Auf bin malik ra menuturkan bahwa Rasullullah SAW, bersabda: "Aku dan seseorang perempuan yang sepasang pipinya Nampak pucat, akan seperti ini (beliau dengan memberi isyarat dengan jari tengah dan telunjuk)pada hari kiamat kelak ,seorang perempuan yang ditinggal mati oleh suaminya,yang memiliki kedudukan dan kecantikan,yang sabar mengurus anak-anak yatimnya hingga mereka berpisah dirinya atau meninggal dunia."(HR.Abu Daud .Lihat,jami'Al-hadist oleh As-Suyuthi 2/196)
Dalam kehidupan ini ada banyak pahlawan yang tak dikenal tanpa identitas yang rela mengorbankan nyawanya demi anak-anak,atau saudara-saudara,atau kaum kerabatnya.
Diantara meraka itu adalah,seorang istri dengan ikhlas dan setia hidup dalam naungan pemeliharaan suaminya.ia berharap bisa melewatkan seluruh usianya bersama sang suami hingga akhir hayat.kemudian ia dikejutkan dengan suratan takdir tuhan yang merenggut nyawa sang suami yang menyayangi dan perisai yang kokoh ini.Akibatnya mau tidak mau ia harus menjalani sisa hidupnya dengan anak-anaknya yang masih kecil dan masih bergantung padanya.Bagi mereka ,ia adalah harapan dan pelindung mereka.Namun bagaimanapun,ia adalah manusia yang mempunyai sifat-sifat sebagai manusia dengan segala tuntutan dan kebutuhannya.Ia memiliki tubuh yang masih segar,muda dan cantik.ia juga memiliki kedudukan,keluarga,dan reputasi baik yang mendorong untuk menikah dengan laki-laki lain.sebagai pengganti mendiang suaminya. Supaya ia memperoleh kehangatan dimalam-malam yang dingin mencekam untuk memenuhi tuntutannya sebagai wanita yang normal
Namun si istri yang setia ini rela mengorbankan kepentingan dirinya,tuntutan jasmaninya,dan hak-haknya demi mengurus anak-anaknya yang masih kecil.Ia mengarahkan segala jerih payahnya demi mereka yang berstatus yatim setelah kehilangan kasih sayang seorang ayah.akibatnya mau tidak mau ia harus berperan ganda,yakni sebagai ibu sekaligus sebagai ayah mereka.sebagai seorang ibu ia harus memberikan seluruh perhatian dan kasih sayang yang ia miliki kepada mereka.dan didalam waktu yang sama,ia sekaligus juga berperan sebagai seorang ayah yang harus bertanggung jawab menghidupi mereka.Ia rela melupakan hak-haknya sendiri demi mencetak generasi yang ideal yang dipersembahkan kepada umat manusia.
Sesungguhnya ia adalah pahlawan yang tak dikenal,yang rela mengorbankan diri demi keluarga,demi anak-anaknya yang masih kecil dan berstatus yatim setelah ditinggal mati oleh ayah mereka.ia juga rela mengabaikan wajahnya yang masih Nampak cantik sehingga sepasang pipinya berubah menjadi pucat,dan berkerut.Dan ia juga harus menjadi orang yang gigih mencari nafkah demi memenuhi tuntutan-tuntutan sebagai rasa tanggung jawab terhadap anak-anaknya.Cahaya kecantikan diwajahnya Nampak meredup,senyumnya hambar dan keceriannya sirna.Tetapi meski demikian ia mendapatkan kebahagiaan dari hatinya,bukan dari wajahnya,ketika ia berhasil mencetak kehidupan yang baru,keluarga yang baru,dan anak-anak yatim yang ditinggal mendiang ayahnya.Ia sudah tidak lagi merasa tersikasa melewati hari-hari dan malam-malam yang sepi.ia berhasil menghidupi ,membesarkan mereka,dan mendidik anak-anaknya yang masih kecil,dari Waktu-kewaktu.
