Sangat menyakitkan. Ketika mereka yang digaji dengan uang rakyat malah mengkhianati rakyat. Ketika masih banyak rakyat yang membutuhkan jamkesmas, ternyata alokasi dananya tidak seberapa bila dibandingkan dengan dana plesiran. Bahkan akhir-akhir ini mereka telah memutuskan untuk tetap membangun gedung baru. Gedung baru itu akan dibangun 36 lantai dengan luas sekitar 161.000 meter persegi dengan biaya Rp 1,138 triliun. Luas ruangan bagi setiap anggota DPR di gedung baru nanti direncanakan 111 meter persegi dengan total biaya per-ruangan sekitar Rp 800 juta. Itu belum termasuk mebel dan laptop (Detiknews.com, 5/4/2010). Sebuah angka yang fantastis!
Inilah potret buruk pemerintah Indonesia yang lebih mementingkan urusan pribadi ketimbang kepentingan rakyatnya!
Berdasarkan data yang dirilis Seknas FITRA (Sekretaris Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran) menunjukkan bahwa pada tahun 2010 pejabat negara dari Presiden, 13 Kementerian atau lembaga, sampai DPR RI menghabiskan Rp 19.5 triliun untuk studi banding ke luar negeri. Total ini empat kali lebih banyak dari anggaran Jamkesmas yang hanya Rp 4.5 triliun (tribunnews.com 19/9/2010).
Tahukah kita bahwa jumlah anggaran Jamkesmas 2011 hanya sebesar Rp 5,6 triliun, sedangkan dana plesiran pemerintah sebesar Rp 24,5 triliun ? (Hasil analisis Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) terhadap APBN 2011). Bahkan menurut analisis FITRA, Pemerintah justru memangkas belanja fungsi kesehatan dari 19,8 triliun Rupiah di APBN 2010 menjadi 13,6 triliun Rupiah di APBN 2011. (Al-Islam, 19/1/2011)
Lebih mengejutan lagi anggaran yang dialokasikan untuk menanggulangi gizi buruk pada balita. Dana yang digelontorkan hanya Rp 209,5 miliar. Padahal dari berbagai data, di Indonesia terdapat 4,1 juta balita yang mengalami gizi buruk. Artinya, untuk satu balita hanya dialokasikan sekitar Rp 50 ribuan/balita/tahun atau sekitar Rp 4 ribuan/balita/bulan. (Al-Islam 6/4/2011)
Sungguh menjijikkan para elit wakil rakyat. Tidak ada bedanya para elit DPR yang mengaku partai Islam. Semuanya sama saja! Tidak ada yang membela kepentingan rakyat. Justru demokrasilah yang akhirnya menggerus ideologi partai Islam di DPR. Seseorang yang seharusnya berdiri di depan mimbar dan tegas meneriakkan syariat Islam di gedung DPR, malah melakukan perilaku yang tidak sesuai dengan syariah. Ada yang tertangkap berjudi, ada pula yang kepergok nonton video tak senonoh. Memalukan! Slogan “Pilih xxx Untuk DPR Bersih” hanyalah omong kosong! [Y-A]