Badan Amalan Islam (BAI) FK Unissula

Be a Good Moslem Be a Professional Doctor
Halaman Depan | Kontak Kami | Pengurus | Program Kegiatan
"Dan apabila aku sakit, maka Dialah Yang menyembuhkan aku" (QS. AsySyuara : 80) .:|:. "Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan dalam apa yang diharamkan-Nya atasmu" (HR. Imam Bukhari) .:|:. "Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obat, dan Dia menjadikan bagi setiap penyakit ada obatnya, maka berobatlah kamu, dan jangan kamu gunakan barang yang haram" (HR. Abu Dawud)
Dari Redaksi
Selamat Datang di Homepage BAI Fakultas Kedokteran Unissula. Selamat Menjelajahi Situs ini (Redaksi)

Kami mohon maaf jika saat Anda mendownload suatu file, bertebaran banyak iklan di layar Anda. Sekali lagi mohon maaf karena minimnya fasilitas dari kami. Terima Kasih (Redaksi)
Kategori
  • Nafais Tsamarah
  • Microbiology
  • Opini
  • Berita
  • Riset
  • Peradaban
  • Pemikiran
  • Muslimah
  • Siyasah
  • Aksi Mahasiswa
  • Thibbun Nabawi
  • Ensiklopedi
  • Uncategorized
  • Weblink
  • Menu BAI
  • News Release
  • Majelis Syura
  • Mentoring
  • KSS
  • Info Kegiatan
  • Info Finansial
  • Info FULDFK
  • Kegiatan Eksternal
  • Buletin Al-Haqq
  • Mading Al-Bayyan
  • Majalah Al-Firdaus
  • I-Med edisi Unissula
  • Download
  • Ebook Aqidah
  • Ebook Taffsir
  • Ebook Hadits
  • Ebook Muslimah
  • Sistem Politik
  • Kedokteran
  • Dokumen BAI
  • Kuliah Islam
    Materi kuliah Islam Disiplin Ilmu Kedokteran FK Unissula

  • Belajar & Berfikir
  • Komunikasi
  • Masalah Kesehatan
  • Hematopoetin
  • Imun & Kulit Kelamin
  • Hormon & Metabolisme
  • Muskuloskeletal
  • Cardiovascular
  • Pernapasan
  • Pencernaan
  • Enterohepatik
  • Penyakit Tropis
  • Saraf
  • Metodologi Penelitian
  • Urogenitalia
  • Reproduksi
  • TumBang & Geriatri
  • Perilaku dan Jiwa
  • KB & Kependudukan
  • Penglihatan
  • THT
  • SKN
  • Kegawat Daruratan
  • Manajemen RS
  • Mutiara Kata
    "Dan apabila aku sakit, maka Dialah Yang menyembuhkan aku" (QS. AsySyuara : 80)

    "Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan dalam apa yang diharamkan-Nya atasmu" (HR. Imam Bukhari)

    "Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obat, dan Dia menjadikan bagi setiap penyakit ada obatnya, maka berobatlah kamu, dan jangan kamu gunakan barang yang haram" (HR. Abu Dawud)

    SEMINAR

    MMLC Nasional 3 - FULDFK 2013 klik di sini
    MMLC & Coronaria
    Media Center informasi acara MMLC FULDFK DEW IV FULDFK 2010 klik di sini

    Silaturahmi Muslimah Jateng & DIY 2010 & Talk Show Muslimah, "Save Your Life From The Threatening of Cancer" klik di sini
    ANTIBIOTIC IV
    Informasi seputar Antibiotic 4 BAI FK Unissula Klik di sini
    SEMINAR MUSLIMAH
    Silaturahmi Muslimah Nasional 2007. Talk Show Muslimah CANTIK ISLAMI, "The Essence of The Real Beauty" klik di sini
    Team Members

    [Login Member]
    October 20, 2009
    Keutamaan Mengerjakan Shalat Sunnah di Rumah
    Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Shalat tathawwu' (sunnah) seseorang (di dalam rumahnya) yang tidak dilihat oleh orang lain sebanding 25 derajat shalatnya di hadapan orang lain.

