Allah Ada di Atas Langit, Namun Dekat Dengan Makhluk-Nya
Dalam memahami ayat-ayat tentang dekatnya Allah dengan makhluk-Nya, seringkali terjadi kesalahan pada kaum muslimin. Kebanyakan mereka mengira bahwa ayat-ayat tersebut bertentangan dengan dalil-dalil ‘uluw (tinggi)nya Allah di atas Arsy-Nya. Seperti ayat-ayat yang menyatakan kebersamaan Allah dengan makhluk-Nya : “...Dan Dia bersama kalian di mana saja kalian berada...” (QS. Al-Hadiid: 4). Atau “...Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS. Qaaf: 16) Atau “Dan Dialah ilah di langit dan ilah di bumi dan Dia-lah Yang Mahabijaksana lagi Mahamengetahui.” (QS. Az-Zuhruf: 84) Ayat-ayat tersebut dan yang semakna dengannya seringkali menyebabkan kaum muslimin keliru dalam memahaminya. Sebagian diatara mereka menyatakan “Allah Ada di Mana-mana”, “Allah Ada di Hati”, dan yang lainnya. Hingga akhirnya mereka menentang sekian banyak ayat dan hadits yang menyatakan Allah ada di atas Arsy-Nya. Seperti pada ayat : ”(Yaitu) Ar-Rahman yang beristiwa' di atas 'Arsy.” (QS. Thaha: 5). Penjelasan mengenai Allah ada di langit sudah dijelaskan pada Al-Haqq Edisi ke-12, atau klik di www.bai-fkunissula.co.nr
Bantahan dan Penjelasan A. Kebersamaan Allah Secara bahasa makna ma’iyyah (kebersamaan) tidak mesti bermakna bersatu dalam satu tempat, tetapi bermakna kebersamaa secara mutlak, apakah bersama-sama dalam satu amalan yang sama di tempat yang berbeda atau bersama dalam artian mengawasi atau memperhatikan dan lain-lain. Maka kebersamaan Allah harus ditafsirkan sesuai dengan dhahir ayatnya masing-masing. Maka ayat-ayat tentang kebersamaan Allah dengan makhluk-Nya, sama sekali tidak bertentangan dengan ayat-ayat yang menyatakan tingginya Allah di atas seluruh makhluk-Nya. Hal itu karena bagi Allah semuanya dekat, karena Allah Maha Besar, Maha Mendengar, Maha Melihat dan Maha Mengetahui, bahkan mengetahui bisikan-bisikan yang masih ada dalam dada kita. Kalau kita perhatikan ayat-ayat secara lengkap, akan terlihat kalau ayat-ayat tersebut berbicara tentang ilmu, pendengaran, penglihatan atau dukungan dan pembelaan Allah. Diantaranya :
1. Kebersamaan Dengan Ilmu-Nya “Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; kemudian Dia beristiwa’ di atas arsy. Dia Maha Mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya; apa yang diturunkan dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kalian di mana saja kalian berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kalian kerjakan.” (QS. Al-Hadiid: 4) Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah: “Dhahir ayat ini menunjukkan bahwa makna kebersamaan yang sesuai dengan konteksnya adalah memperhatikan, menyaksikan, menjaga dan mengetahui tentang kalian. Inilah maksud perkataan Salaf: ‘bersama mereka dengan ilmu-Nya’. (Majmu Fatawa) Imam Sufyan ats-Tsauri berkata : “Allah bersama kalian yakni dengan ilmunya”. (Diriwayatkan oleh Baihaqi. Hasan). Ibnul Qayyim berkata : “Dalam ayat ini Allah mengabarkan bahwa diri-Nya tinggi di atas arsy-Nya, dan sekaligus menyatakan bersama makhluk-Nya, melihat dan memperhatikan amalan mereka dari atas arsy-Nya. Seperti dalam hadits : “Allah di atas arsy-Nya dan melihat apa yang kalian kerjakan”. Maka ketinggian dan kedekatan-Nya tidak membatalkan ketinggian-Nya. Keduanya adalah benar”. So, dalam ayat ini tidak ada pertentangan antara tingginya Allah di atas arsy-Nya dan kebersamaan-Nya dengan makhluk-Nya, karena dalam ayat ini keduanya disebutkan bersama-sama. Begitu juga dengan ayat : “Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tidak