Afwan jiddan, bagi kordinator tiap sie yg belum ada no hp nya tolong dilengkapi lewat coment ya..
bagi BAI angkatan 2009 & 2010 yang belum masuk kepanitiaan harap segera menghubungi panitia diatas yg ada no telpnya, untuk menjadi anggota dari seksi terkait. tolong di tag ke temen2 2009 2010 ya. jazakumulloh khoiron katsiron. semoga yang sedikit ini bs menjadi bekal kita d akhirat kelak. aamiin. mari luruskan niat..
Kekuatan yang dimiliki ummat dan kemenangan yang selalu dijanjikan Allah SWT kepada mereka, bukan hanya bertumpu pada sisi ibadah saja tanpa diiringi dengan ilmu pengetahuan dan amalan kebaikan dalam kehidupannya. Namun, kekuatan dan kemenangan itu tegak kokoh di atas tiga pilar yang satu sama lain tidak boleh terpisahkan yaitu, iman, ilmu dan amal (ibadah), dan saat ini, ketika ummat mulai meninggalkan tsaqafah islamiah dan ilmu pengetahuan lainnya yang bermanfaat, maka kekuatan dan kemenangan tersebut berangsur-angsur akan hilang dan pada akhirnya digantikan dengan ketidakberdayaan serta kelemahan. Sebagaimana Allah SWT nyatakan dalam firman-Nya:
“…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Mujaadilah: 11)
mengenai hal ini, Imam Syafi’i berkata, “Sesungguhnya jati diri seorang pemuda—demi Allah—ada dalam ilmu dan ketaqwaannya. Apabila keduanya tidak ada dalam dirinya, maka ia bukanlah pemuda sebenarnya.”
Perkataan yang paling pantas menyandang sifat ini adalah Alqur’an. Karena Alqur’an mengandung ilmu orang-orang terdahulu dan ilmu orang-orang yang akan datang, mengandung kesempurnan sastra, pilihan kata yang paling tepat dan mengandung makna yang luas dan yang terindah. Apabila Alqur’an telah ditinggalkan oleh generasi-generasi muda islam, maka kejayaan islam hanya tinggal sebagai angan.
Teman-temanku, adik-adikku dan saudara-saudaraku seiman. Kita semua telah memahami, di sekitar kita Alqur’an telah begitu memasyarakat, lebih dari puluhan kali Musabaqah Tilawatil Qur’an digelar di negeri ini. Masing-masing bersaing dari sisi irama bacaan dan keindahan suaranya. Namun, sudahkah kita memahami apa maksud kandungan dalam Alqur’an? Benarkah makna-maknanya telah merasuk ke dalam relung hati dan jiwa kita? Ataukah bacaan kita hanya tersendat di tenggorokan tanpa menembus dinding-dinding hati kita?
Perkara yang terpisah dari bacaan telah disinyalir oleh Nabi Muhammad SAW dalam sabda beliau: “Kebanyakan orang munafik umatku adalah Qurra’-nya(para pembaca Alqur’an).”
(HR. Ahmad dan Thabrani, Ash-Shahihah no.750).
Maka, sudah selayaknya setiap orang yang membaca Alqur’an khawatir jika termasuk ke dalam golongan orang-orang munafik dan selalu menjaga diri agar tidak terjerumus ke dalam golongan orang-orang yang binasa. Rasa khawatir terhadap kemunafikan benar-benar membuat orang-orang yang memiliki hati bersih menangis. Karena mereka yakin bahwa tempat kembali orang-orang munafik adalah hukuman di akhirat.
Alangkah indahnya petuah sahabat mulia, Qari’ agung, Abdullah bin Mas’ud RA. “Seorang pengemban Alqur’an diketahui di malam hari saat orang-orang sedang tidur, diketahui di siang hari saat orang-orang tidak berpuasa, diketahui dengan kesedihannya saat orang-orang bergembira, dengan tangisannya saat orang-orang tertawa, dengan diamnya saat orang-orang banyak bergaul, dan dengan khusuknya saat orang-orang sibuk. Seorang pengemban Alqur’an seyogyanya banyak menangis, bersedih, santun, bijaksana, alim dan banyak diam. Seorang pengemban Alqur’an seyogyanya tidak kasar, tidak lalai, tidak suka berteriak, tidak suka bersuara keras dan tidak berlidah tajam. (Mushannaf Ibnu Abi Syaibah VII/231/no. 35573 dan Alhilyah I/30).
