-Nya.
Wallaahu a’lam bis shawab
Referensi : 1.Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah. Aqidah al-Wasitiyah. Al-Atsary Press. 2.Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin. 2006. Kemudahan Memahami Sifat-sifat Allah. Ash-Shaf Media. Tegal. 3.Bulletin Manhaj Salaf. Kebersamaan Allah Tidak Bertentangan Dengan Ketinggian-Nya. 16 Muharram 1426 H.
Dalam rangkaian kampanye Boediono ke Papua, Ende NTT, Bali, dan Solo yang digelar pada 26-29 Juni 2009, tampak terlihat ekonom Chatib Basri dan Raden Pardede.
Juga ikut budayawan Gunawan Muhammad dan Ayu Utami, Duta Besar Papua untuk dunia internasional Febiola yang disebut-sebut dekat dengan Ibu Ani Yudhoyono, dan juga Rizal Mallarangeng yang selalu mendampingi. Terselip pula beberapa perwakilan pengusaha yang menjadi penyumbang dana bagi tim kampanye Boediono.
“Pak Chatib Basri, dan Gunawan Muhamad serta yang lain itu, sahabat. Teman memberikan nasihat bila Pak Boediono ingin diskusi,” kata Rizal Mallarangeng saat ditemui di Denpasar.
Para pengiring Boediono, selalu menemani kemana sang pendamping SBY ini melangkah. Tidak sekedar menjadi pelengkap, mereka mengaku memang menyokong penuh Boediono dengan pemikiran.
Para pendamping Boediono dikenal sebagai dedengkot liberal dan sekuler. Budayawan Gunawan Muhammad misalnya sangat anti syariah Islam dan pendukung berat Ahmadiyah . Termasuk novelis Ayu Utami yang sering dengan alasan budaya dan seni mengumbar pornografi dalam tulisan-tulisannya.
Gunawan dan Ayu Utami berada di garis paling depan menentang UU Pornografi . Adapun Chatib Bashri,Raden Pardede , dan Rizal Mallarangeng sudah sejak lama dikenal pendukung berat gagasan ekonomi liberal. Melihat trackrecord orang-orang seputar Boediono, tentu sangat mengherankan kalau masih ada umat Islam atau partai Islam yang menjadi pendukung setianya.
Bukankah sabda Rosulullah Saw , agama seseorang bisa dilihat dari siapa temannya ? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Agama seseorang dilihat dari temannya. Hendaknya salah seorang di antara kalian melihat siapa yang akan dijadikan teman." (hadits shahih riwayat Tirmidzi dan Abu Dawud)