Beberapa hari ini pembicaraan dengan beberapa teman kebanyakan membahas tentang mimpi, kehidupan dan jalan yang kita pilih. Jika tentang mimpi kami akan saling mendoakan dan menyemangati satu sama lain, jika soal jalan yang kami pilih terutaralah alasan-alasan kami memilih jalan ini, ada yang berbeda pandangan mengira ada sesuatu yang aneh di kepala ini,ada juga yang tetep optimis menyemangati bahwa semua adalah benar, jalan yang kami pilih adalah benar(sama-sama benar)begitu katanya.
Sebenarnya semua berasal dari kata yang sama, niat, dan semua pun bergantung pada satu kata itu. Ketika kita memilih sesuatu pasti kita sudah berniat kan?ngga mungkin kita main kebut aja,nyasar malah nantinya. Niat itu pun hanya hati kita dan Alloh yang tahu, buka mulut kita dan juga prasangka. Dan juga ketika memilih pasti sudah kita pertimbangkan apa baik dan buruknya, apa yang prioritas dan apa yang urgent, tinggal tawakal maka pasti berjalanlah apa yang kita inginkan. Dan itulah manusia dengan segala keterbatasannya, berusaha meraih apa yang ia niatkan(mengapai ridhoNya) namun tetap Alloh yang menentukan.
Pagi itu langit sudah terlanjur terang, aktivitas jalan tlogosari sudah mulai, penyapu jalan sudah sibuk berkutat dengan debu-debu kemarin, sayangnya bapak gerobak kue pukis di simpang jalan belum buka(memang biasanya buka sore^^),ruko-ruko pun masih terlelap menutup pintu seng nya dengan rapat. Hari ini ada tenda tensi BAI yang selalu diadakan pada hari Ahad dengan sebelumnya berkumpul di kampus (depan Gd.A).
Sambil menunggu di lampu merah mengamati jalan di sekitar,tak berubah, selalu ramai meski pagi baru saja bangun. Tak lama lampu hijau pun menyala, mengundang deruman ‘segera’ dr pengendara motor, yang lain sibuk mengklakson mobil hitam didepannya. Sempat saja aku menoleh heran mengapa mobil hitam itu tak kunjung jalan juga. Tampak seorang nenek tua pincang di depannya, berjalan mudur perlahan, menapaki satu-satu tongkat rapuhnya, menjaga keseimbangan agar ia tak oleng membawa gendongan kain dipunggungnya. Aku terkesima sesaat, bersyukur sekali mobil hitam itu tak mengklakson sang nenek.
Pertigaan lurus di depan aku kembali menjumpai lampu merah(^^!jadi banyak lampu merahnya)yang sudah menyala sebelum sampai ke pertigaan. Motor di depanku menambah kecepatan, tancap gas, satu motor...dua motor...menerobos lampu merah. Begitu saja(dengan tenangnya). Aku geleng-geleng bukan main jelas-jelas lampu sudah merah, bukannya berhenti. Seketika itu pun aku sadar(ketika menoleh-noleh) mencari pos polisi, ternyata tidak ada pos polisi dan polisi disana, pantesan ya.^^
Sesampai di simpang lima kami langsung sibuk berkoar pada orang-orang,”tensi bu..pak..seribu aja..ada periksa gula darah, kolesterol dan asam urat,silahkan bu..pak”. Beberapa tampak tertarik, seketika itu juga tempat kami penuh dibanjiri para pengunjung yang ingin periksakan dirinya. Mulailah kami beraksi, dengan basmallah kami mulai memompa tensi, menyiapkan alat testnya, memasang lancet, mengukur sampai edukasi pada pasien. Tak lupa setelahnya kami tersenyum mengucapkan terima kasih atas kunjungannya.^^
Diperjalanan pulang aku kembali tersenyum saat lampu merah menyala, kudapati seorang kakek sedang tertidur sangat pulas di kursi depan rumahnya yang tepat di pinggir jalan. Berfikir apakah kakek itu tidak terganggu dengan bisingnya kendaraan?entahlah kurasa tidurnya terlalu nyenyak, tampak sekali di raut wajahnya.
Di perempatan lagi aku melihat kejadian kecelakaan, muda mudi menabrak seorang ibu yang sama-sama menggunakan sepeda motor. Sempat aku bersiap turun, berusaha bisa membantu(mumpung bawa stetoskop dan tensi^^v) namun ternyata ibu itu sudah bangkit dari jatuhnya, dan sibuk memarahi sang muda dan sang mudi hanya duduk pasrah di jok motor, warga berdatangan membantu, setelah memastikan tak ada apa-apa aku pergi, entah bagaimana nasib sang muda tadi. Semoga Alloh selalu melindungi.
Hari ini melihat tiga kebaikan dan juga dua keburukan, bagi diri ini semua adalah pengingat kita untuk senantiasa melihat sekitar. Sekedar saran kalau lagi sedih/ada masalah (setelah shalat n ngaji) coba jalan-jalan bentar dan lihat sekitar. Alloh pasti menunjukkan sesuatu yang akan membuatmu sadar, membuatmu lebih bersyukur tentang hidup.
Inilah yang disebut sederhana, niat kita untuk membantu orang, mencari dana untuk kegiatan juga, kita akan belajar tentang bagaimana hidup, mencari uang, mengingat-ingat kembali berapa lembar uang orangtua yang telah kita habiskan dengan mudahnya, betapa sulitnya mencari uang walau hanya seribu pun. Inilah yang disebut jalan hidup, ketika kita mengabdi pada jalan yang kita cintai karenaNya, untuk sekedar bertemu dan membantu teman-teman kita melaksanakan amanahnya. Inilah pilihan karena tak selamanya kesempatan itu ada untuk kita bersama, menikmati segarnya ukhwah di tenga-tengah terik matahari, menyeruput es teh bersama, sarapan bersama, duduk beralas tikar bersama-sama pula(walau tanah becek merembes dan mengotori pakaian kita).^^.tapi pun pada akhirnya kita akan bersyukur krn kita memilih detik itu berada disana.(entah sekarang ataupun nanti).
Dimulai dari hal yang kecil dari yang sederhana semua akan menumbuhkan kebaikan, yang batang kokohnya adalah iman,ya iman karena pada akhirnya kita akan mengingat Dia sebagai pencipta kita di dunia ini.
Inilah jalan setapak mimpi kita untuk menjadi pengabdi masyarakat, sederhana kan?tapi nanti akan kita rindukan, suatu saat nanti(saat kita2 insyaAlloh menjadi dokter.amin), nikmatilah sekeliling saat menapaki jalan menuju mimpi itu, bukan hanya akan menemukan 3 kebaikan saja mungkin lebih,.
Selamat berSederhana dalam cinta kepadaNya Kpd teman2 finansial--Jazakallah untuk ahad ini 5 Djulhijjah/14 November
Post a Comment