Sebuah kisah tentang salah satu tabi’in pengemban Alqur’an, yaitu: Harun Ar-Rasyid.
Khalifah Abu Ja’far Harun bin Al Mahdi Muhammad bin Al Manshur Abu Ja’far Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas Al Hasyimi Al Abbasi, yang brilian dan mengabdi kepada rakyatnya. Dia seorang yang pemberani, cerdas, kritis, berilmu dan memperhatikan tugas-tugas kekhilafahannya. Banyak negeri ditaklukkannya, diantaranya negeri Heraclius.
Ubaidullah Al Qawariri bertutur: “Ketika Harun Ar-Rasyid bertemu dengan Fudhail bin Iyadh, maka Fudhail berkata: “Wahai yang berwajah tampan, engkau akan dimintai pertanggungjawaban atas umat ini. Seraya membacakan ayat Alqur’an surat Al Baqarah: 166
“…dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus.”
Maka menangislah Harun sesenggukan (teringat kisah sang teladan, Nabi Ibrahim AS saat menunjukkan bakti kepada orangtuanya sekalipun petunjuk itu datangnya hanya dari Allah SWT). Ibnu Jarir berkata, tafsir ayat ini adalah bahwa Allah SWT mengabarkan keadaan orang-orang yang mendzalimi diri sendiri yakni orang-orang yang mati dalam kekafiran, mereka akan saling berlepas diri. Nasab dan hubungan keluarga tidak akan bermanfaat bagi seseorang, walaupun mereka adalah para wali Allah. “Adapun permohonan ampunan dari Ibrahim (kepada Allah) untuk Bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkan kepada Bapaknya. Maka ketika jelas bagi Ibrahim bahwa Bapaknya adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri darinya.”(Al Baqarah: 114).
Di akhirat Allah memupus ampunannya bagi orang-orang kafir. Karena hal itu bertentangan dengan ketaatan dan keridhaan-nya. Tidak akan ada hubungan persaudaraan yang bermanfaat bagi mereka saat berhadapan dengan Rabb semesta alam. Tidak bermanfaat juga ibadah mereka kepada selain Allah dan ketaatan mereka kepada pemimpin mereka. Kerabat mereka tidak akan membela saat mereka menghadapi siksaan Allah SWT. Amal mereka tidak berfaedah sama sekali, semuanya sia-sia. Segala sarana mereka telah pupus.
Ada hal yang perlu dicatat, sebenarnya yang menjadi tujuan utama bukan semata-mata menangis saat membaca dan mendengarkan bacaan Alqur’an. Namun tujuan utamanya adalah hadirnya hati dan penghayatan atas apa yang dibaca dan didengar. Para salaf tidak pernah sembarangan menangis, mereka menangis pada tempatnya saat tak kuasa menahannya dan bukan tangisan buatan. Mereka menangis lantaran kandungan ayat-ayat Alqur’an merasuk ke dalam kalbu, buah kekhusyukan dan sensivitas hati. Mereka tidak menangis karena riya’ (pamer) atau sum’ah (ingin didengar orang lain).
Seorang yang cerdas akan paham hanya dengan isyarat, tidak perlu diberi penjelasan panjang lebar. Namun demikian, beginilah kebiasaan ahli ilmu, jika mereka membahas sesuatu maka akan merujuk kembali ayat-ayat Alqur’an kemudian menghadirkan petunjuk Rasulullah SAW.
Sebagai pelengkap, kita kaji satu hadist Rasulullah SAW: “Membaca Alqur’an dengan jahr (suara keras), seperti bersedekah dengan terang-terangan. Demikian bila membaca Alqur’an dengan sirri (suara rendah), seperti bersedekah secara diam-diam.”
Imam At-Tirmidzi menjelaskan makna hadist di atas sebagai keutamaan bacaan sirri atas jahr, sebagaimana sedekah dengan diam-diam lebih utama daripada sedekah dengan terang-terangan. (At-Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur’an, An-Nawawi).
