Runtuhnya Khilafah Islamiyah dan konspirasi dari para penjajah telah membuat kondisi lingkungan kita yang kian lama membuat makin jauh dari Allah, aqidah makin terpuruk, muncul aliran-aliran sesat yang dilindungi oleh para pejuang HAM, paham-paham asing dilindungi para pejuang pluralisme, bahkan semangat nasionalisme yang merupakan salah satu awal penyebab dari kehancuran Khilafah Islamiyah saat ini diperjuangkan mati-matian oleh para pemuda yang mengaku beragama Islam. Tidak sedikit mahasiswa meneriakkan nasionalisme, padahal faham itulah yang berhasil memporakporandakan dan menyebabkan kebid’ahan terbesar sepanjang sejarah Islam dengan runtuhnya Khilafah Islamiyah pada tahun 1924M/1342H.
Dengan runtuhnya Khilafah Islamiyah itulah kaum muslimin memulai membangun negara di negerinya masing-masing dengan menjadikan nasionalisme sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara. Padahal Islam mengharamkan nasionalisme karena nasionalisme bertentangan dengan prinsip kesatuan umat yang diwajibkan oleh Islam. Kesatuan umat Islam wajib didasarkan pada ikatan aqidah, bukan ikatan kebangsaan / nasionalisme. Umat muslim itu bagai satu tubuh. Bila ada satu bagian tubuh yang sakit, maka bagian tubuh yang lain akan merasakan sakitnya. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang-orang beriman adalah bersaudara.” (QS. al-Hujuraat: 10).
Tidak hanya nasionalisme yang diperjuangkan mati-matian di negeri ini. Beberapa pergerakan mahasiswa saat ini yang mengatasnamakan Islam justru mengadopsi dan ikut mempromosikan ide-ide pluralisme. Pluralisme merupakan paham yang mentoleransi adanya ragam pemikiran, agama, kebudayaan, peradaban dan lain-lain. Mereka menggunakan dalil firman Allah SWT yang artinya, “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan dan Kami menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian adalah orang yang paling bertaqwa di sisi Allah” (QS. al-Hujurat : 13) sebagai pembenaran atas paham mereka. Padahal ayat ini menerangkan bahwa Islam mengakui keberadaan dan keragaman suku dan bangsa serta identitas-identitas agama selain Islam (pluralitas), namun tidak mengakui kebenaran agama-agama tersebut (pluralisme).
Para pejuang pluralisme menganggap bahwa konflik antar agama dikarenakan oleh keyakinan para pemeluk agama yang meyakini bahwa agamanyalah yang paling benar dan selamat. Menurut mereka, konflik akan berakhir jika masing-masing agama tidak lagi menganggap agamanya yang paling benar. Padahal Allah berfirman, “Sesungguhnya agama yang diridhai Allah hanyalah Islam” (QS. Ali Imran: 19).
Begitu juga dengan sistem demokrasi. Tidak sedikit mahasiswa muslim mengadopsi sistem demokrasi. Banyak diantara organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa melakukan pemilihan ketua umum ditetapkan dengan cara menghitung suara mayoritas. Ini adalah pembelajaran sistem demokrasi di kampus-kampus pada zaman ini. Demokrasi diharamkan dalam Islam karena dalam sistem demokrasi kedaulatan ada di tangan manusia, bukan di tangan Allah SWT. Atas nama kebebasan, sistem demokrasi telah membuat manusia, melalui wakil-wakilnya di lembaga legislatif bertindak sebagai tuhan, yang merasa berwenang menetapkan hukum sesuai dengan keinginan mereka. Kredo demokrasi mengatakan, “suara rakyat adalah suara tuhan (vox populei vox dei)”. Allah SWT berfirman, “Mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) al-Masih putra Maryam” (QS. At-Taubah: 31). Rasulullah SAW bersabda, “Mereka memang tidak menyembah para alim dan para rahib mereka. Namun jika para alim dan para rahib mereka menghalalkan sesuatu, mereka pun menghalalkannya. Jika para alim dan rahib mengharamkan sesuatu, mereka pun mengharamkannya” (HR. Tirmidzi). Hal ini sama persis dengan kejadian saat ini. Suara mayoritas menjadi penentu kebenaran, betapa pun buruknya sebuah keputusan atau pemikiran. Ketika sudah didukung suara mayoritas, maka keputusan atau pemikiran itu seakan telah menjadi benar.
