Daftar Kegiatan : 1. Basic Training : ANTIBODY 2. Pembinaan mentoring / halaqah tiap pekan 3. Recharge anggota dan pengurus 4. MANDIBULA (Majelis Nasihat 2 Bulanan) 5. Training Pementor 6. Leadership Training
Daftar Kegiatan : A. Bidang Mading 1. Penerbitan rutin Mading 2. Memberikan ruang untuk BAI NEWS pada mading
B. Bidang Buletin 1. Penerbitan rutin buletin (Free) 2. Design Al-Haqq new tiap kepengurusan 3. Tema : Aqidah dan Siyasah 4. Membagikan buletin kepada mahasiswa medis maupun non medis.
C. Bidang Majalah 1. Penerbitan 1 x per tahun majalah (Free) 2. Design Al-Firdaus new tiap kepengurusan 3. Membagikan majalah kepada mahasiswa medis maupun non medis.
Daftar kegiatan : 1. Memantau Email BAI baik internal, milis FULDFK maupun email eksternal. 2. Memantau FS dan FB BAI 3. Membangun dan mengupdate website 4. Memantau dan aktif di Medicalzone.org 5. Mendata anggota dan pengurus BAI 5.1. Meminta nama lengkap pengurus. 5.2. Mengarsip susunan pengurus (biodata : NIM, No.Induk BAI, foto 2x3 kalo diperlukan) 6. Menyiapkan delegasi, baik wilayah, nasional (FULDFK), maupun internasional (FIMA) 7. Sebagai perangkat humas BAI
Daftar kegiatan : 1. Pengadaan Seragam BAI 2. Proyek Member Card BAI 3. Pengadaan Pin BAI 4. Tenda tensi (MAJT dan Simpang 5) 5. Segala hal mengenai perdagangan yang halal...
PANDUAN PEMBUATAN BULLETIN DAN MAJALAH Divisi Pers dan Jurnalistik BAI-FK Unissula
"Dan hendaknya ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru pada kebajikan, menyuruh pada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung." (QS Ali Imran: 104)
MANAJEMEN AWAL 1. Luruskan niat hanya untuk Allah 2. Menetapkan Visi dan Misi 3. Menetapkan Nama Bulletin/Majalah 4. Menetapkan Rubrik 5. Menetapkan Organisasi Redaksi, Pemasaran dan Distribusi 6. Menetapkan Jadwal Kerja a. Rapat Kerja b. Menulis (membuat artikel) c. Deadline (batas pengumpulan artikel) d. Editing e. Design Graphic (layout)
MANAJEMEN MAJALAH AL-FIRDAUS 1. Luruskan niat : Bismillaah... 2. Visi dan Misi Motto : (contoh : Media Dakwah dan Informasi Dunia Islam) Visi : Misi : 3. Nama Majalah : (Contoh : Majalah Dakwah BAI FK Unissula bernama “Al-Firdaus”) 4. Rubrik
Nama Rubrik dan Keterangan Cover Depan : Cover Cover Depan Dalam : All About BAI FK Unissula Salam Pembuka : Salam Pembuka dari redaksi. Daftar Isi : Daftar Isi Editorial : Pembahasan pokok tema Aqidah : Penjelasan mengenai tauhid & aqidah Islam Profil Tokoh : Profil tim nasyid, mujahid, dsb Al-Firdaus Chat : Wawancara dengan mahasiswa / dosen SMS mutiara : Mutiara kata / kata-kata hikmah/ mutiara salaf/ hadits dsb Sains : Harun Yahya series Humor : Humor My Campus : Wawancara Seputar Kampus My Story : Ibroh Kesehatan : Pengetahuan mengenai kesehatan / tips kesehatan Iklan : Iklan Sirah : Perjalanan Kehidupan nabi dan shahabat Cerpen : Cerita pendek berlatar belakang Islami Do You Know : Hal-hal yang sering disepelekan Muslimah : All ABaout Muslimah Muhasabah: Muhasabah / evaluasi diri / perenungan diri Islam News : Info terbaru mengenai dunian Islam Surat Pembaca : Menampung saran, kritik dari pembaca Cover Belakang : Iklan Cover Belakang Dalam : Iklan
Daftar Kegiatan : 1. Kajian rutin tiap pekan (KSS : Kajian Selasa Sore dan KJS : Kajian Jumat Sore) 2. Kajian rutin Ikhwan dan Kajian rutin Akhwat (non FESTA) 3. Mabit rutin 4. Evaluasi tiap bulan (KSS, KJS dan kajian rutin) 5. Training tiap mid kepengurusan (wajib) 6. Baksos : Selain dana Taktis, dana tambahan diambil dari infaq tiap pekan / hari anggota dan pengurus. (PJ Akhwat : Div.An-Nisa, PJ Ikhwan : Div.Dakwah) Agenda Baksos : Ramadhan a. Panti Asuhan b. MI / SDIT 7. Study Banding 8. Insidental : Bedah buku, talk show, seminar dll.