    9 Keutamaan shalat berjama'ah di masjid dan shalat tathawwu' di rumah ini telah banyak disia-siakan oleh kaum muslimin. Banyak yang meninggalkan shalat jama'ah di masjid. Kemudian kebanyakan yang shalat berjama'ah di masjid, melakukan shalat sunnah rawatib di masjid, di hadapan orang banyak. Tidakkah mereka sayang dengan hilangnya 25 derajat yang dijanjikan Rasulullah? Yaitu jika dia shalat di rumah dengan tanpa ada yang melihatnya? Terlebih lagi hal itu lebih menjaga keikhlasan niatnya.
    (HR. Abu Ya'la dari Shuhaib Ar-Rumi. Dishahihkan oleh Al-Albani di dalam Shahih Al-Jami'ush Shaghir, no. 3821)

    Labels:

    posted by ariefudin @ 9:09 AM   0 comments
    October 19, 2009
    Awas Organisasi Liberal
    Kerasnya kelompok sekular-liberal dan semakin beraninya mereka menyuarakan liberalisasinya di Indonesia seharusnya semakin menyadarkan umat Islam betapa semakin lama mereka bisa semakin kuat jika dibiarkan. Pasalnya, mereka didukung penuh Barat. Bahkan mereka sesungguhnya hanyalah alat Barat. Sebabnya, setelah Perang Dingin berakhir, Barat memiliki pandangan dan kebijakan khusus terhadap Islam. Islam dipandang musuh Barat berikutnya setelah runtuhnya Komunisme.

    Karena itulah, berbagai upaya dilakukan Barat untuk 'menjinakkan' dan melemahkan Islam. Salah satu adalah dengan melakukan liberalisasi Islam besar-besaran di Indonesia dan Dunia Islam lainnya. David E. Kaplan menulis, AS telah menggelontorkan dana puluhan juta dolar dalam rangka kampanye untuk mengubah masyarakat Muslim sekaligus mengubah Islam itu sendiri.

    Menurut Kaplan, Gedung Putih telah menyetujui strategi rahasia, yang untuk pertama kalinya AS memiliki kepentingan nasional untuk mempengaruhi apa yang terjadi di dalam Islam. Sekurangnya di 24 negara Muslim, AS secara diam-diam telah mendanai radio Islam, acara-acara TV, kursus-kursus di sekolah Islam, pusat-pusat kajian, workshop politik, dan program-program lain yang mempromosikan Islam moderat (versi AS). (Terjemahan dari David E. Kaplan, Hearts, Minds, and Dollars, www.usnews.com, 4-25-2005).

    Sejumlah LSM juga dijadikan alat Barat untuk menikam Islam dan kaum Muslim. Salah satu lembaga asing yang sangat aktif dalam menyebarkan paham liberalisme dan pluralisme agama di Indonesia adalah The Asia Foundation (TAF). The Asia Foundation saat ini mendukung sekaligus mendanani lebih dari 30 LSM yang mempromosikan nilai-nilai Islam 'liberal', di antaranya:

    1. Yayasan Desantara,
    2. Fahmina Institute,
    3. International Center for Islam Pluralism (ICIP),
    4. Indonesia Conference on Religion and Peace (ICRP),
    5. Institut Arus Informasi (ISAI),
    6. Jaringan Islam Liberal (JIL),
    7. Paramadina,
    8. Pusat Studi Wanita-UIN,
    9. Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKiS), dan
    10. Wahid Institute. (Husaini, 2007)

    Lebih dari itu, kebijakan untuk mengubah kurikulum dan pemikiran Islam juga pernah diungkapkan oleh Menhan AS, Donald Rumsfeld. "AS perlu menciptakan lembaga donor untuk mengubah kurikulum pendidikan Islam yang radikal menjadi moderat (Republika, 3/12/2005).

    Labels:

    posted by ariefudin @ 9:00 AM   0 comments
    October 18, 2009
    Kongres Mahasiswa Islam Indonesia (KMII)



    Dasar pemikiran dalam pelaksanakan kegiatan ini adalah

    Mahasiswa dan dinamisasinya dari waktu ke waktu telah memberikan kontribusi sesuai zamannya. Tantangan zaman yang berbeda membentuk dinamisasi mahasiswa yang berbeda pula. Saat ini Indonesia sedang mengamali krisis multidimensi yang menggoyahkan sendi kehidupan masyarakat. Secara umum dunia juga sedang mengalami krisis finansial global yang tak satu pun negara mampu membendungnya termasuk Indonesia. Krisis ini lambat atau cepat akan mempengaruhi sektor riil dan akhirnya berimbas pada krisis sosial dan politik.