Oleh : dr. Ridha Wahyutomo (Pembimbing BAI FK Unissula) Mahasiswa PPDS Mikrobiologi Klinik FK UNDIP 24 Desember 2010 jam 03.00 WIB
Pemilihan Spesimen
Rectal swab hanya dapat dilakukan bila diare diambil dari bayi atau orang dewasa dengan diare akut. Tidak pula untuk deteksi toxin Clostridium difficile.
Swab untuk kultur pathogen enteric harus mendapatkan feces juga. Karena anal swab saja tidak akan mendapatkan bakteri penyebab diare yang sebenarnya.
Kultur rutin diindikasikan jika mencari Salmonella, Shigella dan campylobacter. Jika curiga keterlibatan kuman-kuman tersebut maka harus disampaikan pada laboratorium mikrobiologi klinik. Begitu piula untuk E.coli O157:H7, Yersinia, Vibrio, Aeromonas, Pleisomonas.
Oleh : dr. Ridha Wahyutomo (Pembimbing BAI FK Unissula) Mahasiswa PPDS-Mikrobiologi Klinik FK UNDIP 26/12/2010 07:50 WIB
PENDAHULUAN
Bakteri terdiri atas dua bentuk kehidupan, planktonic (mengapung dan bergerak) dan sessile (keadaan diam). Planktonic penting untuk proliferasi cepat dan penyebaran ke lingkungan yang baru. Sessile, faktor pertumbuhan lambat untuk konsistensi. Penelitian mengungkapkan bahwa bakteri yang melekat pada media atau jaringan, dapat tumbuh dalam sebuah struktur yang disebut biofilms, yang dapat ditemui di hampir seluruh ekosistem, baik netral ataupun patogenik. Biofilm didefinisikan sebagai struktur mikroba untuk menempel antar mikroba atau ke permukaan jaringan. Penempelan ini melibatkan senyawa matriks biopolymer atau matriks polimer ekstraseluler yang diproduksi oleh mikroba. Matrik ini berupa struktur benang-benang bersilang satu sama lain yang dapat berupa perekat bagi biofilm.
KOMPOSISI BIOFILM
Komposisi Biofilm merupakan struktur yang dinamik dan kompleks. Permukaan jaringan umumnya dalam keadaan normal mengandung air, lipid, albumin, matriks polimer ekstraseluler atau mutrisi dari lingkungan sekitar. Bakteri menempel pada permukaan, pada awalnya dalam ikatan reversible dan kemudian perlekatan irreversible yang dengan cepat membentuk perlekatan biofilm berstruktur kokoh. Biofilm yang sudah masak memberi gambaran perkembangan yang cepat dan terdiri dari struktur berbentuk pilar yang menempel dalam extracellular polymer matrix atau glycocalyx dengan jumlah banyak, disekat oleh saluran berisi air dan mengalir yang menjadi transport nutrisi dan oksigen ke bagian dalam biofilm dan membuang sampah metabolik.
Proses perlekatan mikroba dipengaruhi beberapa hal termasuk spesies bakteri, komposisi permukaan sel, kondisi alami permukaan jaringan, ketersediaan nutrisi, hidrodinamik, komunikasi antar sel, dan regulasi global dalam jaringan. Ada 3 fase dalam pembentukan biofilm. Pertama ditandai distribusi sel yang ditempel oleh motilitas permukaan. Kedua, terjadi pembelahan dari sel yang dilekati. Ketiga, agregasi sel atau kelompok sel dari sebagian cairan membentuk biofilm.
Good Job You Can Trust Oleh : dr. Ridha Wahyutomo (Pembimbing BAI FK Unissula)
Pengertian Handling specimen merupaka serangkaian kegiatan meliputi pemilihan, pengambilan, dan transportasi specimen atau materi tubuh yang akan diperiksa di laboratorium dalam rangka penegakkan diagnose. Hal ini dapat dilakukan karena dalam pemeriksaan penunjang akan didapatkan etiologi dan gambaran proses penyakit.