Apa yang seharusnya dilakukan mahasiswa muslim?
Mahasiswa adalah kumpulan orang-orang yang berakal. Mahasiswa yang akan merubah peradaban adalah mahasiswa yang berakal, bertaqwa dan menguasai Iptek. “Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang berakal” (QS. al-Baqarah : 197).
Mahasiswa yang berakal dan bertaqwa adalah mahasiswa yang menjadikan Halal-Haram sebagai tolak ukur dalam mengambil keputusan, menjadikan syariah Islam sebagai standar perilaku kehidupan. Bukan mahasiswa yang membebek dan diam ketika melihat kemungkaran. Bukan pula mahasiswa yang mengadopsi ideologi asing seperti nasionalisme, pluralisme, demokrasi, dan lain sebagainya. Salah satu peran penting mahasiswa muslim adalah mahasiswa yang tahu bahwa umat Islam telah menjadi boneka dan selalu mendapat posisi sebagai pemain antagonis di pentas dunia, mahasiswa yang tahu kelicikan imperialis dibawah pimpinan AS dan mahasiswa yang mengetahui konspirasi orang-orang gila dalam mengusung ideologi-ideologi asing itu guna merusak aqidah umat. Ingatlah pesan Ar-Rahman dalam surat cinta-Nya, “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridha kepada kalian hingga kalian mengikuti agama mereka”. (QS. al-Baqarah: 120)
Zaman terbaik ialah pada zaman Shalafus Shalih. Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah generasiku (shahabat), kemudian orang-orang sesudah mereka (tabi’in), kemudian orang-orang sesudah mereka (tabiut tabi’in).” (Shahih Bukhari, dari Shahabat Imran bin Husain)
Mahasiswa terbaik adalah mahasiswa yang hidup berjamah dalam organisasi dakwah. Allah SWT berfirman, “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”. (QS. Ali-Imran : 104)
Siap menjadi mahasiswa yang beda?!!
Bergeraklah dan revolusi negeri ini menjadi negeri beradab yang menjadikan Islam sebagai tolak ukur dalam setiap aktivitas perbuatannya. Mulai dari diri sendiri, dari keluarga, masyarakat dan negara. Semoga pergerakan ini menjadi investasi yang sangat menguntungkan demi kemajuan negeri dan turut andil dalam perannya menjemput janji Rasul akan tegaknya Khilafah Islamiyah periode ke-2 di dunia. Rasulullah mengabarkan bahwa akan ada (1) Zaman kenabian, kemudian (2) Zaman Khilafah, lalu (3) Penguasa yang dzalim, kemudian (4) Penguasa diktator dan akan ada (5) Khilafah Islamiyah yang mengikuti manhaj kenabian. Terimalah tawaran kami untuk menghadapi tantangan mendapatkan voucher menginap di surga tanpa batas!
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah. Lalu mereka membunuh atau terbunuh. Itu telah menjadi janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar." (QS. At-Taubah: 111). [Y-A]
Sabeel Ahmed, Meninggalkan Profesi Dokter Demi Dakwah Islam
Kecintaannya pada dunia dakwah, membuatnya rela melepas profesinya sebagai dokter ahli radiologi dan lebih memilih berkonsentrasi untuk berdakwah. Ia mengaku tertarik menekuni dakwah setelah mengetahui bagaimana perjuangan ulama Ahmed Dedat dan Zair Naik dalam menyebarluaskan ajaran Islam.