    Dalam kondisi masyarakat yang sedang terpuruk seperti saat ini maka peran mahasiswa sebagai entitas intelektual sangat penting. Peranan intelektual mahasiswa diwujudkan dalam bentuk kontribusi konsepsi dan design intelektual yang mampu memberikan solusi terhadap permasalahan masyarakat. Hal inilah yang akan membangun optimisme dan gerak aktif masyarakat menuju Indonesia yang lebih baik.

    Tujuan diadakannya kegiatan Kongres Mahasiswa Islam Indonesia adalah:
    a. Menetapkan konsepsi intelektual mahasiswa menuju Indonesia lebih baik.
    b. Membangun dan meneguhkan visi intelektualitas mahasiswa.
    c. Membangun dan meneghkan jejaring intelektualitas mahasiswa.

    Video Kongres Mahasiswa Islam Indonesia Klik di sini

    Audio Live Streaming KMII Klik di sini (Muslimah Media Center)

    Surat Rekomendasi Menegpora Untuk BAI FK Unissula
    Klik di sini untuk melihat Surat Rekomendasi Menegpora Untuk BAI FK Unissula

    Labels:

    posted by admin BAI @ 12:53 PM   0 comments
    October 10, 2009
    Larangan Mencaci Maki Waktu
    Dari Abu Hurairah ra, dia berkata : Rasullah SAW bersabda : “Allah berfirman: 'Anak Adam menyakiti-Ku, karena Ia mencela Ad-Dahr (waktu), padahal Aku adalah Ad-Dahr. Di tangan-Kulah segala urusan. Akulah yang membolak-balikan malam dan siang'.” (HR. Muslim).

    Ada beberapa hadits yang lafalnya semakna, di antaranya:
    “Janganlah salah seorang di antara kalian berkata,' Wahai dahr yang sial,' karena sesunguhnya Allah adalah Ad-Dahr.”
    “Anak Adam telah menyakiti-Ku, dia berkata, 'Wahai waktu yang sial!, Maka janganlah kalian berkata, 'Wahai waktu yang sial' karena Aku adalah Ad-Dahr (masa). Aku membolak-balikan malam dan siang, maka apabila Aku menghendaki pasti Kucabut kedua-duanya.”

    Imam An-Nawawi menjelaskan makna hadits di atas:
    “ Para ulama berkat bahwa hadits ini adalah kiasan (bukan hakiki), karena dulu orang Arab suka mencela waktu ketika malapetaka dan musibah menimpa mereka, baik berupa kematian, pikun, kehilangan harta, dan yang lainya, lalu mereka berkata, 'Wahai waktu yang sial!', atau kalimat lain yang mengandung celaan terhadap waktu. Oleh sebab itu, Nabi SAW bersabda :
    “Janganlah kalian mencela waktu, karena sesungguhnya Allah adalah waktu.” Artinya, “Janganlah kalian mencela pembuat kejadian, karena apabila kalian mencela kejadian, berarti kalian juga mencela Allah SWT, karena Dialah pembuat kejadian itu.”

    “Adapun Ad-Dahr itu sendiri maknanya adalah masa. Ia tidak punya perbuatan, bahkan ia adalah salah satu makhluk di antara makhluk-makhluk Allah SWT. Dan makna 'sesunggunya Allah adalah Ad-Dahr (masa)' artinya pembuat dan pencipta peristiwa dan kejadian.” (Syarah Shahih Muslim).

    Al-Hafizh Ibnu Katsir juga menukil penjelasan yang dari Imam Asy-Syafi'I dan Abu Ubaid ketika menafsirkan ayat :

    “Mereka berkata, 'Hal itu tidak lain kecuali hanya kehidupan kita di dunia, kita mati hidup dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita kecuali Ad-Dahr (masa).” (Al-Jatsiyah:5).