Panduan Awal Ada tahapan-tahapan yang harus ditempuh untuk handling specimen. 1. Tahap persiapan Perlakukan semua specimen sebagai limbah berbahaya. Jika memungkinkan, kumpulkan specimen sebelum pemberian antibiotika
2. Tahap pelaksanaan Diambil dari tempat terjadinya infeksi yang sebenarnya. Jaga specimen dari kontaminasi flora normal Jumlah specimen harus adekuat
3. Tahap transportasi Pergunakan alat pengambil specimen yang tepat, kokoh, steril, dan tehnik aseptic untuk menampung Bila menggunakan swab maka dijaga kelembabanya dalam media transport. Beri label tempat penampung specimen dengan: nama lengkap pasien usia jenis kelamin asal spesimen Identifikasi asal spesimen Kirim specimen segera ke laboratorium.
Kaidah Waktu Pengambilan Specimen
Tergantung dari proses penyakit dan kemampuan memproses specimen
Specimen yang lebih dari 24 jam harus sebaiknya tidak dipakai.
Beberapa specimen diambil pada waktu tertentu seperti sputum pagi sewaktu.
Khusus kultur darah kadang penting melihat kondisi klinis pasien. Kultur 3 kali dalam 24 jam sangat berguna dalam mendiagnosa septicemia
Selain proses laboratorium rutin, maka pengambilan specimen untuk beberapa pemeriksaan harus dilakukan dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter spesialis mikrobiologi klinik.
Prosedur Transport Spesimen
Untuk kultur, segera kirim specimen dalam waktu 1 sampai 2 jam. Khusus urin jika akan ditunda harus dimasukkan lemari es, namun kurang baik menurut beberapa dokter spesialis mikrobiologi klinik karena bakteri dapat berkembang biak dalam 20-30 menit. Sehingga hasil palsu dapat muncul
Jika ditunda, maka pergunakan medium transport seperti Amies, Stuart, Cary-Blair.
Jangan menerima swab yang sudah kering atau tanpa medium dan normal saline.
Pemrosesan Spesimen Umum
Specimen diproses setelah ada permintaan dan labeling sudah lengkap.
Specimen tidak boleh diproses jika tempat specimen tidak tepat, tidak tepat mediumnya, dan penundaan pengiriman terlalu lama.
Specimen yang diambil dari tempat yang sama dalam 24 jam tidak boleh diproses kecuali ada indikasi yang telah disepakati antara dokter spesialis di bangsal dan dokter spesialis mikrobiologi klinik.
Dengan berjalannya kaidah handling specimen yang baik, maka diagnose dapat dipercaya dan penatalaksanaan terutama antibiotika tidak asal tembak tanpa tahu cara kerja, sasaranya, dan dosisnya. So, as a clinical microbiologist, we do a good job you can trust, INSYA ALLOH.
Oleh : dr. Ridha Wahyutomo (Pembimbing BAI FK Unissula)
Pendahuluan
Acinetobacter pertama kali diidentifikasi oleh Brisou dan Prevot pada tahun 1954. Kemudian oleh Beijerinck dari Delft Belanda, diisolasi dari tanah dan disebut sebagai micrococcus calco aceticus. Sebelum tahun 1986, pembagian species Acinetobacter dikelompokkan dalam berbagai kriteria. Namun standar identifikasi akhirnya mengacu kepada DNA-DNA hybridization yang dilakukan oleh Rossau pada tahun 1991. Dari hasil standarisasi tersebut didapatkan 19 genom spesies. Acinetobacter baumannii biasa ditemukan di lingkungan klinik, Acinetobacter johnsonii dan Acinetobacter lwoffii merupakan flora normal pada kulit manusia, ditemukan pula pada tanah dan lumpur.
Morfologi dan Biokimia
Secara morfologi, Acinetobacter merupakan kuman cocobacil yang kadang menyerupai Neisseria karena bentuk diplococcus, non motil, gram negative, tidak membentuk spora. Merupakan kuman aerob yang tidak menghasilkan warna ungu dalam reaksi dengan 1% tetramethyl p-phenylenediamine (tes oxidase negative) dan hal inilah yang membedakan Acinetobacter dengan Neisseria. Namun menghasilkan gelembung oksigen saat bereaksi dengan H2O2 (tes katalase positif). Selain itu juga mereduksi nitrat.