Note : KSS : Materi Aqidah. KJS : Materi Hadits (Shahih Muslim dan Riyadhus Shalihin)
Materi Pendahuluan Halaqah BAI FK Unissula Ada 4 hal yang wajib diketahui oleh setiap muslim, yaitu a.Ilmu, yaitu mengetahui Allah, mengetahui Nabi-Nya serta agama Islam dengan dalil-dalil. b.Mengamalkan ilmu tersebut. c.Berdakwah kepada Tauhid. d.Bersabar dalam menghadapi gangguan didalamnya.
Dalam kitab Tsalatsatil Ushul karya Syaikhul Islam al-Mujaddid Muhammad at-Tamimi yang di syarh (dijelaskan) oleh Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin, dijelaskan sebagai berikut,
A. Ilmu, yaitu mengetahui Allah, mengetahui Nabi-Nya serta agama Islam dengan dalil-dalil. Yang dimaksud dengan Ilmu adalah pengetahuan secara pasti terhadap sesuatu sesuai dengan hakekatnya. Kadang kita dirancukan dengan pengertian pengetahuan, karena ilmu adalah bagian dari pengetahuan. Ulama salaf membagi pengetahuan menjadi 6 tingkatan:
1. Al-Ilm (ilmu) yaitu pengetahuan secara pasti terhadap sesuatu sesuai dengan hakekatnya. Ilmu dibagi 2, Dharuri (tanpa penelitian) dan Nazhari (memerlukan penelitian). 2. Al-Jahlul Basith yaitu tidak diketahuinya sesuatu secara keseluruhan. 3. Al-Jahlul Murakkab yaitu pengetahuan terhadap sesuatu hal yang berlawanan dengan kakekat sebenarnya dari hal tersebut (kebalikan). 4. Al-Waham yaitu pengetahuan terhadap sesuatu hal yang berlawanan dengan hakekat sebenarnya tentang hal tersebut yang lebih kuat (Al-Jahlul murakkab yang lebih kuat). 5. As-Syak (ragu-ragu) yaitu pengetahuan terhadap sesuatu dengan kemungkinan lain yang sama kuat (seperti orang ragu). 6. Adz.Dzan yaitu pengetahuan terhadap ssuatu dengan kemungkinan berlawanan yang lebih lemah.
Oleh karena itu, kita harus mengetahui Allah, mengetahui Nabi-Nya serta agama Islam dengan dalil-dalil yang benar dan dipahami sesuai dengan hakekat yang sebenarnya. Untuk memahami hakekat yang sebenarnya tersebut, kita harus mengacu kepada pemahaman generasi terbaik, yaitu pemahaman Rasulullah dan shahabat-shahabatnya (generasi pendahulu). Karena kepada Rasulullah-lah Al-Quran diturunkan sehingga tidak ada yang lebih paham tentang ilmu ini kecuali beliau. Kemudian setelah itu dakwah beliau diteruskan oleh generasi shahabat, generasi setelahnya (tabi’in) dan setelahnya (tabi’ut tabi’in) sesuai dengan hadits beliau.
Lalu bagaimana dengan ilmu yang lain, ilmu kedokteran misalnya. Apakah ilmu tersebut juga merupakan bidang yang wajib dipelajari? Tentunya kita tahu bahwa semua ilmu yang ada didunia ini adalah milik Allah. Baik yang berorientasi ukhrawi (akherat) maupun yang bersifat kedokteran. Untuk ilmu yang berorientasi ukhrawi (akherat) yang datangnya dari Allah melalui rasulNya maka hukumnya wajib dipelajari setiap umat muslim. Sedangkan untuk ilmu kedokteran bersifat fardhu kifayah (hanya diwajibkan kepada sebagian orang).
B. Mengamalkan ilmu tersebut. Setelah kita paham dengan ilmu tersebut, kita harus mengamalkannya sebagai konsekuensi dari pengetahuan yang berupa iman kepada Allah dan menjalankan keta’atan kepadaNya, dengan melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya, baik berupa ibadah-ibadah khusus seperti shalat, zakat, puasa, dan haji, maupun ibadah muta’addiyah seperti amar ma’ruf dan jihad dijalan Allah.
Karena amal itu adalah buah dari ilmu. Dan keduanya harus berjalan seimbang. Karena orang yang mengerjakan amal tanpa ada ilmunya seperti orang nasrani dan orang yang berilmu tetapi tidak mengamalkannya seperti orang yahudi.
C. Berdakwah kepada Tauhid.
Setelah amal ilmu dan amal kita bagus dan terjaga maka kita diwajibkankan untuk mengamalkannya dengan 3 tingkatan sebagaimana yang disebutkan Allah dalam firmanNya, Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl: 125)
Sedangkan di ayat lain disebutkan ada 4 tingkatan dalam berdakwah,
Artinya : “Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri."” (QS. Al-Ankabut : 46)
Sebagaimana diwajibkan beramal dengan ilmu, maka berdakwah-pun harus dengan ilmu dan bashirah (hujjah/argument). Firman Allah,
Artinya : “Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik."” (QS. Yusuf : 108)
Dan bashirah dalam adakwah adalah hendaknya da’i mengetahi hukum-hukum syari’at, cara berdakwah dan kondisi orang yang didakwahi.