    Harus di ketahui pula bahwa Ad-Dahr bukanlah salah satu di antara nama-nama Allah. Adapun penisbatan Ad-Dahr kepada Allah hanyalah penisbatan penciptaan dan pengaturan. Artinya, Dialah yang menciptakan dan yang mengatur Ad-Dahr (masa), Karena adanya beberapa lafal dalam hadits lain yang semakna, seperti firman Allah :
    “Di tangan-Ku lah segala urusan. Aku bolak-balikkan malam dan siang.”

    Maka, berdasarkan hadits ini, tidak mungkin bila yang membolak-balikkan dan yang dibolak-balikkan adalah sama. Namun yang membolak-balikkan adalah Allah, sedangkan yang di bolak-balikkan adalah waktu yang diatur oleh Allah, baik kejadian ataupun saatnya, sesuai dengan kehendak-Nya.

    Ketika ditanya tentang hukum mencela waktu, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin menjawab: “Mencela waktu terbagi menjadi tiga bagian :

    Pertama, di maksudkan hanya sekedar mengabarkan tanpa bermaksud mencela. Yang seperti ini boleh, seperti berkata, Kita sangat kepayahan dengan amat panasnya hari ini atau amat dingin. Atau dengan kalimat yang senada dengan itu karena setiap amal itu tergantung niat dan kalimat itu benar; hanya pengabaran.

    Kedua, mencela waktu dengan anggapan bahwa waktu adalah pembuat kejadian. Seperti mencela waktu dengan anggapan bahwa waktulah yang membolak-balikkan urusan menjadi baik atau buruk. Ini adalah Syirik besar karena dia meyakini ada pencipta lain selain Allah, karena dia menisbatkan kejadian selain Allah.

    Ketiga, mencela waktu dengan meyakini bahwa pembuatnya adalah Allah, namun dia mencela waktu karena hal-hal yang dibenci. Ini adalah haram karena menghapus kesabaran yang di wajibkan. Tetapi pelakunya tidak termasuk kafir, sebab dia tidak mencela Allah secara langsung. Seandainya ia mencela-Nya secara langsung, otomatis ia menjadi kafir.”

    (Dikutip dari tulisan Dr. A’idh Al-Qarni, MA.)
    posted by admin BAI @ 12:28 PM   0 comments
    Larangan Mencaci Maki Angin
    Diriwayatkan dari ubay bin ka'ab RA, bahwa Rasullullah SAW bersabda, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kebaikan angin ini,kebaikan apa yang terkandung didalamnya,dan kebaikan apa yang diperintahkan kepadanya:dan kami berlindung kepada-MU dari keburukan angin ini ,keburukan apa yang terkandung didalamnyadan keburukan apa yang diperintahkannya''' (Hadits ini shahih menurut at-Tirmidzi).

    Kandungan hadits ini:
    1. Melarang mencaci-maki angin,
    2. Doa yang diajarkan Rasullullah SAW apabila melihat sesuatu yang tidak menyenangkan (ketika angin sedang bertiup)
    3. Diperintahkan oleh Rasullulah bahwa angin mendapat perintah dari Allah. (oleh karena itu, mencaci maki angin berarti mencaci-maki Allah yang menciptakannya dan memerintahkannya).
    4. Angin kadangkala diperintahkan dengan sesuatu berupa kebaikan dan kadang kala berupa keburukan.