Itulah pengakuan Dr. Sabeel Ahmed dalam wawancara dengan Arab News, Rabu (12/8). Ahmed kini sedang berada di Saudi melaksanakan umrah. Sekarang, Dr. Ahmed menjabat sebagai direktur GainPeace, sebuah proyek kegiatan dakwah yang digelar organisasi Islamic Circle of North Amerika di wilayah AS dan Kanada.
"Saya sangat terpengaruh oleh Deedat dan Naik, mentor saya, untuk melakukan dakwah Islam ke seluruh AS dengan sukses," ujar Dr. Ahmed dalam wawancara itu.
"Saat ini, pesan-pesan tentang Islam sudah dipasang di papan-papan reklame dan bis-bis di berbagai tempat di AS, termasuk di Washington, New York dan Chicago sebagai bagian dari program GainPeace," sambungnya.
GainPeace menggelar berbagai diskusi dan konferensi tentang Islam dan menyediakan outlet-outlet khusus di tempat-tempat umum bahkan datang dari rumah ke rumah dalam berdakwah, serta memanfaatkan berbagai media komunikasi seperti televisi, radio dan internet.
Menurut Dr. Ahmed gerakan dakwah ini tidak sia-sia karena sepanjang tahun ini saja, sudah ada 600 orang yang masuk Islam. "Islam kerap disalahtafsirkan, oleh sebab itu sebuah pesan yang dipasang di tempat-tempat umum merupakan kesempatan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik pada publik tentang Islam," tukasnya.
Ia menambahkan, GainPeace ikut bertanggungjawab untuk memberikan informasi tentang ajaran Islam pada publik AS dan meluruskan pandangan-panangan yang salah yang selama ini melekat dalam pikiran publik AS tentang Islam. "Kita juga menjembatani jurang pemisah antara warga asli Amerika dengan para imigran lewat agama Islam yang mengajarkan perdamaian, toleransi dan kebersamaan," tutur Dr. Ahmed.
Dakwah yang dilakukan oleh GainPeace bukan hanya pada kalangan non-Muslim tapi juga komunitas Muslim itu sendiri. Gerakan dakwah ini tidak segan-segan berdialog dengan berbagai lapisan komunitas Muslim bahkan datang ke masjid-masjid untuk melihat bagaimana pelaksanaan salat di masjid-masjid itu.
Untuk mereka yang ingin masuk Islam, GainPeace melakukan tiga tahapan. Tahap pertama memberikan paket "Selamat Datang di Islam" terdiri dari Al-Quran dengan terjemahan, DVD tentang cara salat, buku tentang Rasulullah Muhammad Saw dan buku-buku Islam lainnya. Tahap kedua, memberikan mentor bagi para mualaf yang sedang dalam proses belajar dan mempraktekkan ajaran Islam. Tahap ketiga, membuka kelas-kelas bagi para mualaf dan mereka yang diluar jangkauan GainPeace, akan diberikan pengajaran lewat internet.
"Keinginan kami sekarang adalah membangun stasiun televisi dan radio sendiri serta pusat perdamaian di AS untuk menyampaikan pesan-pesan Islam pada 300 juta penduduk AS," kata Ahmed tentang target GainPeace selanjutnya.
Dr. Sabeel Ahmad sendiri berasal dari Hyderabab, sebuah kota di selatan India. Masa-masa sekolahnya sampai universitas dihabiskan di AS. Ia pernah praktek sebagai dokter ahli radiologi di Chicago selama beberapa tahun sebelum akhirnya memutuskan meninggalkan profesinya itu dan lebih memilih jalan dakwah.
Dokter Gigi Jerman Tolak Pasien Muslim Karena Bernama Jihad
DONAUESCHINGEN, JERMAN (voa-islam.com) - Seorang dokter gigi Jerman pekan ini menolak untuk mengobati seorang anak laki-laki berusia 16 tahun hanya karena nama depan anak itu berarti jihad, kata ayah anak tersebut Jum'at (05/02).
