Kuliah Islam Disiplin Ilmu Kedoktean Oleh : dr. Muhtarom, M.Kes Dikirim oleh : Galleta S. Boer (FK UNISSULA)
Pendahuluan Hidup ini tidak lepas dari cobaan dan ujian Cobaan dan ujian merupakan sunatullah dalam kehidupan. Manusia akan diuji dalam kehidupannya baik dengan perkara yang tidak disukainya atau bisa pula pada perkara yang menyenangkannya. Allah ta'ala berfirman yang artinya, "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan mengujimu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).
Sakit Menurut Islam A. Sakit merupakan qadla dan qadar Allah yang diturunkan kepada mukmin dan juga kepada kafir B. Sakit akan menghapuskan dosa Sebagaimana firman Allah ta'ala, "Dan apa saja musibah yang menimpamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." (QS. asy-Syuura: 30). Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya. (HR. Muslim) C. Sakit akan Membawa Keselamatan dari Api Neraka • Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya, " Janganlah kamu mencaci maki penyakit demam, karena sesungguhnya (dengan penyakit itu) Allah akan mengahapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi. (HR. Muslim). D. Sakit akan mengingatkan hamba atas kelalaiannya • Allah ta'ala berfirman yang artinya, "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (para rasul) kepada umat-umat sebelummu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. (QS. al-An'am: 42)
yaitu supaya mereka mau tunduk kepada-Ku, memurnikan ibadah kepada-Ku, dan hanya mencintai-Ku, bukan mencintai selain-Ku, dengan cara taat dan pasrah kepada-Ku. (Tafsir Ibnu Jarir) E. Terdapat hikmah yang banyak di balik berbagai musibah • Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah ta'ala jika mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberi mereka cobaan." (HR. Tirmidzi, shohih). ”Penyakit merupakan cambuk Allah di bumi ini, dengannya Dia mendidik hamba-hamba-Nya.” (Al Hadits).
Bagi Penderita wajib bersabar dan ikhlas terhadap cobaan (sakit) yang menimpanya, sedang bersabar (dari cobaan itu) akan diberi pahala dan mendapatkan kebaikan di sisi Allah. Islam memerintahkan agar berobat pada saat ditimpa penyakit. Berobatlah, karena tiada satu penyakit yang diturunkan Allah, kecuali diturunkan pula obat penangkalnya, selain dari satu penyakit, yaitu ketuaan (HR Abu Daud dan At-Tirmidzi dari sahabat Nabi Usamah bin Syuraik). “Sesungungnya Allah tidak menurunkan penyakit melainkan menurunkan obatnya. Maka jika didapatkan obat maka sembuhlah ia dengan izin Allah”.
Bagi Keluarga, Kerabat, dan Orang lain DISYARIATKAN MENJENGUK SETIAP ORANG SAKIT Diriwayatkan di dalam hadits sahih muttafaq 'alaih dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi saw. bersabda: "Hak orang muslim atas orang muslim lainnya ada lima: menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengantarkan jenazahnya, mendatangi undangannya, dan mendoakannya ketika bersin."
Keutamaan dan Pahala Menjenguk Orang Sakit Hadits Tsauban yang marfu' (dari Nabi saw.): "Sesungguhnya apabila seorang muslim menjenguk orang muslim lainnya, maka ia berada di dalam khurfatul jannah." Dalam riwayat lain ditanyakan kepada Rasulullah saw.: "Wahai Rasulullah, apakah khurfatul jannah itu?" Beliau menjawab, "Yaitu taman buah di surga." Diriwayatkan dari Ali r.a., ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda:
"Tiada seorang muslim yang menjenguk orang muslim lainnya pada pagi hari kecuali ia didoakan oleh tujuh puluh ribu malaikat hingga sore hari; dan jika ia menjenguknya pada sore hari maka ia didoakan oleh tujuh puluh ribu malaikat hingga pagi hari, dan baginya kurma yang dipetik di taman surga." (HR Tirmidzi, dan beliau berkata, "Hadits hasan." ) Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda:
"Barangsiapa menjenguk orang sakit maka berserulah seorang penyeru dari langit (malaikat), 'Bagus engkau, bagus perjalananmu, dan engkau telah mempersiapkan tempat tinggal di dalam surga." Oleh sebab itu, menjenguk orang sakit, menanyakan keadaannya, dan mendoakannya merupakan bagian dari pengobatan menurut orang-orang yang mengerti. Maka pengobatan tidak seluruhnya bersifat materiil (kebendaan). Menjenguk orang sakit bukan berarti semata-mata membesarkan hati penderita, tetapi hal itu juga merupakan tindakan dan perbuatan baik kepada keluarganya. janganlah suami atau wali melarang istri atau putrinya menjenguk orang yang punya hak untuk dijenguk olehnya, seperti kerabatnya yang bukan muhrim, atau besan (semenda), atau gurunya, atau suami kerabatnya, atau ayah kerabatnya, dan sebagainya dengan syarat-syarat seperti yang telah disebutkan di atas. menjenguk orang sakit itu, apa pun jenisnya, warna kulitnya, agamanya, atau negaranya, adalah amal kemanusiaan yang oleh Islam dinilai sebagai ibadah dan qurbah (pendekatan diri kepada Allah).