D. Bersabar dalam menghadapi gangguan didalamnya.
Sabar adalah menahan nafsu didalam ketaatan kepada Allah, menahannya dari maksiat kepada Allah, menahannya dari membenci takdir (ketentuan) Allah. Jadi nafsu itu dikekang dari kebencian, keluh kesah dan bosan. Sebaliknya ia tetap rajin dalam berdakwah walaupun disakiti dan diganggu. Firman Allah,
Artinya : "Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Allah kepada mereka. Tak ada seorangpun yang dapat merobah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari berita rasul-rasul itu."(QS. Al-An’am : 34)
Sabar itu ada 3 macam, yaitu - Sabar dalam ketaatan kepada Allah - Sabar didalam (menjauhi) yang diharamkan Allah - Sabar atas ketentuan Allah, baik yang tidak ada usaha (kekuasaan) hamba didalamnya, ataupun yang diberlakukan Allah melalui tangan-tangan sebagian hamba-Nya dalam bentuk gangguan dan penganiayaan.
Dalil dari keempat hal diatas adalah surat Al-Ashr ayat 1- 3, Allah berfirman Artinya : "Demi Massa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran."(QS. Al-Ashr: 1-3)
Dalam surat ini Allah bersumpah bahwa manusia itu akan merugi walaupun mempunyai banyak harta, kedudukan dan kemuliayan kecuali mempunyai empat sifat berikut : 1. Iman yang mendekatkan diri yang meliputi setiap hal yang mendekatkan diri kepada Allah berupa keyakinan yang benar dan ilmu yang bermanfaat. 2. Amal sholeh yang meliputi perkataan dan perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah dengan dilandasi keikhlasan karena Allah semata dan mengikuti petunjuk Rosulullah SAW. 3. saling berwasiat dalam kebenaran, yaitu saling berwasiat untuk mengerjakan kebaikan dan menganjurkannya. 4. saling berwasiat kepada kesabaran, yaitu saling memberikanwasiat kesabaran didalam mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangannya dan bersabar dalam menanggung takdir (ketentuan) Allah.
Dengan wasiat kepada kebenaran dan kesabaran juga meliputi amar ma’ruf nahi munkar yang merupakan syarat tegaknya umat, kebaikan, kemajuan, kemuliaan dan keutamaan, Allah berfirman : Artinya : "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik."(QS. Ali Imran : 110)
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwasanya umat islam memiliki kewajiban berilmu sebelum berkata dan beramal. Sebagaimana diungkapkan oleh salah satu imam empat rahimatullahalaihim, Imam Syafi’I dan imam hadits, Al bukhari.
Tetapi terkadang syaitan memberikan tipu dayanya kepada hamba-hambaNya yang beriman. Sehingga terjerumus kepada sifat yang berlebih-lebihan disalah satu dari 4 hal diatas. Orang yang berilmu senantiasa belajar, sehingga lupa untuk mengamalkan ilmunya. Orang yang beramal lupa bahwa ada ilmu yang mendasari amalnya. Dan orang yang berdakwah lupa kalau ia harus menjaga ilmu dan amalnya. hal ini akan kita bahas mendalam dibagian talbis iblis, bagian pertama halaqah ini.
Oleh karena itu, kita harus mempelajari ilmu dari satu kepahaman ke kepahaman yang lain. Kemudian apa yang sudah kita pahami itu kita amalkan. Apabila ilmu dan amal kita sudah baik, maka mulai kita dakwahkan dengan cara yang sudah diajari oleh Rasulullah SAW.
(Sumber : Syeikh Al-Utsaimin. Ulasan tuntas tentang tiga prinsip pokok)
Jadi mahasiswa? Mungkin ini salah satu impian lama kita. Tapi, ada juga yang mengatakan. ”Jadi mahasiswa? Nggak kebayang dech! Untuk makan aja sulit”
Secara garis besar, mahasiswa hampir tak ada bedanya dengan pelajar laen. Podo wae’ karo cah sekolah. Cuma, kalau dulu waktu menempuh S3 (SD, SMP, SMA) nama tempat belajarnya disebut sekolahan. Nah kali ini berubah menjadi kampus (bisa kampus, universitas, akademi, sekolah tinggi ato istilah lain-nya). Tapi, hal-hal substansial lain masih sama.
Terus apa bedanya donk?
