Kita tidak pernah berpikir kenapa setelah makan ayam goreng atau pecel lele dan makanan lainnya di warung kaki lima atau restoran tertentu di Jawa Barat, kita selalu disuguhi minuman teh hangat. Padahal kalau dipelajari, teh banyak sekali membantu kita dalam mencegah berbagai macam penyakit. Pertanyaannya lebih lanjut adalah apakah orang yang menjual ayam goreng atau pecel lele tersebut mengetahui teh memiliki peran yang sangat vital, sehingga perlu diberikan dalam membantu mencegah berbagai penyakit? Atau sudah merupakan kebiasaan?
Tanaman teh (Camellia sinensis) banyak ditanam diberbagai negara di dunia sejak zaman baheula, termasuk Indonesia. Teh dapat tumbuh dengan baik didaerah pegunungan beriklim sejuk pada ketinggian lebih dari 1.800 meter di atas permukaan laut (dpl).
Tanaman ini berakar tunggang dengan banyak cabang setinggi 4-8 meter. Daun teh berbentuk mangkuk panjang dengan gerigi halus pada pinggirannya. Daun teh yang berwarna hijau ini mendominasi perkebunan yang identik dengan hamparan warna hijau di kaki pegunungan. Bunga teh berwarna putih dengan serbuk sari berwarna kuning.
Tanaman teh ini diambil daunnya untuk diproses lebih lanjut baik dalam skala industri rumah tangga (home industri) atau juga skala industri besar menjadi beraneka macam minuman teh di pasaran. Konsumsi teh dimulai sejak 4.000 tahun yang lalu. Diperkirakan lebih dari 2,5 juta ton berat kering teh diproduksi tiap tahunnya diseluruh dunia. Ada beberapa jenis teh yang dikenal yaitu teh hitam, teh oolong atau teh merah, teh hijau, dan teh putih.
Senyawa kimia
Semua jenis teh, khususnya teh hijau, mengandung fluoride, suatu mineral yang dapat mencegah pertumbuhan karies pada gigi, mencegah radang gusi dan gigi berlubang. Maka, disarankan untuk selalu minum teh setelah makan, karena kondisi gigi sering kali menggambarkan kondisi jantung. Teh hijau mengandung vitamin C dosis tinggi dan vitamin lainnya dalam jumlah sedikit. Kandungan mangan yang terdapat pada teh hijau dapat membantu penguraian gula menjadi energi, sehingga bisa membantu menjaga kadar gula dalam darah. Selain itu, teh hijau memiliki sejumlah senyawa kimia yang sangat bermnafaat bagi kesehatan manusia.
Perlu diketahui, teh hijau mengandung zat aktif berupa antioksidan alami. Hal ini membuat teh hijau yang dikonsumsi mampu melindungi sel-sel tubuh dari berbagai pengaruh radikal bebas yang berperan besar menimbulkan kanker, penyumbatan pembuluh darah, dan gangguan jantung. Hasil riset di Erasmus University Medical School, Rotterdam mengungkapkan pula, bahwa pembuluh darah balik besar (aorta) para responden yang gemar meminum teh hijau memiliki lapisan yang mencegah terjadinya serangan jantung koroner.
Dari berbagai jenis teh, teh hitam dihasilkan melalui proses semi fermentasi, teh merah melalui proses semi fermentasi, demikian juga dengan teh putih.
Teh hijau diproduksi dari daun teh yang diuapkan dan dikeringkan tanpa proses fermentasi, sehingga kandungan antioksidan lebih besar dari pada teh hitam maupun teh merah. Sedangkan teh putih diperoleh dengan proses yang sama seperti teh hijau, namun bagian daun teh yang diambil adalah tunas atau pucuk yang masih berbulu putih. Ternyata kandungan antioksidan dalam teh putih lebih banyak dibandingkan dengan teh hijau. Namun demikian teh hijau diketahui memiliki antioksidan alami yang disebut polifenol yang dapat membantu menghalangi pertumbuhan sel kanker kulit.
Para ilmuwan di Jepang percaya, antioksidan polifenol yang terdapat dalam teh hijau adalah bahan yang bertanggung jawab dalam memberikan kontribusi positif bagi kesehatan manusia, yaitu mampu mengurangi risiko penyakit jantung , membunuh sel tumor dan menghambat pertumbuhan sel kanker paru-paru, kanker usus terutama sel kanker kulit, juga dapat membantu dalam proses pencernaan makanan melalui stimulasi peritalsis dan pembuatan cairan pencernaan.
Makanan atau minuman yang mengandung antioksidan sangat membantu dalam hal mengganti dan memperbaiki sel-sel yang rusak. Teh hijau lebih dikenal luas masyarakat dan lebih mudah diperoleh di pasaran, sementara teh putih sulit diperoleh dan hanya terdapat dibeberapa bagian negara tertentu misalnya di negara Cina (http://www.orst.edu/dept/).
Selain itu juga dari beberapa hasil riset disebutkan, teh hijau sudah banyak dikenal sebagai obat bagi berbagai penyakit lainnya seperti berbagai penyakit lainnya seperti berbagai jenis kanker, stroke penyakit kardiovaskular, keluhan gastrointestinal, perawatan gigi, perawatan kulit, mengurangi gula darah, mencegah arthritis, mencegah kerusakan hati, serta sebagai penurun berat badan.
Panjang usia
Dilaporkan sebagai hasil riset pada beberapa jurnal tingkat nasional dan dunia, tingkat konsumsi teh hijau yang tinggi berimplikasi pada usia penduduknya lebih panjang dan kondisi kesehatannya lebih sehat.
Selain alkaloid dan kafein, teh hijau mengandung polifenol antioksidan. Ada empat polifenol utama dalam daun teh, yaitu epikatekin (EC), epikatekin galat (ECG), epigalokatekin (EGC), dan epigalokatekin galat (EGCG). Selain itu terdapat juga asam galat, galokatekin galat (GCG), galokatekin (GC), katekin galat (CG), katekin (C), asam amino, vitamin B, dan asam askorbat.
EGCG merupakan katekin yang membawa 10%-50% dari kandungan katekin pada daun teh, dan terlihat sebagai katekin yang aktivitas antioksidannya paling kuat.
Kebanyakan manfaat positif dari daun teh berasal dari EGCG yang terkandung didalamnya.
Aktivitas antibakteri yang terdapat pada teh hijau telah dibuktikan dalam penelitian yang telah dilakukan para ahli di dunia. Salah satu hasilnya adalah teh hijau ternyata mampu menginhibisi aktivitas bakteri salmonella typhi, juga bakteri Escherichiacoli yang sensitif terhadap ampisilin. Untuk itu, minumlah teh jika anda tidak ingin mendapatkan berbagai penyakit yang tidak diinginkan, karena begitu banyak manfaat yang kita peroleh dari minum teh. Silahkan mencoba dan mendapatkan hasilnya.(Natural, vol. 8, 2005, hal 47.)
Post a Comment