ada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya. Dan tidak ada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah yang keenamnya. Dan tidak ada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS. Al-Mujadalah: 7) 2. Kebersamaan Dengan Makna : Mendengar dan Melihat Allah berfirman : “Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat”. (QS. Thaha: 46) Allah berfirman : “Jangan takut (mereka tidak akan membunuhmu), maka pergilah kamu berdua dengan membawa ayat-ayat Kami. Sesungguhnya Kami bersama kalian mendengarkan (apa-apa yang mereka katakan).” (QS.Asy-Syuara: 15)
3. Kebersamaan Dengan Makna : Dukungan dan Pembelaan Allah berfirman : “Janganlah kalian lemah dan minta damai, padahal kalianlah yang di atas dan Allah pun bersama kalian. Dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi pahala amal-amal kalian”. (QS. Muhammad: 35)
B. Kedekatan Allah 1. Dekat Dengan Makna : Maha Mengetahui, Maha Mendengar Doa dan Mengabulkan. Allah berfirman : “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwa Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka berima kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. (QS. Al-Baqarah: 186) Allah berfirman: “Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Rabb-ku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya).” (QS. Huud: 61)
2. Dekat Dengan Makna : Para Malaikat Yang Diperintahkan-Nya. Allah berfirman : ”Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,” (QS. Qaaf: 16) Syaikh Utsaimin menyatakan bahwa makna ‘dekat’ pada kalimat di atas adalah dengan para malaikat yang diperintahkan-Nya. Karena ini berkaitan dengan ayat selanjutnya : “Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir”. (QS. Qaaf : 18) Ayat yang lain : “Dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu. Tetapi kamu tidak melihat”. (QS. Al-Waqiah: 85) Makna ‘kedekatan’ dalam ayat ini adalah berkaitan dengan kematian ketika mendatangi seseorang. Maka yang dimaksud adalah para malaikat yang diperintahkan-Nya. Karena ayat sebelumnya membahas tentang kematian, yang tentunya Allah memerintahkan kepada malaikat pencabut nyawa. Jadi, yang dimaksud ‘dekat’ di sini adalah malaikat yang diperintahkan-Nya. Dan sering dalam Al-Quran disebutkan apa yang dilakukan oleh para malaikat dengan ‘kami’ karena mereka melakukan semua apa yang diperintahkan oleh Allah. Maka Allah nisbatkan apa yang mereka lakukan kepada diri-Nya. (Lihat Qawa’idul Mustla, Syaikh Utsaimin).
C. Allah Sebagai Illah di Bumi Allah berfirman: “Dan Dialah Tuhan di langit dan Tuhan di bumi dan Dia-lah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui”. (QS. Az-Zukhruf: 84) Al-Baihaqi meriwayatkan dengan sanad Shahih, bahwa Qatadah berkata tentang ayat ini, “Dia-lah yang ditaati di langit dan di bumi”. Allah berfirman: “Dan Dialah Allah di langit dan di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan”. (QS. Al-An'am: 3) So, maksud dari ayat tersebut bukan berarti Allah ada di bumi, tetapi Allah adalah Tuhan yang disembah dan ditaati oleh penduduk langit dan penduduk bumi. Hal ini sama sekali tidak menujukkan Allah menyatu dengan makhluk-Nya atau berada di bumi dengan makhluk-Nya.
Wallaahu a’lam bis shawab
Referensi : 1.Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah. Aqidah al-Wasitiyah. Al-Atsary Press. 2.Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin. 2006. Kemudahan Memahami Sifat-sifat Allah. Ash-Shaf Media. Tegal. 3.Bulletin Manhaj Salaf. Kebersamaan Allah Tidak Bertentangan Dengan Ketinggian-Nya. 16 Muharram 1426 H.
Post a Comment