Bedanya, kalau sudah jadi mahasiswa nggak usah pakai seragam lagi. Kecuali kalo kuliah disekolah kedinasan/militer. Selain itu, pengajar di sekolah dipanggil guru, sedangkan di kampus dipanggil dosen. Trus cari 5 perbedaan yang lain aja sendiri ya…he…3x
Pada gilirannya, aneka perbedaan itu akan menjadi kultur baru yang harus kita hadapi. Makanya sebelum berjalan terlalu jauh, kita harus nyiapin jurus untuk menghadapi kultur itu. Tapi jangan lupa untuk terus bersyukur kepada Allah yang meberikan nikmat kepada kita untuk bisa mencicipi bangku kuliah (kayak makanan aja). Banyak lho yang nggak bisa menikmati bangku kuliah.
Nah.... kita sebagai senior yang udah kuliah lebih lama dari kalian (lebih lama bukan berarti lebih baik lho). Mencoba nyusun jurus yang bisa temen-temen gunain untuk menghadapi kultur baru itu. Sok banget yah....
Jurus Satu : BUMBATA alias Buka Mata Buka Telinga Maksudnya liat dengan seksama apa yang ada disekeliling kita. Bukannya melihat apa adanya, tapi melihat apa yang ada di balik semua itu.
Jangan mudah kagum dengan apa yang ada, misalnya liat gedung kampus yang bertingkat (kali aja sekolahnya nggak setinggi itu) trus kita jadi keder, liat aneka macam merk mobil yang terpakir di depan kampus, semakin menjadi-jadi kedernya (boro-boro bawa mobil, motor aja ga punya), tapi keliatannya kalo anak kedokteran nggak gitu dech. Ueh... kata ciapa?
Trus banyak bertanya pada para senior, tapi jangan nanya melulu ntar kesanya kita bawel ato reseh ato yang lebih menyakitkan lagi kita dibilang kurawa (kurang wawasan). So kumpulin referensi sebanyak-banyaknya dan tanyakan pada senior hal yang nggak mudeng. Sekalian luangin waktu buat liat-liat lingkungan sekitar kampus.
Jurus Dua : IKEKUBELU alias Ikut Kegiatan Kuliah & Belajar Diluar Setelah kita tahu kondisi kampus kita, jangan sampai kita terlena dengan kebebasan yang ada. Hampir 12 taon (kepotong libur dll) kita diatur, baik di rumah maupun di sekolah, kemudian setelah kuliah, merasa udah gede, tinggal jauh dari ortu, kita gunakan kebebasan itu seenaknya. Gak ikut kuliah, SGD, praktikum, skill lab trus di luar banyak maen. Wah........ bakalan ditanya minta lulus berapa taon? Cos kuliah tu beda ma sekolah. Semua tergantung dari keaktifan kita. Sok pengalaman yah...!
Walo kadang sepele tapi dengan mengikuti semua kegiatan kuliah (SGD, kuliah, integrasi, skill lab, praktikum) kita bisa belajar dengan lebih mudah daripada harus mempelajari sendiri di rumah/kos. Tapi inget tetep harus belajar juga diluar jam kuliah, minimal ya sebelum tidur.
Jurus Tiga : GAYAKON alias Gaul yang Konservatif Sebagai anak kuliah kita harus punya pergaulan yang luas (bukannya bebas) dan dikenal banyak orang. Maksudnya bukannya supaya terkenal satu kampus (sok artis banget siiiih), tapi dikenal dan mampu mengenal mahasiswa laen (dalam kategori positif lho). Harapannya sih dikenal sebagai anak yang baik n pinter, dan mengenal mahasiswa yang .....?? ex asisten lah...! he-he cuma becanda.
Tetep juga perlu diinget dalam bergaul jangan kelewat batas, gaul yang bisa menjaga batasan (konservatif).
Kenapa sich harus bergaul?? Cos dengan bergaul wawasan kita menjadi luas. Selain itu dengan mengenal banyak orang, jika kita mendapat kesulitan ada yang nolong dan juga semakin banyak teman maka makin banyak pula kesempatan kita untuk nolong orang laen, so banyak ladang ibadahnya dong. Gayanya sok suci yach...
Jurus Empat : CILIKON alias Ciptakan Lingkungan yang Kondusif Dalam menjalani rutinitas sehari-hari, sering kali kita terlena. Dan terseret pengaruh lingkungan yang buruk. Oleh karena itu, ciptakanlah lingkungan yang kondusif untuk belajar dan menjaga keimanan kita. Lingkungan yang mengingatkan kita disaat malas dan mengingatkan kita ketika kita mulai melupakan-Nya.
Kalo di FK Unissula, mana lagi kalo bukan di BAI.
(Tulisan telah diperbaharui oleh Divisi Jurnalistik)
Mentoring yang selama ini berjalan diberbagai lembaga sebenarnya sudah dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan yang ada, agar tujuan yang ingin dicapai dari program mentoring tersebut tercapai, begitu pula mentoring di BAI FK Unissula. Setelah kami renungkan dalam-dalam, mentoring yang kami rekomendasikan untuk digunakan.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, diupayakan agar mentor/mad’u merasa membutuhkan (bukan dipaksa) untuk mengikuti kegiatan ini. Untuk mencapai hal tersebut ada kiat yang harus dilaksanakan dengan membagi kegiatan mentoring ini menjadi 2 sesi yaitu Mentoring dan belajar Bersama. Dengan durasi minimal sepekan sekali.