Remaja tersebut hari selasa lalu pergi ke dokter gigi untuk menyesuaikan kawat penyangga giginya, tapi dokter tersebut dilaporkan berkata bahwa ia menganggap namanya sebagai deklarasi perang terhadap orang non-Muslim dan mengusirnya.
Anak laki-laki itu bernama 'Cihad,' ejaan bahasa Turki dari kata jihad, sebuah nama yang umum bagi laki-laki di negara Muslim.
...Anak laki-laki itu bernama 'Cihad,' ejaan bahasa Turki dari kata jihad, sebuah nama yang umum bagi laki-laki di negara Muslim...
Meskipun media selalu mengartikan jihad sebagai "perang suci", pemuka agama pada Jum'at kemarin mengatakan itu juga merupakan istilah umum untuk bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Tuhan.
Pihak berwenang dari dokter gigi mengatakan mereka tengah memeriksa apakah dokter tersebut melanggar kontrak kewajibannya untuk merawat semua pasien tanpa terkecuali.
Remaja laki-laki tersebut telah menjalani perawatan perbaikan gigi di klinik yang sama selama lebih dua tahun, namun dengan dokter yang berbeda, yang tidak datang pada saat hari kejadian.
Sang ayah mengatakan ia heran dengan alasan sang dokter.
"Namanya tidak pernah bermasalah sebelumnya," kata dia. Sebelumnya ia mengatakan kepada surat kabar bahwa orang-orang tua memilih nama tersebut 16 tahun lalu karena itu terdengar bagus, tanpa ada maksud motivasi Islami.
Para pejabat kota Donaueschingen juga menyuarakan keterkejutan atas penolakan yang menimpa anak laki-laki terseut, hanya karena namanya, "nama itu sangat-sangat umum digunakan di Turki dan itu sangat normal," kata seorang juru bicara pemerintah kota. [aa/cj] Allahualam bisshawab
Mail of bai_fkunissula@yahoo.com by Galleta Selena Boer
Adapun tanda-tanda cinta sejati kepada Rasul shallallahu alaihi wasalam adalah:
a. Mentaati beliau shallallahu alaihi wasalam dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya. Pecinta sejati Rasul shallallahu alaihi wasalam manakala mendengar Nabi shallallahu alaihi wasalam memerintahkan sesuatu akan segera menunaikannya. Ia tak akan meninggalkannya meskipun itu bertentangan dengan keinginan dan hawa nafsunya. Ia juga tidak akan mendahulukan ketaatannya kepada isteri, anak, orang tua atau adat kaumnya. Sebab kecintaannya kepada Nabi shallallahu alaihi wasalam lebih dari segala-galanya. Dan memang, pecinta sejati akan patuh kepada yang dicintainya.
Adapun orang yang dengan mudah-nya menyalahi dan meninggalkan perintah-perintah Nabi shallallahu alaihi wasalam serta menerjang berbagai kemungkaran maka pada dasarnya dia jauh lebih mencintai dirinya sendiri. Sehingga kita saksikan dengan mudahnya ia meninggalkan shalat lima waktu, padahal Nabi shallallahu alaihi wasalam sangat meng-agungkan perkara shalat, hingga ia diwasiatkan pada detik-detik akhir sakaratul mautnya. Dan orang jenis ini, akan dengan ringan pula melakukan berbagai larangan agama lainnya. Na'udzubillah min dzalik.
b. Menolong dan mengagungkan beliau shallallahu alaihi wasalam . Dan ini telah dilakukan oleh para sahabat sesudah beliau wafat. Yakni dengan mensosialisasikan, menyebarkan dan mengagungkan sunnah-sunnahnya di tengah-tengah kehidupan umat manusia, betapapun tantangan dan resiko yang dihadapinya.