Dan ketika anak-anaknya sudah mulai tumbuh dewasa,cintanya kepada mereka semakin besar,sehingga mereka berhasil lulus dalam”sekolah kehidupan”ini,dan tidak lagi bergantung pada ibunya.Anak yang laki-laki sudah menjadi suami,dan anak perempuan sudah menjadi istri.atau karena tuntutan pekerjaan atau alas an-alasan lainnya.mereka harus tinggal berjauhan dengan ibunya.dengan demikian sang ibu bebas memilih jalan hidupnya antara tetap sendirian atau menikah lagi.
Sosok ibu seperti ini memang patut mendapat penghormatan tersendiri dari Nabi SAW,karena kelak ia akan dikumpulkan dibawah naungan bendera para nabi dan para rasul.Beliau Bersabda”Aku dan wanita yang pucat sepasang pipinya akan seperti ini(beliau memberikan isyarat dengan dua jarinya yang bersebelahan),di hari kiamat nanti.”Kemudian beliau menyebut sifat-sifat wanita ini sebagai wanita yang menjanda akibat ditinggal mati oleh mendiang suaminya.yang memiliki kedudukan dan kecantikan.Yang dimaksudkan dengan kedudukan ia lah status sosial yang tinggi karena factor keluarga,atau keturunan nasab,atau karier pekerjaan,dan lain sebagainya.
Salah satu faktor yang dominan yang mendorong laki-laki untuk tertarik menikahinya ialah karena ia cantik dan memiliki kedudukan yang tinggi,tetapi ia rela menahan diri .ia tetap tegar mengendalikan tuntutan jasmaninya dan keinginan hatinya.demi berkhidmat kepada anak-anaknya sampai mereka tidak lagi membutuhkan bantuannya karena menikah atau karena harus merantau jauh atau karena meninggal dunia atau karena alasan-alasan lain yang memaksa mereka harus meninggalkannya.Wanita seperti ini telah melaksanakan kewajibannya terhadap anak-anaknya sehingga ia berhasil mempertahankan kehidupan mereka dari kematian dan menyelamatkan mereka dari terlantar jiwa raganya serta dari perhatian.pada hakekatnya seseorang manusia adalah bangunan Allah.Siapa yang menghidupkan satu jiwa ,seolah-olah ia menghidupakan seluruh manusia.
Sesungguhnya balasan bagi wanita ini mungkin ia melihatnya dari anak-anaknya di dunia dan mungkin pula ia tidak mendapatinya.Akan tetapi di hari kiamat kelak,ia tidak akan merugi ketika ia bisa berkumpul dengan seorang Nabi yang mulia.ia akan berada didekat Beliau sedekat posisi jari tengah dan jari telunjuk.ia akan melakukan sesuatu yang spektakuler.ia kesampingkan tuntutan tuntutan jasmani demi tuntutan-tuntutan rohani dan juga demi mewujudkan keinginan sejati membahagiakan keluarga serta memelihara anak-anak yatim.
Di sebutkan dalam sebuah hadits : "Sebaik-baik rumah kaum muslimin ialah rumah yang didalamnya ada anak yatim yang diperlakukan dengan baik.Dan seburuk-buruknya rumah kaum muslimin ialah rumah yang didalamnya ada anak yang diperlakukan dengan jahat."
Rasulullah SAW bersabda: "Orang yang menanggung anak yatim baginya atau lainnya (baik itu anaknya atau keponakannya atau anak orang lain ),maka aku aku dan dia akan seperti ini (beliau sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengah)di surga."(HR.Muslim)
Allah SWT Berfirman: "Dan janganlah kamu mendekati anak yatim ,kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji;sesungguhnya janji itu akan dimintai pertanggungan jawabnya." (Dikutip dari Hadits-Hadits pilihan, DR. Abdullah Syahaatah)
Post a Comment