1. Mentoring Mentoring dilaksanakan dengan menggunakan materi yang telah ditulis di buku yang diterbitkan oleh BAI FK Unissula sebagai acuan. Buku ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu : 1. Bagian pertama, Penjelasan ulang (recovery) tentang Dienul Islam dan Problematikanya. 2. Bagian kedua, Pengetahuan Standar minimum untuk Menjadi Dokter Muslim. 3. Bagian Ketiga, Pengetahuan Amalan Yaumiyah (keseharian) yang Perlu Dibiasakan.
Kedalaman materi yang disampaikan minimal sesuai dengan buku tersebut. Kalaupun ingin diperdalam, disesuaikan dengan kondisi mentor. Karena kami sadar, buku ini masih sangat kurang. Dan banyak bab penting yang belum bisa kami masukkan.
Dalam penyampaian materi, kita menyampaikan secara urut dari depan ke belakang pada bagian pertama dan Kedua. Sedangkan untuk materi pada bagian ketiga kita sampaikan setelah pembahasan topik dari materi bagian pertama atau bagian kedua selesai. Hal ini dikarenakan pada bagian ketiga merupakan amalan yaumiyah (keseharian) berupa tata cara ibadah mahdah (Shalat, Zakat, Puasa), tata cara membaca Al-Quran (tajwid dan gharib), hafalan Al-Quran dan doa-doa yaumiyah, maka harus disampaikan dan dicek setiap pertemuan.
2. Belajar bersama Belajar bersama di sini maksudnya adalah belajar ilmu kedokteran. Adapun materi yang disampaikan adalah kesepakatan antara murabbi dengan mad’u-nya. Bisa berupa topik-topik khusus kedokteran dasar ataupun materi modul (blok) yang sedang dipelajari. Oleh karena itu, perlu adanya kesepakatan sebelum dilaksanakan mentoring agar keduanya dapat mempersiapkan diri terlebih dahulu.
Rekomendasi yang kami sampaikan di atas harus disesuaikan dengan kondisi tiap kelompok, sehingga tidak menjadi harga mati yang harus dilaksanakan. Tetapi hanya sebagai acuan, kalau ada cara yang lebih baik bisa digunakan. Selain cara di atas ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar mentoring ini benar-benar dibutuhkan, antara lain :
a. Istiqamah (kontinyu dan konsekuen) Istiqamah, yang kalo diartikan dalam bahasa Inggris bisa bermakna Continue dan Consequent merupakan kunci dari keberhasilan sebuah kegiatan. So, di sini kita dituntut untuk saling mengingatkan, baik itu dari pementor sendiri atau mentor. Kedua elemen ini harus saling bersinergi, agar kegiatan ini bisa berjalan dengan baik.
Seorang pementor/murabbi harus memiliki semangat baja dan jiwa inofatif agar mentor/mad’u-nya tidak merasa bosan dan terus bersemangat. Demikian pula mentor/mad’u harus beristiqamah dalam menuntut ilmu.
Untuk itu dalam setiap kelompok harus punya waktu khusus untuk mengadakan kegiatan ini, minimal seminggu sekali dengan durasi dan waktu yang disepakati besama. Agar semua anggota mempunyai keleluasaan dalam pelaksanaan kegiatan ini.
b. Efektif dan Efisien Dalam penyampaian materi harus efektif waktu, jangan njlimet-njlimet (susah dipahami) pada hal-hal yang tidak penting. Dan sesuai dengan kemampuan dan daya tangkap mad’u/mentor-nya.
Oleh karena itu sebaiknya pementor mempersiapkan diri dengan apa yang akan disampaikan. Kami rasa apa yang ada dalam buku ini masih sangat kurang, sehingga butuh penambahan dari buku-buku induk yang kami cantumkan di setiap akhir topik materi. Agar dalam penyampaian bisa efektif dan efisien.
Ada baiknya juga mengumumkan terlebih dahulu apa yang akan disampaikan pada mentoring yang akan datang, sehingga mad’u/mentor-nya pun bisa mempersiapkan diri.
c. Ikhlas dan Inovatif Dalam beramal kita dituntut untuk ikhlas. So, dalam menjalankan amanah dikegiatan ini-pun kita harus ikhlas. Tanpa tendensi atau keterpaksaan. Dan bukan ikhlas dengan sekadarnya tetapi ikhlas yang inovatif. Sehingga mentor/mad’u tidak merasa bosan.