Epidemiologi
Acinetobacter dapat ditemukan secara bebas di tanah dan air. Kuman ini dapat diisolasi dari makanan terutama hasil olahan binatang dan dari kulit manusia normal. Dapat pula didapatkan dari membrane mukosa, sekresi vagina, sputum, urin, feces ataupun dari lingkungan rumah sakit. Dari lingkungan rumah sakit dapat diisolasi dari bak dialisa peritoneal, bed urinal, lap, kateter angiografi, hanscoen, bantal pasien, dan sebagainya.
Dalam dua decade ini Acinetobacter menjadi perhatian dan dianggap sebagai sumber infeksi oportunistik yang diwaspadai di rumah sakit. Selain itu Acinetobacter juga menunjukkan pola resistensi terhadap antibiotika, yang menyebar dengan cepat sebagai infeksi nosokomial. Di ruang ICU sering diapatkan pada tractus respiratorius. Pada bangsal umum isolate didapatkan dari luka, tractus urinarius.
Acinetobacter memicu outbreak nosokomial yang mengacu paa klasifikasi epidemic di rumah sakit menurut Hansen. Criteria Hansen tersebut yaitu,
1. Epidemic rumah sakit dipicu oleh satu tipe spesies
2. Epidemic rumah sakit dipicu oleh tipe yang berbeda dari setiap spesies atau spesies berbeda.
3. Epidemic rumah sakit dipicu oleh spesies berbeda dengan pola resistensi antibiotika sama
Penyebaran tersebut tampaknya berasal dari tangan staf kesehatan yang kontak dengan pasien yang terdapat kolonisasi Acinetobacter.
Berdasarkan data dari National Nosocomial Infections Surveillance (NNIS) tahun 1990 sampai 1992 dan dipimpin oleh CDC, menemukan Acinetobacter 4% menjadi penyebab nosokomial infeksi pneumonia. Sering ditemukan dalam bentuk VAP (Ventilator Acquired Pneumonia. Infeksi lain oleh karena Acinetobacter termasuk bakterimia, ISK, meningitis, endocarditis, infeksi okuler, osteomyelitis, dan peritonitis. Secara umum, infeksi Acinetobacter berhubungan dengan peralatan medis yang lau terjadi pada saat system pertahanan tubuh gagal sebagai kelanjutan adanya luka atau pembedahan. Neonates sangat rentan terhadap infeksi Acinetobacter.
Acinetobacter lwoffii diketahui juga berperan dalam bakteremia dengan tanda-tanda sepsis yang berat. Pada usia lanjut, bakteremia terjadi pada kondisi penyakit berat seperti malignansi, luka bakar, trauma, kolonisasi pada tractus respiratorius pasien luka bakar dengan intubasi. Pada pasien kateterisasi bakteremia terjadi meskipun tanpa melibatkan penyakit yang mendasari.
Meningitis oleh karena Acinetobacter tanpa kecuali, juga menjadi efek oleh karena intervensi neurosurgical.
CAP oleh karena Acinetobacter jarang terjadi namun merupakan penyakit berat. Alkoholisme, merokok, COAD dan DM merupakan faktor predisposisi. Pasien biasanya mengalami sakit akut dengan gejala dyspnoea, demam, batuk produktif, dan nyeri dada oleh karena pleuritis. Perjalanan klinis dapat memburuk dengan adanya syok, hypoxemia berat, granulocytopenia dan kultur darah positif.
Pathogenesis
Acinetobacter merupakan kuman oportunis. Meskipun hidup pada pH asam dan di suhu rendah, namun dapat menyerang jaringan vital.
Acinetobacter memiliki daya toksik/virulensi yang setara dengan Escherichia, Serratia marcescens, and Pseudmonas aeruginosa. Kapsul tidak berhubungan dengan virulensi. Tetapi kapsul meningkatkan aktifitas bunuh E.coli, S. marcescens dan P. aeruginosa. Pada isolate klinik didapatkan kerusakan jarinagn lemak oleh karena enzim yang menghidrolisis asam lemak rantai pendek. Endotoxin Acinetobacter menunjukkan aktifitas toksik yang sama dengan Enterobacteriaceae. Walaupun terdapat endotoxin yang merupakan senyawa lipopolisakarida, namun belum diketahui potensi endotoksik pada manusia.
Kuman ini juga mampu memproduksi bakteriocin dan bertahan hidup dalam kondisi kering.