    Karena bertiupnya angin disebabkan karena perintah Allah ta'ala dan ia merupakan ciptaan-Nya.Dialah yang menciptakan dan memerintahkan,maka mencacinya sama mencaci Allah SWT, Penggerak dan penciptaya sebagaimana telah diterangkan dalam larangan mencaci masa (waktu). Itu tidak akan dilakukan kecuali oleh orang-orang yang bodoh tentang Allah, Tentang agamanya, dan tentang apa yang disyariatkan kepada hambaNya. Maka Nabi SAW melarang Ahli Imam dari apa yang dikatakan orang-orang yang bodoh dan orang-orang yang kering dari pengetahuan, dan beliau mengarahkan mereka kepada sesuatu yang harus dikatakan ketika angin sedang bertiup.dengan sabda beliau, ''Apabila kamu melihat sesuatu yang tidak menyenangkan maka berdoalah,Ya Allah sesungguhnya kami memohon kepada-Mu dari kebaikan angin ini,kebaikan apa yang terkandung didalamnya dan kebaikan apa yang diperitahkan kepadanya'''' Maksudnya jika kamu melihat sesuatu yang tidak kamu sukai dari angin bila sedang bertiup, maka kembalilah kamu kepada tuhanmu dan meng-Esakan-Nya, dan bacalah, “Ya Allah sesungguhnya kami memohon kepada-mu dari kebaikan angin ini,kebaikan apa yang terkandung didalamnya dan kebaikan apa yang diperintahkan kepadanya dan kami berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini,keburukan apa yang terkandung didalamnya dan keburukan apa yang diperintahkan kepadanya.''

    Dengan demikian, doa ini merupakan ibadah kepada Allah dan merupakan bentuk dari ketaatan kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya,juga permohonan penolakan dari keburukan yang dating kepadanya dan harapan kepada karunia dan nikmat-Nya.Inilah kondisi ahli tauhid dan iman,lain halnya dengan keadaan orang-orang fasik dan pendosa yang tidak dianugrahi kenikmatan tauhid yang merupakan hakikat iman.

    (Dikutip dari Kitab Fathul Majid. Edisi Indonesia Hlm 901-902)
    posted by admin BAI @ 9:43 AM   0 comments
    Ahlussunnah Mengimani Bahwa Orang Mati Tidak Dapat Mendengar
    Di antara sebab-sebab kesyirikan dalam bentuk meminta-minta kepada kuburan-kuburan adalah mereka menganggap bahwa ruh-ruh orang yang telah mati masih ada di sekitar kuburan, dan masih dapat mendengar dan berhubungan dengan siapapun yang meminta pertolongannya. Anggapan ini adalah anggapan yang batil dan telah dibantah oleh para ulama dari semua madzhab yang ada. Termasuk mahdzab Syafi'i dan mahdzab Hanafi. Hal itu dikarenakan telah jelas dan shahih dalil-dalil yang menyatakan bahwa orang-orang yang telah mati itu putus hubungan dengan yang masih hidup .

    1. Dalil Tentang Telah Terputusnya Hubungan Antara Orang yang Telah Mati dengan Orang yang Masih Hidup
    “Jika telah mati seorang manusia, maka terputuslah amalannya, kecuali dari tiga hal : Shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat baginya, anak shalih yang mendoakannya” (HR. Muslim)


    2. Dalil Mengenai Tempat / Alam Bagi Orang yang Telah Mati adalah Alam Lain, Terpisah Dari Alam Dunia.
    Allah SWT berfirman : “(Demikianlah Keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka , dia berkata : “Ya Rabb-ku kembalikanlah aku (Ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan“.Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding (alam barzakh) sampai hari mereka dibangkitkan“ (al-Mu'minun : 99-100)


    3. Dalil-dalil Tentang Orang yang Telah Mati Tidak Dapat Mendengar
    Allah SWT berfirman : “…. Dan orang-orang yang kalian seru (sembah) selain Allah tidak mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kalian menyeru tidak akan dapat mendengar seruan kalian. Dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaan kalian. Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikan kalian dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepada kalian sebagaimana yang di berikan oleh Yang Maha Mengetahui” (QS. Fathir: 13-14)


    Ayat ini menjelaskan tentang perbuatan kaum musyrikin yang meminta-minta kepada para wali dan para nabi seperti kaum Nashrani yang meminta kepada Isa dan kaum Musyrikin Arab yang meminta kepada kuburan orang shalih Latta.



    Dan Allah SWT menyatakan bahwa mereka (orang shalih yang sudah mati) tidak mendengar doa mereka.Ini merupakan dalil bahwa orang shalih atau bahkan nabi sekalipun yang telah wafat tidak dapat mendengar, kecuali pada saat-saat tertentu yang telah dikabarkan dalam beberapa hadits yang shahih.Kalimat Allah”Walau samiuu “ yakni “Dan kalau mereka mendengar ….”,menunjukkan bahwa pada saat-saat tertentu mereka mendengar, seperti ketika diberi salam, ketika dibangkitkan untuk ditanya oleh dua malaikat dan lain-lain.