c. Tidak menerima sesuatupun perintah dan larangan kecuali melalui beliau shallallahu alaihi wasalam , rela dengan apa yang beliau tetapkan, serta tidak merasa sempit dada dengan sesuatu pun dari sunnah-nya . Adapun selain beliau, hingga para ulama dan shalihin maka mereka adalah pengikut Nabi shallallahu alaihi wasalam .Tidak seorang pun dari mereka boleh diterima perintah atau larangannya kecuali berdasarkan apa yang datang dari Nabi shallallahu alaihi wasalam .
d. Mengikuti beliau shallallahu alaihi wasalam dalam segala halnya. Dalam hal shalat, wudhu, makan, tidur dsb. Juga berakhlak dengan akhlak beliau shallallahu alaihi wasalam dalam kasih sayangnya, rendah hatinya, kedermawanannya, kesabaran dan zuhudnya dsb.
e. Memperbanyak mengingat dan shalawat atas beliau shallallahu alaihi wasalam . Mengharapkan bisa mimpi melihat beliau, betapapun harga yang harus dibayar. Dalam hal shalawat Nabi shallallahu alaihi wasalam bersabda: "Barangsiapa bershalawat atasku sekali, niscaya Allah bershalawat atasnya sepuluh kali." (HR. Muslim).
Adapun bentuk shalawat atas Nabi shallallahu alaihi wasalam adalah sebagaimana yang beliau ajarkan. Salah seorang sahabat bertanya tentang bentuk shalawat tersebut, beliau menjawab: "Ucapkanlah: ( Ya Allah, bershalawatlah atas Muhammad dan keluarga Muhammad)." (HR. Al-Bukhari No. 6118, Muslim No. 858).
f. Mencintai orang-orang yang dicintai Nabi shallallahu alaihi wasalam . Seperti Abu Bakar, Umar, Aisyah, Ali radhiallahu anhum dan segenap orang-orang yang disebutkan hadits bahwa beliau shallallahu alaihi wasalam mencintai mereka. Kita harus mencintai orang yang dicintai beliau dan membenci orang yang dibenci beliau shallallahu alaihi wasalam . Lebih dari itu, hendaknya kita mencintai segala sesuatu yang dicintai Nabi, termasuk ucapan, perbuatan dan sesuatu lainnya.
Medicalzone.Org - Gambar otak manusia bagian depan yang disebut Allah dalam Al Qur'an Al Karim dengan kata nashiyah (ubun-ubun). Al-Qur'an menyifati kata nashiyah dengan kata kadzibah khathi'ah (berdusta lagi durhaka). Allah berfirman, "(Yaitu) ubun-ubun yang mendustakan lagi durhaka." (Al-‘Alaq: 16) Bagaimana mungkin ubun-ubun disebut berdusta sedangkan ia tidak berbicara? Dan bagaimana mungkin ia disebut durhaka sedangkan ia tidak berbuat salah?
Prof. Muhammad Yusuf Sakr memaparkan bahwa tugas bagian otak yang ada di ubun-ubun manusia adalah mengarahkan perilaku seseorang. “Kalau orang mau berbohong, maka keputusan diambil di frontal lobe yang bertepatan dengan dahi dan ubun-ubunnya. Begitu juga, kalau ia mau berbuat salah, maka keputusan juga terjadi di ubun-ubun.” Kemudian ia memaparkan masalah ini menurut beberapa pakar ahli. Di antaranya adalah Prof. Keith L More yang menegaskan bahwa ubun-ubun merupakan penanggungjawab atas pertimbangan-pertimbangan tertinggi dan pengarah perilaku manusia. Sementara organ tubuh hanyalah prajurit yang melaksanakan keputusan-keputusan yang diambil di ubun-ubun. Karena itu, undang-undang di sebagian negara bagian Amerika Serikat menetapkan sanksi gembong penjahat yang merepotkan kepolisian dengan mengangkat bagian depan dari otak (ubun-ubun) karena merupakan pusat kendali dan instruksi, agar penjahat tersebut menjadi seperti anak kecil penurut yang menerima perintah dari siapa saja.