Manifestasi Klinik
* Tractus Respiratorius
Merupakan tempat paling sering didapatkan Acinetobacter karena kolonisasi di faring di orang sehat dan pada tracheostomy. Pada anak sehat dapat menyebabkan community acquired bronchiolitis dan tracheobronchitis. Dapat pula terjadi tracheobronchitis pada dewasa. CAP oleh karena Acinetobacter pada dewasa dapat didasari alkoholisme, merokok, COAD dan DM. Pasien biasanya mengalami sakit akut dengan gejala dyspnoea, demam, batuk produktif, dan nyeri dada oleh karena pleuritis. Perjalanan klinis dapat memburuk dengan adanya syok, hypoxemia berat, granulocytopenia dan kultur darah positif.
CAP oleh karena Acinetobacter lebih sering terjadi pada daerah tropis, daerah dengan tingkat kesehatan rendah, penggunaan penicillin sering.
Akibat terbesar yang ditimbulkan oleh infeksi Acinetobacter adalah nosokomial pneumonia, yang lebih banyak oleh karena pemakaian ventrikulator, VAP. Infeksi pneumonia nosokomial ini dapat dipicu oleh intubasi ET, tracheostomy, terapi antibiotic sebelumnya, didapatkan dari ICU, tindakan bedah yang baru saja, penyakit paru yang mendasari.
ICU yang seharusnya steril dapat memberikan kontribusi penularan Acinetobacter dari alat ventrilator, hanscoen, perawat dengan kolonisasi Acinetobacter, cairan nutrisi parenteral yang terkontaminasi.
* Bacteremia
Nosokomial bakteremia oleh karena Acinetobacter biasanya berhubungan dengan adanya penyakit pada tractus respirasi, i.v. cath, tractus urinarius, luka, kulit, dan infeksi abdomen. Kadang disertai pula dengan syok septic dan dapat terjadi kematian pada Acinetobacter bakteremia.
* Genitourinary
Pada pasien dengan urethritis “menyerupai gonorrhea” yang resistensi penicillin kadang disalahartikan sebagai akibat infeksi Acinetobacter. Meskipun tractus urinarius bagian bawah terdapat kolonisasi Acinetobacter, namun jarang invasif. Walaupun begitu ada data yang menunjukkan terjadinya cystitis dan pyelonephritis pada pasien dengan kateter menetap.
* Meningitis
Meningitis oleh karena Acinetobacter jarang terjadi. Meskipun jika ditemukan berasal dari prosedur bedah saraf. Meningitis bermanifestasi kasar. Gambaran rash petechie tampak pada Acinetobacter meningitis.
* Jaringan lunak
Acinetobacter dapat menimbulkan cellulitis yang dihubungkan dengan i.v cath. Pada luka, trauma, luka bakar, dan insisi post operasi. Hal ini karena Acinetobacter dapat tubuh subur pada jaringan dan benda asing.
* Jaringan lain
Acinetobacter dapat menimbulkan infeksi di seluruh jaringan tubuh. Pada mata dapat menyebabkan conjungtivitis, endopthalmitis, perforasi kornea oleh karena kontaminasi contact lens. Endocarditis oleh karena katup buatan, osteomyelitis, septic arthritis, abses liver dan pancreas, juga pernah dilaporkan oleh karena Acinetobacter.
