Puluhan Ribu Warga Turun ke Jalan Membela Tempat Suci
Gaza – Infopalestina: Puluhan ribu warga warga turun ke jalan menggelar unjuk rasa kemarin Jumat (12/3) yang diserukan oleh faksi-faksi perlawanan Palestina di Jalur Gaza untuk membela tempat-tempat suci dan menentang politik yahudisasi Israel dan pembangunan pemukiman yahudi.
Jalan-jalan dipenuhi warga pengunjuk rasa yang berangkat dari masjid-masjid di Tepi Barat sebelum mereka berkumpul di halaman depan gedung parlemen Palestina di Gaza.
Dr. Khalil Hayyat, anggota biro politik Hamas menegaskan, aksi ini sangat besar sebab diserukan oleh seluruh faksi-faksi perlawanan Palestina (Hamas, Jihad Islami, Front Nadlal, Shaiqah, Qiyadah Ammah, dan asosiasi ulama Palestina dan lain-lain).
Ia menegaskan, aksi ini sebagai ungkapan persatuan dalam membela tempat suci. Ia menegaskan bahwa lebih banyak sesuatu yang bisa menghimpun dan menyatukan Palestina dari pada yang memecah belah. Kerenanya, para peserta pengunjuk rasa memilih mengibarkan bendera Palestina sebagai wujud persatuan.
“Tidak aneh kita melihat persatuan barisan ini dalam membela tempat suci. Kami keluar ke jalan dengan satu hati mengibarkan bendera Palestina; pesannya lebih banyak yang mempersatukan kami daripada yang menceraiberaikan kami. Bahwa tempat suci, kamp pengungusi kami, rakyat kami di manapun berada dalam satu nasib, harapan, persatuan dan kembali ke Palestina dengan izin Allah,” tegas Khalil Hayyah.
Khalil Hayyah mengungkapkan keanehannya terhadap sikap Fatah yang mau berundingan dengan Israel padahal mereka sudah diisolasi oleh rakyat kami. “Perundingan macam apa ini? Mereka berunding dengan musuh sementara rakyatnya mengisolasi mereka,” Ujar Hayyah.
Ia menegaskan, mereka kembali ke perundingan, sementara Israel menjadikan perundingan itu sebagai legitimiasi dan menutupi aksi yahudisasi Al-Quds dan mengukuhkan permukiman yahudi.
“Warga Palestina di Al-Quds saat ini membela harga diri umat,” tegasnya.
Ia menyerukan kepada rakyat Palestina untuk melawan musuh Israel. “Kami tidak punya pilihan lain kecuali melawan rencana jahat Israel yang ingin menghabisi dan menghancurkan tempat suci kami,” tuturnya.
“Palestina adalah bumi Islam, masalah Islam, dimensinya Islam, maka ketika hendak dicabik-cabik oleh musuh Israel, maka sudah saatnya umat bangkit dan tidak ada waktu untuk menunggu. Apakah kalian menunggu sampai masjid Al-Aqsha dihancurkan?” Hayyah mempertanyakan.
Hayyah menyerukan kepada Fatah agar melepaskan tangan-tangan kelompok perlawanan untuk menghadapi Israel. Sebab Israel tidak akan hengkang dari Palestina kecuali dengan pedang dan senapan.
Di sisi lain, Dr. Muhammad al-Hindi, anggota biro politik Jihad Islami di Palestina menegaskan komitmen gerakannya terhadap pilihan perlawanan. Ia menyerukan persatuan dan menghindarkan diri dari perpecahan dalam menghadapi rencana-rencana jahat Israel.
Al-Hindi menyerukan kepada pimpinan Arab untuk tidak memberikan legitimasi untuk memulai perundingan dengan Israel. “jika kalian ingin cuci tangan dari Palestina, maka jangan kalian beri legitimasi kepada orang yang ingin berlepas dari hak-hak Palestina. namun jika dalam darah kalian masaih ada darah orang-orang bebas dan sisa-sisa cinta kepada tempat isra Rasulullah Muhammad, maka minimal kalian tidak memberikan legitimasi kepada pihak Otoritas Palestina untuk berunding dengan Israel,” seru Al-Hindi kepada Arab.
Kepada Otoritas Palestina Al-Hindi menantang, “Jika kalian beranggapan bahwa pilihan strategi adalah perundingan damai dengan Israel, maka mari kita beradu argument di depan semua pihak. Ungkap apa yang sudah kalian capai selama 30 tahun berundingan Israel Israel. Terus teranglah kepada bangsa dan nyatakan bahwa kalian telah gagal dalam perjalanan perundingan ini.” Pungkas Al-Hindi. (bn-bsyr)
Post a Comment