(Tulisan telah diperbaharui oleh Divisi Jurnalistik)
Runtuhnya khilafah Islamiyah dan dihancurnya karya-karya besar Ulama Islam terdahulu membuat umat Islam kehilangan pijakan dalam mengenali agama mereka sendiri. Ditambah lagi dengan konspirasi internasional untuk menjauhkan generasi muda muslim dari Al-Quran dan sunnah dengan isu-isu terorisme, militansi dan golongan sesat yang mengatasnamakan Islam, semakin membuat generasi muda enggan untuk menjadikan Islam sebagai pedoman hidup mereka. Karena tanpa disadari dengan konspirasi tersebut, dalam diri mereka tertanam keyakinan bahwa Islam sama dengan keterbelakangan, kekerasan dan kemiskinan. Atau lebih kasar lagi disebut sebagai bar-bar.
Oleh karena itu, banyak usaha mulai dikembangkan oleh kalangan intelektual Islam untuk merekontruksi kembali pemahaman dan pengamalan yang benar tentang dienul Islam. Agar generasi muda bisa memahami Islam secara kaffah (menyeluruh). Dan hal ini merupakan tantangan yang besar karena sangat sulit membangun sesuatu tanpa ada blue print yang jelas. Walaupun kita mempunyai Al-Quran dan As Sunnah yang masih otentik, tetapi tanpa adanya pijakan untuk memahami dan mengamalkan syari’at yang sesuai dengan pemahaman yang dahulu ditanamkan rasulullah kepada para sahabatnya, bisa-bisa terjadi penyimpangan dalam memahami dan mengamalkan syari’at tersebut. Tetapi sebesar apapun tantangan itu tetap harus diselesaikan karena kita masih punya Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Berbekal kaidah-kaidah dasar yang ada, muncullah metode-metode untuk menuju pemahaman dan pengamalan yang benar tentang dien ini.
Temen-temen mungkin tahu banyak sekali metode yang dipakai dalam mempelajari agama Islam. Di Indonesia sendiri terdapat bermacam-macam metode yang bisa kita temukan. Mulai yang tertua (pesantren), pengajian-pengajian, pengajaran di kelas secara formal sampai yang sekarang sedang menjamur di beberapa lembaga yaitu mentoring/halaqah. Apapun metode yang dipakai asalkan tidak menyimpang dari pemahaman generasi terdahulu (salaf), bisa kita gunakan. Karena Al-Quran diturunkan di zaman mereka (generai terdahulu-salaf) dan Rasulullah-pun berasal dari kalangan mereka, tentunya mereka lebih paham dan lebih tahu tentang dien ini.
Karena kita sebagai mahasiswa fakultas kedokteran, yang nota bene sangat disibukkan oleh padatnya jadwal kuliah sehari-hari, untuk memelajari dienul Islam, diharapkan metode mentoring/halaqah cocok bagi kita.
Mentoring/halaqah dalam bahasa mudahnya bisa diartikan sebagai program kegiatan pendampingan. Pendampingan di sini dimaksudkan dalam mempelajari dienul Islam. Dengan pembentukan kelompok-kelompok kecil dalam program mentoring/halaqah diharapkan masing-masing anggota bisa mempelajari dan mempraktekkan syari’at Islam lebih intensif dan sesuai dengan rutinitas sebagai mahasiswa kedokteran, karena dalam program ini setiap kelompok mempunyai pementor/murabbi/musrif yang siap membantu dan mendampingi mentor/mad’unya. Selain itu, jalinan ukhuwah antar mad’u dan murabbinya diharapkan mampu menjaga semangat untuk beristiqamah (konsisten) dalam mempelajari, mengamalkan dan mendakwahkan dienul Islam.
Dan perlu diingat bahwa di BAI, mentoring bukan hanya untuk mempelajari dienul Islam tetapi juga kedokteran atau bahkan sampai mengkombinasi keduanya. Dengan menggali ilmu kedokteran dari dienul Islam yang sudah disempurnakan oleh Allah azza wajalla. Sehingga moto "be a Good Moslem, be a Professional Doctor" dapat terwujud.
Mentoring ini bukanlah inti dan akhir dari perjalanan kita dalam mempelajari dienul Islam. Tetapi tahapan awal dan sebagai bekal dalam menggali, memahami, mengamalkan dan mendakwahkan dienul Islam. Banyak sekali ilmu yang terkubur bersama hancurnya karya-karya besar Ulama Islam. Sehingga sudah menjadi kewajiban kita untuk menggali kembali dan membuat blue print agar generasi mendatang bisa lebih baik. Dan Allah mencatat ini sebagai amal baik kita, amien.