"Adab menjenguk orang sakit, di antaranya ada yang tidak khusus untuk menjenguk orang sakit: 1. Jangan menyebutkan identitas diri secara tidak jelas, misalnya dengan mengatakan "saya," tanpa menyebut namanya. 2. Jangan berkunjung pada waktu yang tidak layak untuk berkunjung, seperti pada waktu si sakit minum obat, atau waktu mengganti pembalut luka, waktu tidur, atau waktu istirahat. 3. Jangan terlalu lama (kecuali bagi orang yang mempunyai hubungan khusus dengan si sakit seperti yang saya sebutkan di atas). 4. Menundukkan pandangan (apabila di tempat itu terdapat wanita yang bukan mahramnya). 5. Jangan banyak bertanya, dan hendaklah menampakkan rasa belas kasihan. 6. Mendoakannya dengan ikhlas. 7. Menimbulkan optimisme kepada si sakit. 8. Menganjurkannya berlaku sabar, karena sabar itu besar pahalanya, dan melarangnya berkeluh kesah, karena berkeluh-kesah itu dosa."
Mendoakan si Sakit ada hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: "Barangsiapa yang menjenguk orang sakit yang belum tiba ajalnya, lalu ia mengucapkan doa ini disampingnya sebanyak tujuh kali: (Aku mohon kepada Allah Yang Maha Agung Tuhan bagõ 'arsy yang agung, semoga la berkenan menyembuhkanmu), niscaya Allah akan menyembuhkannya dari penyakit tersebut."
Keutamaan Kesabaran Keluarga Si Sakit Kesabaran keluarga dan kerabatnya dalam merawat dan mengusahakan kesembuhannya tidak kalah besar pahalanya. Diantara orang yang paling wajib bersabar apabila keluarganya ditimpa sakit ialah suami atas istrinya, atau istri atas suaminya. Yang lebih wajib lagi ialah kesabaran anak laki-laki terhadap penyakit kedua orang tuanya. Sebab hak mereka adalah sesudah hak Allah Ta'ala, dan berbuat kebajikan atau berbakti kepada mereka termasuk pokok keutamaan yang diajarkan oleh seluruh risalah Ilahi. Karena itu Allah menyifati Nabi Yahya a.s. dengan firman-Nya:
"Dan banyak berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka." (Maryam: 14) Demikian juga dengan anak perempuan, bahkan dia lebih berhak memelihara dan merawat kedua orang tuanya, dan lebih mampu melaksanakannya karena Allah telah mengaruniainya rasa kasih dan sayang yang melimpah, yang tidak dapat ditandingi oleh anak laki-laki. Al-Qur'an sendiri menjadikan kewajiban berbuat baik kepada kedua orang tua ini dalam urutan setelah mentauhidkan Allah Ta'ala, sebagaimana difirmankan-Nya:
"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang ibu bapak..." (an-Nisa': 36)
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kam jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya ..." (al-lsra': 23)
Ungkapan Al-Qur'an "sampai ke usia lanjut dalam pemeliharaanmu" menunjukkan bahwa si anak bertanggung jawab atas kedua orang tuanya, dan mereka telah menjadi tanggungannya. Sedangkan bersabar terhadap keduanya --ketika kondisi mereka telah lemah atau tua-- merupakan pintu yang paling luas yang mengantarkannya ke surga dan ampunan;
Kuliah Islam Disiplin Ilmu Kedokteran Oleh : dr. Iwang Yusuf, M.si Dikirim oleh : Galleta S. Boer (FK UNISSULA)
The belief that the mind plays an important role in physical illness goes back to the earliest days of medicine. From the time of the ancient Greeks to the beginning of the 20th century, it was generally accepted by both physician and patient that the mind can affect the course of illness, and it seemed natural to apply this concept in medical treatments of disease.
• Kepercayaan bahwa pikiran memainkan peran penting dalam penyakit fisik akan kembali ke awal pengobatan. Dari zaman kuno Yunani ke awal abad ke-20, yang umumnya diterima baik oleh dokter dan pasien adalah pikiran dapat mempengaruhi terjadinya penyakit, dan merupakan hal yang alami untuk menerapkan konsep ini dalam perawatan medis penyakit.
After the discovery of antibiotics, a new assumption arose that treatment of infectious or inflammatory disease requires only the elimination of the foreign organism or agent that triggers the illness.
• Setelah penemuan antibiotik, timbul asumsi baru bahwa perawatan dari penyakit menular atau penyakit inflamasi(perdangan) hanya memerlukan pemusnahan dari organisme atau agen asing yang memicu penyakit. • Namun pada kenyataannya yang terjadi adalah resistensi meningkat dan penyakit degenerative yang meningkat akibat infeksius.
New molecular and pharmacological tools have made it possible for us to identify the intricate network that exists between the immune system and the brain, a network that allows the two systems to signal each other continuously and rapidly. Chemicals produced by immune cells signal the brain, and the brain in turn sends chemical signals to restrain the immune system.
• Molekular baru dan alat pharmacological telah memungkinkan bagi kami untuk mengidentifikasi jaringan rumit yang ada di antara sistem kekebalan dan otak, jaringan yang memungkinkan dua sistem sinyal untuk berhubungan satu sama lain secara berkelanjutan dan cepat. Bahan kimia yang diproduksi oleh sel imun mengsignal otak, dan otak akan mengirim sinyal kimia untuk membatasi sistem kekebalan. • Terdapat kesatuan antara Neurotransmiter di otak dengan sistem imun
AL ‘ALAQ (SEGUMPAL DARAH) ayat 1-5 1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, 4. Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. 5. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya
45. Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (Al Baqarah ayat 45 (QS 2;45))
153. Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu[99], sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Al Baqarah ayat 153 (QS 2;153))
103. Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman (An Nisaa’ ayat 103 (QS 4;103))
45. Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. • Al Ankabuut 45 (QS 29;45)
• Luqman ayat 17 (QS 17;17) 17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
48. Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri • Ath Thuur 48 (QS 52;48)
Inti kandungan • Sabar, Shalat dan Khusyu’ • Sabar & Shalat • Shalat dan Dzikir • Membaca Al Qur’an & Shalat • Shalat & Sabar • Sabar, dzikir dan Shalat Maka Imun meningkat