    Maka Allah mengatakan bila mereka dapat mendengar, mereka tidak akan mengabulkan permintaan kalian. Karena mereka telah mati dan terputus seluruh amalannya, tidak dapat beramal apa pun, dan tidak dapat membantu dengan bantuan apa pun.Jadi, atas dasar apakah mereka meratap dan meminta pada kuburan-kuburan orang shalih? Adapun adanya dalil-dalil yang seakan-akan mengesankan bahwa orang-orang yang mati masih dapat mendengar , dijelaskan oleh para ulama hal itu bukan merupakan hukum asalnya, tapi hanya bersifat kasuistik (pada kasus tertentu) dan temporer, seperti yang disebutkan dalam hadist yang diriwayatkan dari Ibnu Umar Nabi SAW berhenti diatas sumur di Badr, Beliau berkata : Bukankah telah kalian dapatkan bahwa apa-apa yang telah dijanjikan oleh Rabb kalian adalah benar?” Kemudian Rasulullah SWT berkata : “Sesungguhnya mereka sekarang ini mendengarkan apa yang aku ucapkan”. Maka ketika di sebutkan (hal ini) kepada Aisyah ra, Beliau ra berkata : “Sesungguhnya mereka sekarang mengetahui bahwa sesungguhnya apa yang telah aku ucapkan pada mereka adalah haq “. Kemudian beliau membaca ayat : (Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati mendengar) hingga akhir ayat”. (HR. Bukhari, Nasa'I, dan Ahmad).Dalam riwayat lain para sahabat bertanya kepada nabi, seperti perkataan Umar Ibnul Khatab :“Ya Rasulullah apakah engkau berbicara kepada mayat-mayat yang tidak memiliki ruh? “ (HR Bukhari). Dari kedua hadist diatas kita mendapatkan dua kesimpulan :



    1. Ucapan Rasulullah dalam hadist pertama dengan kalimat “Alaana” (Sekarang ini), dapat dipahami bahwa sesungguhnya mereka tidak dapat mendengar pada selain waktu itu.Faedah yang penting ini telah dikabarkan oleh Al-Allamah al-Alusy dalam kitabnya Ruhul Ma'aani (6/455) : “Di dalamnya terdapat peringatan yang kuat bahwa sesungguhnya hukum asal dari orang yang telah mati adalah mereka tidak dapat mendengar. Hanya saja orang-orang yang di lempar dalam sumur pada saat itu dapat mendengarkan panggilan Nabi karena diperdengarkannya (ucapan Nabi) oleh Allah kepada mereka , sebagai kejadian luar biasa dan merupakan mu'jizat bagi nabi (lihat Al-Ayaatul Bayyinat Fie 'Adami Sima'il am-waat, Mahmud Alusy ). Disebutkan dalam Tafsir Al-Qurthubi (13/232): “… Maka Kisah badr ini merupakan kejadian luar biasa (mukjizat) yang Allah berikan kepada Rasulullah Karena Allah telah mengembalikan kepada mereka pendengarannya, yang dapat mendengarkan perkataan Nabi. Dan kalupun Rasulullah tidak mengabarkan akan pendengaran mereka, maka panggilan Nabi Kepada mereka merupakan cercaan kepada orang-orang kafir dan merupakan obat penenang bagi dada dada orang beriman “. (Lihat Al-Ayaatul Bayyinat Fie 'Adami Sima'il Amwaat, Mahmud Aalusy).