Terapi
Sangat sedikit dari antibiotik yang digunakan secara efektif untuk menangani infeksi nosokomial oleh karena Acinetobacte, terutama pada pasien di ICU. Antibiotika β Lactam hanya dapat dipakai setelah ada tes sensitivitas. Ticarcillin, sering dikombinasikan dengan sulbactam, ceftazidime, atau imipenem, dapat dipakai. Aminoglycosida kadang efektif bila dikombinasi dengan β Lactam, dan kombinasi lain dari β Lactam dengan satu fluoroquinolone atau rifampin juga pernah dikemukakan. Pada sebuah survei retrospektif di Perancis dari kebiasaan penulisan resep pada ICU, yang pertama diberikan untuk infeksi Acinetobacter meliputi amikacin, imipenem, ceftazidime, atau salah satu quinolone (pefloxacin atau ciprofloxacin). Pada 56% kasus, imipenem dianggap baik sebagai agen tunggal atau dikombinasi dengan amikacin (18%), sementara ceftazidime ditambah amikacin ditemukan pada 17% kasus dan amikacin dipergunakan seperti agen tunggal pada 26% kasus. Pada penelitian penggunaan antibiotika setelah tes kepekaan secara in vitro, kombinasi dari imipenem dengan aminoglycoside dipergunakan pada 59% kasus, ceftazidime dengan aminoglycoside dipergunakan pada 30% kasus, dan ceftazidime dikombinasi dengan quinolone dipergunakan pada 11% kasus. Pada penelitian sebelumnya didapatkan bahwa imipenem dipergunakan sebagai monotherapy pada 20% dari 33 kasus infeksi nosokomial, imipenem di kombinasi dengan amikacin dipergunakan pada 40% kasus, dan pefloxacin ditambah amikacin atau tobramycin (bergantung kepada antibiogram) dipergunakan pada 20% kasus. Kegagalan tata laksana dan kematian (disebabkan oleh infeksi Acinetobacter atau penyakit yang mendasari) terjadi pada 17% pasien yang mendapat antibiotika. Umumnya, antibiotika terbaru yang disrankan sebagai pilihan terapi infeksi Acinetobacter adalah penisilin spektrum luas, cephalosporins spectrum luas, atau imipenem, dikombinasikan dengan satu aminoglycoside.
dr. Ridha Wahyutomo, Mahasiswa PPDS-Mikrobiologi Klinik FK UNDIP 22/12/2010 03:00 WIB
Beberapa hari ini pembicaraan dengan beberapa teman kebanyakan membahas tentang mimpi, kehidupan dan jalan yang kita pilih. Jika tentang mimpi kami akan saling mendoakan dan menyemangati satu sama lain, jika soal jalan yang kami pilih terutaralah alasan-alasan kami memilih jalan ini, ada yang berbeda pandangan mengira ada sesuatu yang aneh di kepala ini,ada juga yang tetep optimis menyemangati bahwa semua adalah benar, jalan yang kami pilih adalah benar(sama-sama benar)begitu katanya.
Sebenarnya semua berasal dari kata yang sama, niat, dan semua pun bergantung pada satu kata itu. Ketika kita memilih sesuatu pasti kita sudah berniat kan?ngga mungkin kita main kebut aja,nyasar malah nantinya. Niat itu pun hanya hati kita dan Alloh yang tahu, buka mulut kita dan juga prasangka. Dan juga ketika memilih pasti sudah kita pertimbangkan apa baik dan buruknya, apa yang prioritas dan apa yang urgent, tinggal tawakal maka pasti berjalanlah apa yang kita inginkan. Dan itulah manusia dengan segala keterbatasannya, berusaha meraih apa yang ia niatkan(mengapai ridhoNya) namun tetap Alloh yang menentukan.
Pagi itu langit sudah terlanjur terang, aktivitas jalan tlogosari sudah mulai, penyapu jalan sudah sibuk berkutat dengan debu-debu kemarin, sayangnya bapak gerobak kue pukis di simpang jalan belum buka(memang biasanya buka sore^^),ruko-ruko pun masih terlelap menutup pintu seng nya dengan rapat. Hari ini ada tenda tensi BAI yang selalu diadakan pada hari Ahad dengan sebelumnya berkumpul di kampus (depan Gd.A).
Sambil menunggu di lampu merah mengamati jalan di sekitar,tak berubah, selalu ramai meski pagi baru saja bangun. Tak lama lampu hijau pun menyala, mengundang deruman ‘segera’ dr pengendara motor, yang lain sibuk mengklakson mobil hitam didepannya. Sempat saja aku menoleh heran mengapa mobil hitam itu tak kunjung jalan juga. Tampak seorang nenek tua pincang di depannya, berjalan mudur perlahan, menapaki satu-satu tongkat rapuhnya, menjaga keseimbangan agar ia tak oleng membawa gendongan kain dipunggungnya. Aku terkesima sesaat, bersyukur sekali mobil hitam itu tak mengklakson sang nenek.