Dengan mempelajari susunan organ bagian atas dahi, maka ditemukan bahwa ia terdiri dari salah satu tulang tengkorak yang disebut frontal bone. Tugas tulang ini adalah melindungi salah satu cuping otak yang disebut frontal lobe. Di dalamnya terdapat sejumlah pusat neorotis yang berbeda dari segi tempat dan fungsinya. Lapisan depan merupakan bagian terbesar dari frontal lobe, dan tugasnya terkait dengan pembentukan kepribadian individu. Ia dianggap sebagai pusat tertinggi di antara pusat-pusat konsentrasi, berpikir, dan memori. Ia memainkan peran yang terstruktur bagi kedalaman sensasi individu, dan ia memiliki pengaruh dalam menentukan inisiasi dan kognisi. Lapisan ini berada tepat di belakang dahi. Maksudnya, ia bersembunyi di dalam ubun-ubun. Dengan demikian, lapisan depan itulah yang mengarahkan sebagian tindakan manusia yang menunjukkan kepribadiannya seperti kejujuran dan kebohongan, kebenaran dan kesalahan, dan seterusnya. Bagian inilah yang membedakan di antara sifat-sifat tersebut, dan juga memotivasi seseorang untuk bernisiatif melakukan kebaikan atau kejahatan.
Ketika Prof. Keith L Moore melansir penelitian bersama kami seputar mukjizat ilmiah dalam ubun-ubun pada semintar internasional di Kairo, ia tidak hanya berbicara tentang fungsi frontal lobe dalam otak (ubun-ubun) manusia. Bahkan, pembicaraan merembet kepada fungsi ubun-ubun pada otak hewan dengan berbagai jenis. Ia menunjukkan beberapa gambar frontal lobe sejumlah hewan seraya menyatakan, “Penelitian komparatif terhadap anatomi manusia dan hewan menunjukkan kesamaan fungsi ubun-ubun. Ternyata, ubun-ubun merupakan pusat kontrol dan pengarauh pada manusia, sekaligus pada hewan yang memiliki otak. Seketika itu, pernyataan Prof. Keith mengingatkan saya tentang firman Allah, “Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus.” (Hud: 56)
Beberapa hadits Nabi SAW yang bericara tentang ubun-ubun, seperti doa Nabi SAW, “Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu dan anak hamba perempuan-Mu, ubun-ubunku ada di tangan-Mu…” Juga seperti doa Nabi SAW, “Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan setiap sesuatu yang Engkau pegang ubun-ubunnya…” Juga seperti sabda Nabi SAW, “Kuda itu diikatkan kebaikan pada ubun-ubunnya hingga hari Kiamat.” Apabila kita menyandingkan makna nash-nash di atas, maka kita menyimpulkan bahwa ubun-ubun merupakan pusat kontrol dan pengendali perilaku manusia, dan juga perilaku hewan.
Makna Bahasa dan Pendapat Para Mufasir Allah berfirman, "Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang berdusta lagi durhaka." (Al-‘Alaq: 15-16)
Kata nasfa’ berarti memegang dan menarik. Sebuah pendapat mengatakan bahwa kata ini terambil dari kalimat safa’at asy-syamsu yang berarti matahari mengubah wajahnya menjadi hitam. Sementara kata nashiyah berarti bagian depan kepala atau ubun-ubun. Mayoritas mufasir menakwili ayat bahwa sifat bohong dan durhaka itu bukan untuk ubun-ubun, melainkan untuk empunya. Sementara ulama selebihnya membiarkannya tanpa takwil, seperti al-Hafizh Ibnu Katsir.
Dari pendapat para mufasir tersebut, jelas bahwa mereka tidak tahu ubun-ubun sebagai pusat pengambilan keputusan untuk berbuat bohong dan durhaka. Hal itu yang mendorong mereka untuk menakwilinya secara jauh dari makna tekstual. Jadi, mereka menakwili shifat dan maushuf (yang disifati) dalam firman Allah, “Ubun-ubun yang dusta lagi durhaka” itu sebagai mudhaf dan mudhaf ilaih. Padahal perbedaan dari segi segi bahasa antara shifat dan maushuf dengan mudhaf dan mudhaf ilaih itu sangat jelas. Sementara mufasir lain membiarka nash tersebut tanpa memaksakan diri untuk memasuki hal-hal yang belum terjangkau oleh pengetahuan mereka pada waktu itu.