    2. Sesungguhnya nabi telah menyetujui ucapan Umar dan lainnya dari para sahabat atas apa-apa yang telah menjadi keyakinan bagi mereka bahwa orang yang telah mati tidak akan dapat mendengar .Lebih jelas yang telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad (3/286) dengan sanad yang shahih atas syarat Muslim, dari hadist Anas bin Malik“...Maka Umar mendengar suara Rasulullah seraya bertanya; “Wahai Rasulullah apakah mereka dapat mendengarkan (ucapan) engkau setelah tiga hari? Apakah mereka dapat mendengar? Bukankah Allah azza wa jalla telah berfirman : “(Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati mendengar)” . (HR.Ahmad) Dari hadist telah jelas bagi Umar dan para shahabat Rasulullah bahwa ayat yang tersebut di atas adalah inti dari pembahasan ini yakni orang-orang yang telah mati tidak akan dapat mendengar ucapan orang yang masih hidup.
    Pendapat Ulama dari Mahdzab Hanafi Karena kebanyakan keyakinan ini bersumber dari india, Pakistan dan Banglades yang kebanyakan mereka mengaku madzab Hanafi, perlu kiranya kita sebutkan pendapat Ulama mereka. Dalam kitab Al-Fatawa al Bazaziyah yang merupakan salah satu kitab madzab Hanfi---di sebutkan:' Ulama kami berkata barangsiapa yang menyatakan ruh-ruh para syaikh yang telah mati dapat hadir dan mengetahui, maka dia telah kafir “. (Fathul Majid, Alu syaikh, Cet. Darul Kutubil Ilmiyah, hal 179)


    Kemudian mereka memperbolehkan memberikan kurban-kurban, sesembelihan-sesembelihan (untuk sesajen -pent) serta memperbolehkan nadzar-nadzar untuk kuburan dan ruh wali tersebut dan menganggap akan mendapat pahala. Ucapan ini adalah ucapan yang melampaui batas dan sangat berlebihan, bahkan merupakan kebinasaan yang abadi dan akan mendapatkan adzab yang pedih untuk selama-lamanya, karena di dalamnya terdapat syirik besar yang sebenar-benarnya dan menentang kitab yang mulia dan maha benar yaitu al-Quran. Ucapan ini juga menyelisihi aqidah para imam dan ulama dan apa yang telah disepakati umat secara ijma'. (Fathul Majid, Alu Syaikh, Cet. Darul Kutubil Ilmiyah, hal.179 )Wallahu a'lam


    (Dikutip dari tulisan Ust. Muhammad Umar as Sewed. Yayasan Dhiyaus Sunnah. Cirebon)
    posted by admin BAI @ 9:34 AM   0 comments
    October 01, 2009
    Bulletin Al-Haqq

    EDISI APRIL 2009
    - Say “Allah Ada di Langit”

    EDISI MEI 2009
    - MAAF !!!
    - Tauhid Asma wa Sifat

    EDISI JUNI 2009
    - Wajibnya Shalat Berjamaah Meskipun Buta
    - Latta, uzza dan Manath di Era Modern
    - 23 DARI 30 Tanda-tanda Kemunafikan

    EDISI JULI 2009

    - Allah Ada di Atas Langit, Namun Dekat Dengan Makhluk-Nya
    - Keutamaan Bulan Sya'ban

    EDISI OKTOBER 2009
    - Ahlussunnah Mengimani Bahwa Orang Mati Tidak Dapat Mendengar
    - Larangan Mencaci Maki Angin
    - Larangan Mencaci Maki Waktu

    EDISI MARET 2010
    - Istri Menggantikan Peran Suami

    Edisi Sebelumnya...
    - Manusia Sekarang Modern?
    - Sudahkah Ucapan dan Perbuatan Kita Sejalan?
    - Masih Perlukah Demokrasi ?
    - BERGERAKLAH...! Karena Diam Bisa Mematika

    Labels:

    posted by admin BAI @ 12:52 PM   0 comments
    Al-Quran
    "Dengan menyebut nama Allah yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang"

    "Dan sesungguhnya inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan jangan kamu ikuti jalan-jalan (lainnya), sebab jalan-jalan itu akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Allah berwasiat kepada kamu semoga kamu bertaqwa"
    (QS. al-An'am : 153)

    "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu..."
    (al-Qashash : 77)

    Artikel Lainnya
    Arsip Artikel
  • Arsip Sesuai Relevansi
  • Archive
    Kalender Kegiatan
    BASIC TRAINING
    Informasi seputar ANTIBODY XVIII (Annual Training for Better Organization and Islamic Health Community) klik di sini
    Tinggalkan Pesan
    Facebook

    LINK PARTNER
  • FULDFK
  • STATS