(Tulisan telah diperbaharui oleh Divisi Jurnalistik)
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari jiwa yang tidak puas dan dari doa yang tidak dikabulkan" (HR. Imam Muslim, shahih)
* PRAKATA TEAM PENYUSUN * Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh Bismillahirrahmaanirrahim
Puji dan syukur kepada Allah SWT, Sang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas nikmat iman dan Islam yang masih diberikan kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Alhamdulillahirabbil 'alamiin, dengan pertolongan Allah SWT akhirnya penyusunan buku ini tercapai juga. Ada beberapa hal yang mendasari penyusunan ini. Salah satunya adalah karena menurunnya semangat anggota BAI beberapa tahun terakhir, sehingga membuat kami berpikir apa yang kurang dalam jama'ah ini. Setelah kami diskusikan dan evaluasi, diperoleh kesimpulkan bahwa program kegiatan pendampingan (mentoring) yang selama ini macet adalah salah satu faktor pencetus menurunnya semangat anggota. Dan ketika kami berusaha membangkitkan kegiatan pendampingan ini, para senior merasa berat menjadi pementor/murabbi karena masalah kurangnya ilmu dan tidak tahu apa yang harus disampaikan. Hal itulah yang memicu kami untuk menyusun buku ini sebagai panduan dalam melakukan mentoring.
Kami menyadari bahwa bukan kefanatikan terhadap jama'ah yang harus ditonjolkan, tetapi keteguhan untuk selalu menancapkan iman di dada melalui ilmu dan amalan keseharian yang istiqamah. Sebab dengan dua hal diatas, seseorang akan tergerak dengan sendirinya untuk membentuk jama'ah yang berorientasi kepada dunia dan akhirat. Sehingga buku ini dapat dipelajari oleh siapa saja yang ingin mendalami Dienul Islam.
Terakhir, kami menyadari bahwa buku ini masih banyak kekurangan. Untuk itu kami berdo'a agar kekurangan dan kesalahan itu bisa diperbaiki oleh generasi sesudah kami dan semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa kami. Harapan kami, semoga buku ini bermanfaat dan menjadi tonggak bersinarnya dienul Islam di Fakultas Kedokteran Unissula pada khususnya dan dunia kedokteran yang lebih luas pada umumnya dengan lahirnya jundi-jundi penegak syari'ah Islam dan pengobar jihad melalui kedokteran sebagai wasilah, Aaamiiin...
* DAFTAR ISTILAH * - Mentoring/halaqah : Program kegiatan pendampingan - Pementor/murabbi : Penyampai materi - Mentor/mad'u : Anggota kelompok mentoring
Alamat :Badan Amalan Islam (BAI)
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung
Gedung A FK Unissula Lt.1 - Jl. Raya Kaligawe Km.4 Semarang 50112
E-mail : bai_fkunissula@yahoo.com
Homepage : http://bai-fkunissula.blogspot.com
Sekitar dua minggu yang lalu, BAI telah mengadakan sebuah Acara… Tepat tanggal 14 Juni 2008, di Gedung B lantai 3 Fakultas Kedokteran Unissula... Masi ingatkah kalian dengan Acara itu ? Yup ! BAI telah mengadakan acara Mini Talk Show dengan tema; "Sudahkah Aku Menjadi Mahasiswa Ideal ?"
Alhamdulillah, acara berlangsung lancar dan yang pasti ”Seru Abiz”.. Buat temen2 yang ga’ ikut acara ini, jangan nyesel yaaa... ;) Acara ini emang special banget buat temen2 PBL yang sedang mencari Karakter Idealnya seorang mahasiswa FK dengan kurikulum PBL...
Talk Show ini dihadiri oleh 3 Bintang Tamu dari Mahasiswa PBL angkatan 2005... dan Masing2 memiliki karakter yang berbeda-beda... Yup ! masing2 bintang tamu punya pandangan yang berbeda mengenai Kriteria Idealnya seorang mahasiswa PBL... Mbak Galih beranggapan bahwa ”Study is number One” .. Secara tugas perkuliahan anak PBL tuwh berjibun… Nyiapin Bahan SGD, Ngerjain LI, Belajar buat Respon praktikum, Laporan buat ACC.. Belum lagi kalo dah mendekati Detik2 Ujian,,, Whuizz… Sibuk banget kan ? (Yaa iyaLaah.. MAsa’ Ya iyaa Donk…) Maka dari itu Mbak Galih pengen Fokus di Perkuliahan Ajaa… supaya bisa mendapatkan hasil yg maksimal dan tentunya bisa nyenengin Orang Tua..
Laen lagi dengan Mbak Ariyanti... Pengalaman Organisasi Asisten PK ini, patut diacungi 2 jempol.. (kalo bisa, 4 jempol juga boleh) he he.. Yup ! Mbak Ariyanti pernah menjadi delegasi ke Jepang Loh… Hebat kan ? Bagi Beliau, Organisasi tuh penting banget.. Kenapa ? Karna dari Organisasilah Qta jadi punya banyak temen (yg Jelas ga' Cuma ank FK Unissula doank) , dan yang pasti punya banyak pengalaman yang seru...