Sisi-Sisi Mukjizat Ilmiah Prof. Keith L Moore mengajukan argumen atas mukjizat ilmiah ini dengan mengatakan, "Informasi-informasi yang kita ketahui tentang fungsi otak itu sebelum pernah disebutkan sepanjang sejarah, dan kita tidak menemukannya sama sekali dalam buku-buku kedokteran. Seandainya kita mengumpulkan semua buku pengobatan di masa Nabi SAW dan beberapa abad sesudahnya, maka kita tidak menemukan keterangan apapun tentang fungsi frontal lobe atau ubun-ubun. Pembicaraan tentangnya tidak ada kecuali dalam kitab ini (al-Qur’an al-Karim). Hal itu menunjukkan bahwa ini adalah ilmu Allah yang pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu, dan membuktikan bahwa Muhammad adalah Utusan Allah.
Pengetahuan tentang fungsi frontal lobe dimulai pada tahun 1842, yaitu ketika salah seorang pekerja di Amerika tertusuk ubun-ubunnya dengan stik, lalu hal tersebut memengaruhi perilakunya, tetapi tidak membahayakan fungsi tubuh yang lain. Dari sini para dokter mulai mengetahui fungsi frontal lobe dan hubungannya dengan perilaku seseorang. Para dokter sebelum itu meyakini bahwa bagian dari otak manusia ini adalah area bisu yang tidak memiliki fungsi. Lalu, siapa yang Muhammad SAW bahwa bagian dari otak ini merupakan pusat kontrol manusia dan hewan, dan bahwa ia adalah sumber kebohongan dan kesalahan. Para mufasir besar terpaksa menakwili nash yang jelas bagi mereka ini karena mereka belum memahami rahasianya, dengan tujuan untuk melindungi Al Qur’an dari pendustaan manusia yang jahil terhadap hakikat ini di sepanjang zaman yang lalu. Sementara kita melihat masalah ini sangat jelas di dalam Kita Allah dan Sunnah Rasulullah SAW, bahwa ubun-ubun merupakan pusat kontrol dan pengarah dalam diri orang dan hewan.
Jadi, siapa yang memberitahu Muhammad SAW di antara seluruh umat di bumi ini tentang rahasia dan hakikat tersebut? Itulah pengetahuan Allah yang tidak datang kepadanya kebatilan dari arah depan dan belakangnya, dan itu merupakan bukti dari Allah bahwa Al Qur’an itu berasal dari sisi-Nya, karena ia diturunkan dengan pengetahuan-Nya.
Sumber : http://ruqyah-online.blogspot.com/2009/12/rahasia-ubun-ubun-dalam-alquran.html
Khalifah Umar bin Khatab dikenal sebagai pemimpin yang sangat disayangi rakyatnya karena perhatian dan tanggungjawabnya yang luar biasa pada rakyatnya. Salah satu kebiasaannya adalah melakukan pengawasan langsung dan sendirian berkeliling kota mengawasi kehidupan rakyatnya. Inilah beberapa kisahnya. Pada masa pemerintahannya, hampir setiap malam khalifah Umar bin Khattab melakukan perjalanan secara diam-diam keluar masuk kampong untuk mengetahui kehidupan rakyatnya. Umar khawatir jika ada hak-hak mereka yang belum ditunaikan oleh aparat pemerintahannya.
Malam itu pun, bersama salah seorang pembantunnya, Khalifah umar berada disebuah kampong terpencil. Dari sebuah rumah tak layak huni,terdengar seorang gadis kecil menangis berkepanjangan. Umar dan pembantunya bergegas mendekati rumah itu, setelah mendekat, Umar melihat seorang perempuan tengah memasak di atas tungku api. Asap mengepul dari panci, sementara si ibu terus saja mengaduk-aduk isi panic dengan sebuah sendok kayu yang panjang.
