Fenomena Aplikasi Tauhid di Lapangan Medis-Paramedis
dr. Osmana Suteja Definisi TauhidØ Tauhid merupakan esensi iman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.Ø Tauhid : mengesakan-Nya, baik dalam zat, asma’ was-shiffaat, maupun af’al (perbuatan)-Nya. (QS. Al Ikhlas :1-4)Ø Dibagi tiga : Rububiyah, Asma wa Sifat, Ilahiyah. Asas Ilmu Kedokteran yang IslamiØ Ihsan dan tidak bertentangan dengan Al-Quran dan As-Sunnah.Ø Tidak memakai obat-obatan yang haram.Ø Tidak mencacatkan tubuh, kecuali amat darurat. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam : “Sesungguhnya Allah tidak akan memberikan kesembuhan dengan sesuatu yang telah diharamkan-Nya”. (HR. Al Bukhari)Ø Syaikh Abdurrahman Al Harani berkata : “Dalam perkara berobat dengan pengobatan yang mencacatkan tubuh itu, boleh dilakukan (terdapat darurat atasnya). Tetapi dalam hal pengobatan yang berbahankan barang yang haram, tidak ada aspek darurat atasnya. Sebab, Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak menurunkan obat dari barang yang haram”.Ø Tidak berbau TBC vs TAUHID, contoh gelang, kalung jimat, rajah, susuk, lawe, mantera, guna-guna, sihir, nusyrah (suwuk),dll. (Note : TBC = Takhayul Bid’ah Churafat).Ø “Siapa saja yang mendatangi seorang dukun, lalu ia bertanya tentang suatu perkara, lantas ia membenarkan ucapan dukun itu, maka kufurlah ia terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad (syariat Islam). Dan siapa saja yang datang (kepada kahin) namun ia tidak membenarkan (ucapan-ucapan dukun itu), maka amalan shalatnya tidak diterima selama 40 hari”. (HR. Thabrani)Ø “Semua tangkal penangkal (tolak bala), dan jenis jampi apapun, adalah syirik” (HR. Ahmad).Ø Islam tidak membenarkan seseorang yang tidak mengkaji ilmu kedokteran turun mengobati pasien. “Barangsiapa berpraktek dokter, padahal ia tidak belajar kedokteran sebelumnya, maka ia bertanggung jawab (atas risiko yang diderita oleh pasiennya)”. (HR. Abu Dawud)Ø Jauhi sikap iri hati, riya’ (syirik kecil), takabur dengan cara merendahkan orang lain, tinggi hati, memeras pasien, dan sikap-sikap yang tidak terpuji lainnya.Ø Seorang thabib Muslim itu harus berpakaian rapi, bersih, dan sebaiknya berpakaian putih-putih.Ø Hendaklah lembaga pendidikan kedokteran, rumah sakit, BP, dan yang berhubungan dengan hal itu, dapat menarik hati pengunjung dengan keindahan, kerapihan, dan kebersihan, sehingga ia sekaligus sebagai tempat syiar Islam.Ø Jauhkanlah lambang-lambang dan istilah-istilah yang berasal dari bentuk pemujaan kepada dewa-dewa (adat jahiliyah), atau menggunakan lambang keagamaan dari orang-orang Yahudi ataupun Nasrani. Misal : Palang Merah (+) Salib suci katholik, artinya “kasih Yesus tidak mengenal perbedaan bangsa”.Ø Tanda R/ dalam penulisan resep diambil dari altar dewa Jupiter yang artinya “Semoga Dewa Jupiter segera memberikan kesembuhan”.Ø Piala dan ular : Lambang dewa Aesculapus (dewa obat-obatan) yang sedang minum air kehidupan di dalam piala, tetapi tidak kesampaian.Ø Tongkat dan ular : lambang dewa Aesculapus (asklepios). Lambang-lambang Kedokteran Islam :Ø Lambang bulan sabit (C)Ø Tanda pada penulisan resep yang berarti “berikan sesuai dengan dosis”.
Semarang, 15 Muharram1428 H Kajian Rutin, Dept. Kedokteran Islam
Post a Comment