Kalo Mbak Sani... Wah,,, kalo yang ini ga’ usah ditanya lagi dech.. Siapa sich yang ga’ kenal ma Mbak Sani ? Pasti semua kenal kan ? (Yaa iya donK.. Masa’ Yaa Iya Laah.. Secara Mbak Sani Asdos Anatomi giTu LoCh…) Eitz.. tunggu dulu… Ga’ Cuma AsdoS aNatomi ajaa.. Mbak Sani juga Aktif di BEM FK Unissula sebagai, Menteri Departement of Medical Secience dan juga di BAI, menjadi WaPimRed Majalah Al-Firdaus… Whuizz.. Salut Buanget dech buat Mbak Sani.. Bagi Mbak Sani Antara kuliah dan Orgaisasi tuwh harus berjalan seimbang… Organisasi OK, Kuliah juga harus OK donk !
TeruZ, Talk Shownya Cuma gini doank ? (yaa Enggak Laah…) pas waktu Talk Show, panitia juga menampilkan Video mengenai pendapat PBL dan Aktivitas Mahasiswa PBL.. Selain itu, Panita juga telah melakukan observasi tentang Kriteria Mahasiswa PBL yang Ideal … Hasil survey di lapangan dibahas oleh Moderator dan ditanggapi oleh Para Dosen… Yup ! Qta juga kedatangan Pembicara dari dosen Looh.. Dan yang Pasti udah ga’ asing di Mata Para Mahasiswa.. Siapaka beliau ? Beliau adalah Bu Endang Lestari dan Pak Tjatur..
Mini Talk Show : Sudahkah Aku Menjadi Mahasiswa Ideal ?
Di Balik Layar "Sudahkah Aku Menjadi Mahasiswa Ideal ?"
Jujur saja, awalnya kami (Panitia) merasa Kaget plus Bingung, diberi amanah menjadi panitia acara Mini Talk Show.... Karna ini adalah pengalaman pertama kami, jadi panitia sebuah acara di Fakultas. Banyak sekali yang kita bingungkan.. Mengenai konsep acara, pembuatan proposal, Ngeloby ke Dosen, dekorasi dan maasih banyak lagi...
Namun, kebingungan itu tidak mematahkan semangat kami untuk membuat acara ini... Hari demi hari, kami lalui dengan melaksanakan masing2 Job panitia... tidak sedikit kendala yang dihadapi oleh kami..
Dari pembicara dosen yang berhalangan hadir, karna ada rapat dengan Bapak Dekan. Hingga akhirnya, Bapak Dekan mengijinkan Dosen Pembicara untuk mengisi Talk Show, dengan catatan jam setengah sebelas Talk Show harus selesai. Lantas kami pun sedikit merubah rancangan acara.. Setelah rancangan sudah kami rubah, ternyata Rapat Dosen dengan Bapak Dekan dibatalkan... Namun, dr. Sampurna dan dr. Iwang tetap berhalangan hadir, karna ada acara lain. Tapi, Alhamdulillah, kami mendapat dosen pembicara pengganti, yakni dr. Tjatur.
Sekitar satu minggu lebih berapa hari, sebelum hari H..., tiba2 ada pengumuman bahwa Ujian Tutorial untuk 2007 dilaksanakan pada Hari dan Waktu yang sama... Kami benar2 bingung, ga’ tau harus berbuat apa... padahal pamflet sudah dipasang dan tiketpun juga sudah banyak yang terjual... Namun, lagi2 Allah SWT memudahkan langkah kami, Ujian tutorial diundur jam 2 siang (Alhamdulillah...)
Melalui tulisan ini, Saya pengen ngucappin terima kasih sama teman2 panitia... Terima kasih temaann, Saya tau banyak kendala yang teman2 hadapi.. Saya tau bagaimana pusingnya sekretaris, sampai akhirnya jatuh sakit dan Ketua pun juga sempat sakit. Saya tau bagaimana bingungnya bendahara.. Repotnya dekorasi (hingga malam2 hujan-hujanan mencari tanaman buat dekor) dan juga pusingnya jd publikasi. Temaaan... Saya salut atas usaha kalian... Saya salut atas semangat kalian.. Meskipun ini pengalaman pertama...
Kami (panitia) juga ingin mengucapkan banyak terima kasih pd kakak2 BAI 04', 05' dan juga 06'. Terima kasih ats nasehatnya, masukannya dan segala partisipasi untuk acara Talk Show ini.. Banyak sekali pelajaran yang kami dapatkan dari kakak2 yang tentunya sangat bermanfaat buat kami....
Kami menyadari masih banyak sekali kekurangan yang harus dievaluasi. Mudah-mudahan saja, apa yang kita lakukan ini menjadi salah satu jalan Dakwah untuk menggapai keridhoan-Nya... Amiiin... Kami juga ingin mengucapkan terima kasih pada peserta yang telah mengikuti acara ini, terima kasih atas partisipasinya… Dan akhirnya... Tiada gading yang tak sempurna, tiada Acara yang tak sempurna juga...Oleh sebab itu kami memohon maaf sebesar-besarnya bila ada sesuatu yang tidak berkenan dan kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari teman2 untuk perbaikan acara selanjutnya...