Medicalzone.org - Ada harapan baru dalam terapi kanker. Sebuah temuan baru tim dari Italia dan Amerika Serikat menemukan bahwa bakteri salmonella bisa merangang sistem imun untuk membunuh sel-sel kanker. Temuan ini bisa dijadikan dasar penemuan obat baru untuk kanker, baik dalam ranah imunoterapi ataupun pembuatan vaksin.
Awalnya para peneliti menguji tikus-tikus, baru kemudian pada sel-sel kanker dan sel imun pasien kanker. Hasilnya ternyata salmonella menunjukkan aksi yang sama. Kini peneliti siap mengujikannya ke manusia, sembari menunggu autorisasi.
Bagaimana salmonella beraksi? Menurut peneliti, bakteri yang digunakan dalam penelitian sudah dibuat agar tidak menyebabkan sakit, dan dia bisa membantu sel-sel kanker agar mudah ditemukan oleh sistem imun untuk kemudian dibunuh.
Proses ini melibatkan apa yang disebut connexin 43, yaitu protein yang membuat saluran komunikasi antar berbagai jenis sel. Fragmen-fragmen dari protein tumor yang disebut peptida akan melarikan diri dari saluran ini dan masuk ke sistem imun dan bertindak seperti "red flag" yang memicu respon imun spesifik untuk melawan kanker. Pada kanker tahap amat dini, sel-sel imun yang berpatroli sering mengenali sel kanker sebagai sesuatu yang abnormal dan menghancurkannya. Namun saat sel kanker tumbuh besar, mereka justru tidak terlihat oleh sel imun karena berkurangnya connexin 43.
Dalam studi, sel kanker yang diteliti adalah melanoma. Sel-sel kanker malnoma pada tikus maupun manusia setelah disuntikkan dengan salmonella, ternyata mengalami peningkatan jumlah connnexin 43 pada sel-sel tumor. Dampaknya, saluran komunikasi kembali terbentuk dan sel-sel imun aktif kembali dan bergerak untuk membunuhnya. Teknik tersebut juga melindungi tikus dari penyebaran kanker yang mirip dengan gaya vaksin dalam strategi pencegahan.
Obat-obat imunoterapi relatif masih baru di dunia kedokteran. April lalu, FDA memberikan approval pada obat Provenge, yakni vaksin yang bisa menstimulasi sistem imun untuk menyerang kanker prostat. Ini adalah vaksin pertama untuk terapi tumor. Ada lagi obat ipilimumab yang dikembangkan Bristol-Myers Squibb, yang cukup menjanjikan melawan melanoma, dan data penelitiannya baru dirilis Juni tahun ini.
Peneliti sendiri memilih sel melanoma karena merupakan salah satu sel kanker paling mematikan. Meski begitu teknik suntikan salmonella ini bisa diterapkan pada berbagai jenis kanker. (http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=1825)
Post a Comment