Pertigaan lurus di depan aku kembali menjumpai lampu merah(^^!jadi banyak lampu merahnya)yang sudah menyala sebelum sampai ke pertigaan. Motor di depanku menambah kecepatan, tancap gas, satu motor...dua motor...menerobos lampu merah. Begitu saja(dengan tenangnya). Aku geleng-geleng bukan main jelas-jelas lampu sudah merah, bukannya berhenti. Seketika itu pun aku sadar(ketika menoleh-noleh) mencari pos polisi, ternyata tidak ada pos polisi dan polisi disana, pantesan ya.^^
Sesampai di simpang lima kami langsung sibuk berkoar pada orang-orang,”tensi bu..pak..seribu aja..ada periksa gula darah, kolesterol dan asam urat,silahkan bu..pak”. Beberapa tampak tertarik, seketika itu juga tempat kami penuh dibanjiri para pengunjung yang ingin periksakan dirinya. Mulailah kami beraksi, dengan basmallah kami mulai memompa tensi, menyiapkan alat testnya, memasang lancet, mengukur sampai edukasi pada pasien. Tak lupa setelahnya kami tersenyum mengucapkan terima kasih atas kunjungannya.^^
Diperjalanan pulang aku kembali tersenyum saat lampu merah menyala, kudapati seorang kakek sedang tertidur sangat pulas di kursi depan rumahnya yang tepat di pinggir jalan. Berfikir apakah kakek itu tidak terganggu dengan bisingnya kendaraan?entahlah kurasa tidurnya terlalu nyenyak, tampak sekali di raut wajahnya.
Di perempatan lagi aku melihat kejadian kecelakaan, muda mudi menabrak seorang ibu yang sama-sama menggunakan sepeda motor. Sempat aku bersiap turun, berusaha bisa membantu(mumpung bawa stetoskop dan tensi^^v) namun ternyata ibu itu sudah bangkit dari jatuhnya, dan sibuk memarahi sang muda dan sang mudi hanya duduk pasrah di jok motor, warga berdatangan membantu, setelah memastikan tak ada apa-apa aku pergi, entah bagaimana nasib sang muda tadi. Semoga Alloh selalu melindungi.
Hari ini melihat tiga kebaikan dan juga dua keburukan, bagi diri ini semua adalah pengingat kita untuk senantiasa melihat sekitar. Sekedar saran kalau lagi sedih/ada masalah (setelah shalat n ngaji) coba jalan-jalan bentar dan lihat sekitar. Alloh pasti menunjukkan sesuatu yang akan membuatmu sadar, membuatmu lebih bersyukur tentang hidup.
Inilah yang disebut sederhana, niat kita untuk membantu orang, mencari dana untuk kegiatan juga, kita akan belajar tentang bagaimana hidup, mencari uang, mengingat-ingat kembali berapa lembar uang orangtua yang telah kita habiskan dengan mudahnya, betapa sulitnya mencari uang walau hanya seribu pun. Inilah yang disebut jalan hidup, ketika kita mengabdi pada jalan yang kita cintai karenaNya, untuk sekedar bertemu dan membantu teman-teman kita melaksanakan amanahnya. Inilah pilihan karena tak selamanya kesempatan itu ada untuk kita bersama, menikmati segarnya ukhwah di tenga-tengah terik matahari, menyeruput es teh bersama, sarapan bersama, duduk beralas tikar bersama-sama pula(walau tanah becek merembes dan mengotori pakaian kita).^^.tapi pun pada akhirnya kita akan bersyukur krn kita memilih detik itu berada disana.(entah sekarang ataupun nanti).
Dimulai dari hal yang kecil dari yang sederhana semua akan menumbuhkan kebaikan, yang batang kokohnya adalah iman,ya iman karena pada akhirnya kita akan mengingat Dia sebagai pencipta kita di dunia ini.
Inilah jalan setapak mimpi kita untuk menjadi pengabdi masyarakat, sederhana kan?tapi nanti akan kita rindukan, suatu saat nanti(saat kita2 insyaAlloh menjadi dokter.amin), nikmatilah sekeliling saat menapaki jalan menuju mimpi itu, bukan hanya akan menemukan 3 kebaikan saja mungkin lebih,.
Selamat berSederhana dalam cinta kepadaNya Kpd teman2 finansial--Jazakallah untuk ahad ini 5 Djulhijjah/14 November