"Assalamu’alaikum,"Khalifah Umar memohon izin untuk masuk. Si ibu yang tidak mengetahui siapa gerangan tamunya itu member izin untuk masuk.
"siapakah gerangan yang menangis di dalam itu?"tanya Umar.
Si Ibu menjawab, "anakku"
"apakah ia sakit?"
"Tidak,"jawab si Ibu lagi. "tapi ia kelaparan"
Khalifah ingin sekali mengetahui apa yang sedang dimasak oleh Ibu itu. Kenapa begitu lama sudah dimasak,tapi belum juga matang. Akhirnya Umar bertanya "Wahai Ibu, apa yang sedang engkau masak?” Ibu itu menjawab,”Engkau lihatlah sendiri" Khalifah dan pembantunya segera melihat kedalam panic tersebut. Alangkah terkejutnya ketika mereka melihat apa yang ada dalam panic tersebut. Seraya memastikan Umar berteriak, "apakah engkau memasak batu?"perempuan itu menganggukan kepala.
Dengan suara lirih, perempuan itu menjawab pertanyaan khalifah Umar, "aku memasak batu-batu ini untuk menghibur anakku. Aku seorang janda. Sejak pagi tadi, aku dan anakku belum makan apa-apa. Sementara aku berusaha untuk bekerja tetapi karena kewajiban menjaga anakk, hal itu tidak dapat kulakukan. Sampai waktu magrib tiba, kami belum juga mendapatkan makanan. Anakku terus mendesakku. Aku mengumpulkan batu-batu kecil dan memasukkannya kedalam panci. Kemudian, batu-batu itu kumasak untuk membohongi anakku,dengan harapan ia akan tertidur lelap sampai pagi. Ternyata tidak,. Ia tetap saja menangis. Sungguh Khalifah Umar bin Khattab tidak pantas menjadi pemimpin. Ia tidak mampu menjamin kebutuhan rakyatnya."
Mendengar penuturan Ibu seperti itu, pembantu Khalifah ingin menegurnya. Namun, Khalifah Umar dengan cepat mencegahnya. Dengan air mata berlinang ia pamit kepada si ibu san mengajak pembantunya cepat-cepat pulang ke madinah. Khalifah Umar langsung mengambil sekarung gandum dan memikulnya di punggungnya. Ia kembali menuju ke rumah perempuan tadi.
Di tengah perjalanan sang pembantu berkata, "wahai Amirul Mukminin, biarlah aku saja yang memikul karung itu”.Khalifah Umar menjawab dengan air mata yang berlinang, "Rasulullah berkata,jika ada seorang pemimpin yang membiarkan rakyatnya mati kelaparan tanpa bantuan apapun, maka Allah mengharamkan surge baginya."Khalifah umar kemudian melanjutkan "biarlah beban berat ini yang akan membebaskanku dari api neraka kelak". Dalam kegelapan malam khalifah Umar berjuang memikul gandum itu hingga ia sampai pada rumah sang Ibu. Dengan kaget sang Ibu bertanya, "Siapakah anda?,bukankah anda yang datang tadi"Khalifah Umar tersenyum dan menjawab,"benar saya adalah seorang hamba Allahyang diamanahkan untuk mengurus keperluan rakyat saya,"
Rasulullah bersabda, "sesungguhnya pemimpin yang berlaku adildalam pandangan Allah seperti berada di tempat-tempat yang penuh dengan cahaya. Mereka itu adlah suami yang berlaku adil terhadap istri dan anak-anaknya dan pemimpin pemerintahan yang berlaku adil terhadap rakyat yang berada dalam kekuasaannya"(HR Muslim) Sumber:Muhammad saw on facebook (Senandung Rindu Rasulullah dari Facebookers) oleh M.Yasser Fachri